Enam bulan sudah berlalu. Sejauh ini, hubungan Jungkook dan Eunha baik-baik saja. Eunha juga sudah kembali ke Seoul dengan bujukan Jungkook. Bangchin beserta orang tua Jungkook awalnya sangat terkejut dengan kembalinya Eunha. Ditambah lagi dengan kondisi Jungkook yang waktu itu duduk di kursi roda. Namun, setelah mereka mendengar penjelasan dari Jungkook dan Eunha, senyum puas langsung tercetak jelas di bibir. Mereka puas sekaligus lega karena Jungkook berhasil menemukan Eunha dan membawanya pulang ke Seoul.
Penderitaan Jungkook sudah berakhir.
Begitulah isi pikiran mereka. Soal Jungsan, anak laki-laki itu sudah memperbaiki hubungan antara ayah dan anak dengan Jungkook tepat sehari setelah keluarnya Jungkook dari rumah sakit. Saat itu, Jungkook kelewat bahagia. Bahagia karena anak dan istrinya tidak lagi membencinya dan mau memaafkan semua kesalahannya. Saking bahagianya ia waktu itu, Jungkook sampai melompat-lompat kegirangan seperti bocah lima tahun yang mendapatkan mainan baru. Ia bahkan melupakan fakta bahwa tulang rusuknya patah. Berakhir dengan dirinya yang merintih sakit akan kebodohan yang dilakukannya.
Jeon Jungkook bodoh!
Ia merutuki dirinya sendiri. Selama enam bulan ini juga, kondisi Jungkook sudah membaik. Ia bahkan sudah bisa pergi bekerja satu bulan terakhir ini.
"Mwohae?" suara dengan nada manja itu memasuki pendengaran Jungkook. Jangan lupakan dengan dua tangan mungil yang melingkari pinggangnya.
Jungkook tersenyum tipis di tempatnya. "Sedang membuatkan wanitaku susu."
"Kenapa kau rajin sekali membuatkanku susu, sih? Aku kan bisa membuatnya sendiri." Eunha mengerucutkan bibirnya, imut.
"Aku harus memastikan kalau kau benar-benar meminumnya," jawab Jungkook yang kemudian membalikkan tubuhnya menghadap Eunha. Dilihatnya Eunha dari atas sampai bawah.
Kemeja Jungkook yang membungkus tubuh mungil Eunha benar-benar menambah kadar keimutannya.
"Kau suka sekali memakai bajuku. Lain kali pakai bajumu sendiri," protes Jungkook.
Eunha berdecak kesal, "Ini salahmu, tahu! Kau membuang asal bajuku semalam. Hanya bajumu yang terjangkau oleh mataku."
Jungkook terkekeh kecil. "Kau tidak merasa sakit, kan?"
"Ani, permainanmu sangat lembut." sahut Eunha menjawab pertanyaan ambigu Jungkook.
"Jja, minumlah." Jungkook menyodorkan segelas susu hangat yang tadi dibuatnya pada Eunha.
Tanpa banyak basa-basi, Eunha langsung meraih gelas itu dan meminum isinya. Itu semua tak luput dari mata Jungkook yang terus memerhatikannya.
Setelah dirasa habis, Eunha meletakkan gelas yang telah kosong itu ke meja pantry, lalu kembali menatap Jungkook. "Sudah, kan? Kau sudah melihatku meminumnya.
Jungkook tak menjawab. Ia fokus ke bibir Eunha yang memutih di pinggirannya karena segelas susu tadi. Perlahan, Jungkook mendekatkan wajahnya ke arah Eunha.
Chu
Sapuan lembut Jungkook di bibirnya menghilangkan fokus Eunha. Ia membulatkan matanya. Terkejut atas tindakan Jungkook yang tiba-tiba. Tak berselang lama, Eunha membalas ciuman Jungkook. Ia dengan refleks mengalungkan tangannya ke leher Jungkook. Merasakan Jungkook yang menyapu bersih bibir bawah dan atasnya. Ciuman yang sangat manis dan lembut. Tidak penuh nafsu dan menuntut seperti yang mereka lakukan semalam.
"Kalian sedang apa?" pertanyaan polos yang terlontar dari bibir kecil itu sukses menghentikan aktivitas mereka.
Jungkook dan Eunha kelabakan di tempat setelah tertangkap basah tengah bercumbu mesra oleh putri mereka sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You {✔}
FanfictionKehidupan pernikahan Jungkook dan Eunha awalnya baik-baik saja sampai seseorang di masa lalu Jungkook kembali dan menghancurkan segalanya.