Sinb Pov
Hari ini gue lagi menunggu bus di halte. Seperti biasanya, gue dengan berpakain khas barista cafe yang dibaluti jaket biru milik gue, duduk di bangku halte dengan sepasang headset yang menyumpal telinga gue.
BARISTA CAFE? Yap itu pekerjaan gue. Kurang lebih 3 bulan gue sudah bekerja sebagai barista.
Entah kenapa gue merasa kalau ada yang merhatiin gue. Gue menatap sekeliling. Dan mata gue menatap salah satu makhluk yang berdiri di sebrang jalan. Postur tubuhnya agak familiar buat gue. Tapi siapa?
Orang itu melambaikan tangannya ke gue. Eh? Ini beneran ke gue?. Mau bales lambaiannya tapi kalau bukan buat gue yang ada tengsin dong guenya.
Gue pura-pura gak lihat, gue pake headset.
Gue mengambil ponselnya yang ada di saku jaket saat lagunya berganti menjadi 'Mantan Terindah'. Gue mengganti lagu lain yaitu 'Dari Mata'.
Males yah gue denger lagu mantan terindah. Mantan terindah apanya. Mana ada Mantan terindah. Kalau terindah ngapain jadi mantan. Oke gue mulai curcol.
Eh gimana orang tadi ya? Pas gue mengalihkan pandangan dari ponsel gue. Disana udah gak ada dia. Nah berarti gue gak kenal.
Gue menjerit pelan saat tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu gue.
"Hai... Eh sorry kaget ya?"
Suaranya kayak gue kenal. Gue pun membalikkan badan. Dan benar orang itu...Hanse. Cogan yang waktu itu pernah ketemu.
"Ah iya gak apa apa."
Gue tersenyum agar dia gak merasa bersalah. Keliatan dari mukanya. Melihat gue yang tersenyum, Hanse membalas senyuman gue. Gila manis banget senyumannya.
"Lagi nunggu bus ya?"
Gue tau itu cuma basa basi aja. Gak apa apalah cogan mah bebas.
"Iya nih. Kalo lo kenapa ada disini?"
"Lo kerja di Cafe seberang jalan sana kan?"
Eh malah balik nanya nih cogan. Gue cuma menangguk mengiyakan.
"Nah Cafe tempat lo kerja itu punya sepupu gue," jelasnya.
"Ohh jadi lo sepupunya bos gue? Berarti lo tadi ketemu sama Mr.Bos?"
"Iya emangnya kenapa? Eh tadi lo manggilnya apa? Mr.Bos, Kenapa manggilnya Mr.Bos?"
"Karena gue gak tau nama bos gue."
Setelah itu dia ketawa ngakak banget. Gue heran apanya yang lucu. Memang gue gak tau nama bos gue, karena gue belum pernah ketemu sama dia.
"Lo udah berapa lama kerja disana?" Hanse udah berhenti ketawa dan nanya lagi.
"3 bulan, emang kenapa?"
"Ck, pantesan. 3 bulan terakhir ini dia gak ada di sini."
Gue hanya ber-oh ria. Bus yang gue tunggu udah sampai. Gue kira si Hanse bakal pergi ternyata dia ngekor di belakang gue. Otomatis dia juga naik bus.
Gue gak permasalahin. Seperti biasa gue pilih duduk di bagian kursi yang sepi dan di pojok jendela.
Gue mulai menikmati alunan lagu yang mengalun di telinga gue. Tiba tiba gue merasa ada yang mencabut salah satu earphone gue.
Gue menoleh dan mendapati Hanse yang duduk di sebelah gue sambil nyengir memperlihatkan giginya. Menurut gue dia lucu. Kesan cool nya seketika hilang.
Gue menatapnya dengan berarti bertanya kenapa ada disini. Dia hanya mengedipkan matanya sebelah. Dia kelilipan?
Ternyata salah satu earphone yang dia cabut di sangkutin di telinganya. Dan jadilah kita seperti sepasang kekasih yang lagi bermesraan.
Come on, ini gue dugen dugen loh.
Gue menetralkan nafas gue yang mulai memburu. Tenang mbih... jangan kecebur lagi. Oke.
Gue memutuskan memindahkan satu earphone yang ditelinga kiri gue ke telinga kanan. Gue mencoba rileks dengan menikmati lagu bergenre rock yang gue dengar.
"Njirr gue kira lagunya melow, ternyata rock. Lagu kotak beraksi lagi. Duh kuping gue."
Doi ngedumel.
🚍🚍🚍
Gue kebangun saat Hanse nepuk nepuk bahu gue. Untung aja dia bangunin. Parah gue mimpi buruk.
Gue mimpi lagi berduaan sama Hanse.
Terus tiba-tiba entah datang dari mana sosok Mantan muncul dihadapan gue dengan seenakanya ngajak balikan. Duh. Buruk banget.
"Rumah lo dimana? Kita udah di halte terakhir."
"Emang disini kok. Eh tapi lo rumahnya dimana?"
Dia menggaruk tengkuknya. Kayak orang bersalah.
"Sebenernya rumah gue udah kelewat."
"Lah terus? Kenapa gak turun duluan tadi?"
"Gak enak rasanya ninggalin lo sendirian..."
"Yaelah gue udah biasa."
"Lagian juga gue pengen tau daerah rumah lo."
"Buat?"
"Kalo minta restu tau alamatnya gak kesasar."
Hanse mengerlingkan matanya membuat pipi gue merah kayak pantat bayi.
Anjir nih cowok, ganteng ganteng tukang modus😶
.
.
.
.
.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN 《Sinb-Jhope》✔
FanfictionFOLLOW SEBELUM BACA! Mantan? Makhluk yang awalnya bikin gue terbang ke langit tujuh belas akhirnya mah ditenggelamin didasar laut yang paling dalam? Hah! . . . . . Apa jadinya kalo kita bertemu mantan? Mantan Terindah lagi. Gamov? Udah pasti. Sama k...