-- 03 --

15.5K 1.7K 84
                                    

[Naruto POV]

Seperti malam sebelumnya, malam ini aku kembali sendirian. Kaa-chan masih belum kembali dari kampung. Biasanya kami pulang kampung hanya 2-3 hari, ini sudah hari ke 9 Kaa-chan pergi. Terlalu lama bagiku. Bahkan tidak ada kabar apapun darinya. Itu membuatku sangat khawatir. Aku takut terjadi sesuatu pada Kaa-chan.

Aku terus mencoba untuk tidak terlalu banyak berfikiran buruk tentang Kaa-chan, takutnya apa yang ku pikirkan malah terjadi. Jadi aku membuang pikiran itu jauh-jauh dan mengatakan lada diriku sendiri bahwa Kaa-chan akan baik-baik saja. Kami-sama akan melindungi Kaa-chan dimanapun ia berada. Aku yakin itu.

Aku kembali pada kegiatan ku menyiapkan makan malam untuk diriku sendiri. Hanya semangkuk ramen instan yang dapat ku santap malam ini. Aku terlalu lelah untuk membuat nasi dan lauk. Hanya bisa menyantap apa yang ada dan mudah dimasak untuk mengganjal lapar.

Dengan pencahayaan yang seadanya aku menyantap ramen ini dalam diam. Menikmati angin malam yang berhembus dari ventilasi kecil dekat pintu. Tanpa ada teman bicara yang biasa ku lakukan bersama Kaa-chan.

Aku jadi rindu Kaa-chan.

Drrt,,

Drrt,,

Drr-

Tiba-tiba ponselku bergetar. Saat ku melihat ponselku, tidak ada nama siapapun yang tertera, hanya beberapa digit nomor. Tanpa berfikir panjang aku langsung mendekatkan ponsel itu ke telingaku.

"Moshi-moshi, dengan Uzumaki Naruto disini." sapaku pada si penelfon.

"Selamat malam tuan, apakah benar Uzumaki Kushina adalah kerabat anda?"

"Ya, aku adalah puteranya. Memangnya ada apa?" tanyaku dengan heran.

"Kami dari pihak kepolisan ingin mengabarkan keadaan ibu anda yang mengalami kecelakaan di xxxx, taxi yang ditumpanginya terjatuh ke jurang karena diserempet sebuah mobil yang melaju kencang dari belakang. Luka yang dialaminya cukup parah."

Degh.

Nafasku tercekat. Jantungku seakan berhenti berdetak mendengar kabar itu. Tulang di tubuhku seakan tertarik keluar hingga membuat tubuhku lemas. Mataku mulai terasa panas dan buram.

"D-d-dimana dia sekarang?!" tanyaku dengan perasaan bercampur aduk.

"di Namsan Hospital. Kau bisa menemui beliau disana."

"baiklah. Terima kasih."

Setelah memutus sambungan telfon ku, dengan tergesa-gesa aku langsung berlari keluar rumah lalu mencari taxi.

Tidak peduli dengan pakaianku yang tipis di cuaca sedingin ini. Yang penting adalah aku bisa melihat Kaa-chan. Memastikan bagaimana keadaan Kaa-chan.

"Pak tolong antarkan saya ke Namsan Hospital. Dipercepat ya pak!" Ujarku pada supir taxi yang baru saja ku tumpangi. Supir itu langsung mengangguk lalu melakukan taxi nya dengan kecepatan tinggi.

Hatiku ketar ketir memikirkan keadaaan Kaa-chan. Jatuh ke jurang bukanlah kecelakaan kecil. Aku takut kehilangannya.

Dalam waktu 20 menit, kami sampai didepan rumah sakit berukuran sedang tempat Kaa-chan dibawa. Aku langsung keluar dan membayar taxi sesuai tarif yang diberikan supir tersebut.

Tanpa menunggu kembalian, aku berlari ke dalam. Tidak memperdulikan pasien dan petugas yang menatapku heran.

Wajahku telah dipenuhi air mata. Dengan tubuh lemas aku mendatangi tempat dimana aku bisa menemukan kamar Kaa-chan.

"Tolong, Ibuku bernama Uzumaki Kushina dia dirawat dimana?" tanyaku dengan suara bergetar.

"Wanita yang baru saja mengalami kecelakaan di daerah xxxx?"

I'm Just the BABYSITTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang