-- 07 --

15.1K 1.5K 207
                                    

Sebuah mobil terhenti di depan sebuah mansion besar yang terletak di daerah Kyoto. Gerbang besar berwarna coklat di depannya mulai terbuka setelah beberapa menit kedatangan mobil itu. Setelah terbuka cukup lebar, mobil tersebut langsung masuk.

Pekerja yang berlalu lalang langsung menghentikan kegiatannya dan membungkuk sopan setelah kedatangan mobil itu. Mereka baris sejajar untuk menyambut seseorang yang baru saja tiba.

Pria dengan pakaian formal keluar dari mobil setelah salah satu pelayan membukakan pintu untuknya. 

"Tuan, kita kedatangan tamu." ujar pelayan itu.

"siapa? Jangan-jangan Kushina. "

Tak lama ia berjalan cepat menemui tamunya.  Wajahnya tampak mengisyaratkan kekhawatiran yang cukup besar.

Benar saja, di sana ia melihat wanita berambut merah yang sangat ia kenal sedang duduk di ruang tamunya. Wanita itu belum menyadari kehadirannya karena sibuk memperhatikan interior indah dari rumah ini. 

"ekhem." ia berdehem untuk menyadarkan wanita yang bernama Kushina.

Sadar akan kode yang diberikan oleh sang pemilik rumah. Kushina menoleh cepat. Wanita itu tersenyum kecil menyambut kedatangannya.

"mau apa kau kemari?" ketusnya.

"aku hanya ingin bicara padamu perihal putriku." lirih Kushina.

Sang pemilik rumah langsung duduk tepat dihadapan Kushina. Matanua menyeringit tajam saat menatap Kushina.

"putrimu? Memangnya kau nasih menganggapnya sebagai putrimu? Kemana saja kau selama ini? Selama bertahun-tahun kau tidak pernah menanyakan kabarnya." ujarnya sadis.

"maafkan aku. Aku kehilangan nomor mu karena kecelakaan yang terjadi pada suamiku."

"lalu kenapa kau baru mencarinya?" pertanyaan itu langsung menusuk tepat pada hati Kushina. Ia bingung harus menjawab apa.

"tak perlu dijawab, aku sudah tau jawabanmu. Sekarang pergi dari rumahku!"

"tidak. Aku ingin tau dimana putriku. Aku akan membawanya pulang bersamaku."

"aku tidak akan memberi taukan mu dimana cucuku berada."

Kushina langsung terduduk dilantai tepat dihadapan pria paruh baya itu. Kedua telapak tangannya mengatup dengan mata yang telah berkaca-kaca menahan tangis. 

"Otousan, aku sangat merindukan putriku. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersama anak-anakku. Kumohon berikan aku kesempatan untuk mengurus anak-anakku dengan jerih payahku sendiri." ujarnya.

Pria yang dipanggil otousan oleh Kushina pun tampak sedikit kasihan melihat Kushina. "kau ingin tau dimana putrimu?"

"tentu saja. Dimana dia sekarang?"

"dia sudah berada di alam yang berbeda dengan kita."

Kushina menyeringit bingung. "apa maksudmu Otousan?"

"dia sudah meninggal. Ia meninggal saat melahirkan anak pertamanya."

Air mata yang sedari tadi ia bendung pun jatuh tanpa perintah. Hatinya berdenyut sakit mendengarnya. Jiwanya seperti ditarik begitu saja. 

I'm Just the BABYSITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang