Matahari telah menyapa semua orang di kota. Sinar matahari menyelimuti kota sembari menandakan jika mereka harus melakukan rutinitas mereka hari ini. Kicauan burung saling bersahutan. Seharusnya terdengar indah, namun suara kendaraan lebih mendominasi dibandingkan kicauan burung-burung itu.
TIN.
TIN.
TIN.
Padahal waktu baru saja menunjukan pukul 7 pagi, tapi bising-bising kemacetan telah menghiasi kota. Membuat telinga siapapun sakit karena mendengar raungan klakson dari setiap mobil. Kemacetan yang merugikan para pekerja yang harus mendatangi tempat kerjanya tepat waktu.
"Maaf Sasuke- sama sepertinya kemacetan ini akan menghabiskan waktu lebih dari 30 menit."
Tanpa berfikir panjang yang menjadi lawan bicara langsung berkata. "Ck, aku akan berjalan kaki saja."
Orang yang dipanggil Sasuke itu pun langsung keluar dari mobilnya dengan setelan jas hitam dan membawa tas laptop di tangan kanannya. Meninggalkan mobil hitamnya bersama sang supir.
Untungnya jarak antara daerah macet itu dengan perusahaannya tidak terlalu jauh. Ia tidak mempedulikan lagi tatapan memuja yang diberikan padanya setiap berpapasan dengan orang-orang.
'Wah dia tampan sekali~'
'Bukankah dia CEO dari Uchiha Corp. yang terkenal itu?! Kyaa tampan sekali.'
'Aku ingin punya kekasih seperti dia.'
Begitulah sebagian besar bisikan- bisikan dari orang-orang yang berpapasan dengannya. Ia sudah terbiasa dengan itu semua, namun tidak pernah ia pedulikan. Seorang CEO yang memiliki hati sekeras batu dan sedingin es adalah jati dirinya. Tidak akan ada siapapun yang bisa merubahnya.
"hahahaha, itu tidak mungkin."
Langkah kakinya sedikit melambat, kepalanya menoleh ke asal suara. Entah mengapa suara itu begitu menarik untuk dilihat siapa pemiliknya. Ia pun tak tau kenapa hal itu bisa terjadi. Sekarang pandangannya terpaku pada pemuda berambut pirang yang terlihat lebih mencolok dibandingkan teman-teman nya.
Pemuda dengan senyum lebar itu terlihat cukup manis di mata nya. Suaranya pun terdengar merdu saat memasuki gendang telinga nya. Tanpa sadar ia terpesona pada sosok itu.
Buk.
Bahunya tak sengaja menyenggol seorang gadis yang sedang bercengkrama dengan temannya dan itu membuat semua lamunannya tadi hilang seketika.
"Ouch, kalau jalan itu li-"
Gadis itu menarik kembali jari telunjuk yang sempat teracung untuk Sasuke, wajahnya memerah dengan mulut menganga. Ia sungguh tidak menyangka kalau yang baru saja menyenggolnya adalah sang pangeran impiannya.
"Hn." tanpa ada niatan untuk meminta maaf, Sasuke langsung meninggalkan gadis itu yang masih terpatung dengan wajah shocknya. Temannya kini sibuk menyadarkan gadis itu dari keterpakuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Just the BABYSITTER
FanfictionSasuke adalah seorang pria duda beranak satu yang sangat membenci anaknya sendiri karena kejadian masa lalu, ditambah dari awal ia tidak menyukai anak kecil. . Tapi seseorang masuk dalam kehidupannya dan merubah semuanya. Bahkan orang itu mampu mend...