8.Mimpi atau Nyata?

66 9 3
                                    

Semua orang telah bangun dan mempersiapkan sarapan pagi di pagi buta. Terkecuali dengan Reva,guru guru sengaja menyuruh para murid agar tidak membangunkan Reva,karena berfikir kondisi Reva belum pulih sempurna. Sampai akhirnya sang rembulan digantikan oleh sang surya.

Cahaya mentari telah menembus tenda gadis itu. Bisikan demi bisikan yang semakin mengeras membuat gadis itu terbangun dari tidurnya yang lelap.

Reva keluar dari tenda,dan saat langkah pertamanya, semua orang menyadari kehadiran Reva,sehingga ia menjadi pusat perhatian.

"Kenapa?" Tanya Reva dengan suara khas baru bangun tidur.

"Kamu udah baikan,nak?"

"I-iya,saya emang sehat kok,bu."

"Yasudah,makanan sudah siap,ayo kita makan bersama," ketus pak Fero dingin.

Ina dan Adit dengan segera menghampiri Reva.

"Kenapa gak ada yang bangunin gue?" Tanya Reva sambil berbisik.

"Gak dibolehin bu Winda,"

"Gimana keadaan lu? Baikan? ". Adit memasang raut wajah khawatir.

Ina yang memperhatikan Adit merasa iri pada Reva,ingin sekali rasanya Ina menjadi Reva walau dalam sehari saja.

Reva yang disayangi banyak orang,dan menyayangi banyak orang. Sulit rasanya membenci Reva hanya karena seorang pria. Karena Ina sudah menganggap Reva sebagai adiknya sendiri. Dan Ina sangat menyayangi Reva.

"Dari kemaren malem napa sih pertanyaan itu yang dilontarin, emang gue kenapa? Coba ceritain gue kenapa sampai kalian nanya gue dah baikan apa belom?"Reva melipat kedua tangannya didepan dada seakan siap untuk mendengar penjelasan dari kedua sahabatnya ini.

Ina dan Adit mempertemukan mata mereka. "Udah..lah kita makan dulu," said Adit si ganteng kalem.

Reva mendegus kesal. Kenapa setiap ia bertanya kenapa? Ia tidak mendapat jawabannya.

Akhirnya sarapan pagi dimulai, tiba-tiba mata Reva bertemu dengan sepasang mata familiar. Tatapan kosong. Itulah yang Reva rasakan.

Deg

'Kok gue jadi takut ketemu pak Fero,sih.'

"Va!"

"E-eh iya,Dit?"

"Cepet makan!"

"Iya iya,"

***

Ketiga insan itu tengah berjalan menyusuri hutan yang lebat. Dicarinya banyak kayu oleh mereka untuk dijadikan sebagai api unggun untuk nanti malam.

Tiba-tiba seorang pria muncul dihadapan mata Reva."Eh,Pak." sapa Reva menunjukan senyumnya.Pria itu menganggukan kepalanya lalu pergi.

"Re,kayaknya udah kebanyakan kayu nya nih. Kita balik ke tenda aja," ajak Alwi.

Reva mengangguk dan kembali ke tenda bersama Alwi. Sepanjang jalan Reva memikirkan apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya malam tadi. Ia harus meminta penjelasan pada Ina dan Adit. Harus!.

***

Sesampai nya ditenda, Reva menyimpan kayu kayu yang ia pangku sepanjang perjalanan. Alwi mengalihkan kayu yang ditangan Reva ke tangannya untuk disusun menjadi api unggun untuk malam nanti.

Reva stress. Mimpi itu.. Apakah itu nyata? . Kenapa Reva tak mengingat apapun?. Apa yang sebenarnya terjadi semalam.

Yang ia ingat hanyalah manusia yang terbang, dan Fero yang mendorongnya pada sebuah danau hingga ia yerbangun dalam mimpinya. Hanya itu yang diingatnya.

My Adventure in Magical World (Sedang Di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang