--10--

14.6K 1.2K 73
                                    

>>Long Version<<

Musim dingin telah tiba. Badai salju dapat mengguyur kapan saja tanpa mengenal waktu. Entah itu siang ataupun malam, ketika ramai maupun sepi.

Sekarang ini jalanan kota masih cukup ramai. Meskipun tak seramai biasanya. Mengandalkan pakaian tebal yang melekat pada tubuh, mereka berjalan dan juga berkendara dengan hati-hati agar tak tergelincir.

Sama halnya dengan bocah bermahkota kan surai pirang yang tengah berjalan menuju taman ini. Dengan bermodalkan keberanian dan pakaian yang tak terlalu tebal, ia berjalan menelusuri taman. Kedua matanya bergulir kesana kemari dengan kepala menunduk seakan sedang mencari sesuatu.

"Hiks... Nalu celoboh cekali.... Hiks..." Gumamnya dengan air mata yang kembali jatuh membasahi wajahnya.

Entah kelelahan atau apa, ia langsung duduk di bawah sebuah pohon besar dan menyembunyikan wajahnya dibalik lipatan tangan. Menangis tersedu-sedu dari balik lipatan tangannya itu.

Sangking sibuknya menangis, ia sampai tak menyadari kalau seseorang telah duduk di hadapannya.

"Kenapa menangis?" Tanyanya.

Mendengar itu membuat si pirang langsung mendongakkan kepalanya. Seorang pria dengan surai navy sedang duduk dihadapannya. Wajah datarnya tampak cukup menyeramkan. Nyali yang lebih kecil pun menciut seketika.

"Na-nalu tak cengaja menghilangkan balang pembelian Kaa-chan... Hiks...." Ucap si pirang sesenggukan.

"Jangan menangis! Ayo cari sama-sama..." Ujar yang lebih besar sembari mengulurkan tangannya pada si pirang.

Yang lebih kecil langsung tersenyum di sela-sela tangisannya. "Ayo... Terima kasih Nii-chan..."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Vote dan Comment kalian sangat berharga buat Fent, supaya Fent lebih semangat lagi untuk melanjutkan story ini.

...Chapter 10...

.

Warning!!!

Alur mundur maju, Yaoi/Homo, Rate T-M, slow update, typo bertebaran dan masih banyak lagi..

.

•••••Happy reading everyone•••••

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Woah... Indah sekali~" dengan ekspresi kagum Naruto tak henti-hentinya memuji pemandangan yang sedang ia lihat saat ini. Matanya tak pernah berpaling dari pemandangan itu. Benturan ombak dengan batu karang ditambah indahnya daun kelapa yang bergoyang akibat tiupan angin yang cukup kencang.

Di sampingnya, terdapat Ryuuki dengan keadaan tak jauh berbeda darinya. Kedua mata mungilnya berbinar kagum dengan senyuman lebar yang menghiasi wajahnya. Bedanya, ia tidak terlalu banyak berhata-kata seperti Naruto.

I'm Just the BABYSITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang