7.Kembali

41 12 12
                                    

"REVA!!"

Fero berteriak ketika ia melihat sebuah bayangan hitam mendekati Reva yang tertidur. Dengan gercep dia menghampiri Reva yang terbangun karena terkejut.

Namun,bayangan hitam itu pergi karena telah Fero cyduki.

"A-ada apa,pak?" Reva memasang ekspresi terkejut sekaligus masih mengantuk.

Fero tidak menjawab,ia masih membelalakan matanya. Dicarinya sesuatu diseluruh sudut ruangan. Tingkahnya membuat Reva kebingungan.

"Pak.." Reva sedikit meninggikan suaranya.

Fero menoleh,namun tidak bersuara.

"Ada apa ,pak? Kenapa kayak kuatir gitu?"

"A-ah itu,tidak. Tadi ada kecoa terbang ke badan kamu. Saya pikir kamu bakal ketakutan gitu."

"Tapi kecoanya udah terbang lagi,kamu gak perlu khawatir."

Reva mengerutkan dahinya. Kecoa? Doang? Ia bahkan tidak takut pada kecoa.

Dirumah Reva saja,jika ia melihat seekor kecoa. Maka Reva akan langsung menginjaknya hingga seluruh isi yang ada dalam tubuh kecoa itu keluar. Savage,bukan?. Walaupun kecoa itu tidak mengganggu Reva sama sekali. Itulah yang Reva pikirkan.

"Kamu gak takut?"

"Hehe, gak lah pak. Bahkan Saya bandar pembunuh kecoa ,loh."

Ini diluar dugaan Fero. Ternyata ia salah menilai bahwa Reva takut pada kecoa.Dan alasan kecoa nya membuat Reva biasa saja.

Fero sengaja tidak mengatakan yang sebenarnya pada Reva bahwa sebuah bayangan mendekati Reva tadi.

Karena Fero tidak ingin membuat Reva takut.

***

Kedua insan itu melewati sebuah taman. Reva menengok kearah langit dan melihat begitu banyak benda hingga makhluk hidup terbang disana. Fero yang mengatakan Reva berhalusinasi, membuat Reva tidak mengubris apa yang telah ia lihat sepanjang perjalanan.

"Pak,kita mau balik ke tenda,kan?"

Fero mengangguk pelan sambil tersenyum.

"Kok malah jalan jalan ke taman sih,pak? Bapak boong ya?" Reva curiga dan menyipitkan matanya sambil menatap Fero.

"Heh,kamu yang sopan sama saya! Saya guru kamu,mengerti?"

Deg

Serem amat mukanya. Nyesel ngomong gue.Reva.

"Ma-maaf," Reva tertunduk

Ternyata mereka tengah menuju sebuah goa dibalik taman indah yang mereka lalui. Reva semakin bingung dengan tempat ini.

Dimana dia? Kenapa dia bisa ada disini? Kenapa ia melihat banyak sekali benda terbang dilangit sana? Apa.. Pak Fero bukan manusia?. Itulah sebagian pertanyaan di benak Reva.

Ia kerap terlihat tidak penasaran sama sekali dengan apa yang ia alami. Karena setiap kali Reva bertanya,Pak Fero tidk menjawab dan malah menunjukan wajahnya yang terlihat marah dan risih dengan semua pertanyaannya itu.

"Kita mau ngapain ke sini,Pak?"

"Pulang,"

"Kok ke goa?"

"Gak usah banyak bacot,ikuti apa yang saya katakan,"

Wuahh..ni orang mood nya cepet banget berubah. Kemaren aja baik,sekarang galak. Huftt untung guru,ganteng lagi. Kalo bukan,udah gue seret ke lobang buaya.

My Adventure in Magical World (Sedang Di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang