Please don't force me
Don't know how to decide
Don't know how to dream now-No More Dream (BTS)
"KAU?!.."
Suara keduanya tak ayal seperti ledakan kembang api yang pecah di langit malam. Insan di dalam ruanganpun nampak terkejut dengan mata terkesiap sempurna.
Sirobok Hyejin dan Jimin memaksa rahang itu jatuh dari rapatan bibir keduannya. Layaknya metal detector bandara, dua pasang bulatan pingpong itu melintasi ujung kepala hingga ujung kaki, memastikan bahwa yang di depan keduanya bukanlah hantu.
Mata Hyejin menyalak, seolah pria yang didepannya ini pernah membakar rambut boneka barbie nya.
Kenapa dia lagi?!
Jimin memicing memastikan apakah yang dilihatnya ini benar atau tidak.
Jangan bilang dia?!
Manik ibu Hyejin secara bergantian memandangi keduanya. Bukankah mereka belum bertemu, tapi kenapa reaksi mereka sungguh aneh.
"Apa kalian sudah saling mengenal?" tanya Nyonya Han yang juga tak bisa menyembunyikan rasa heran dan terkejutnya.
Suara wanita paruh baya itu menyadarkan keduanya untuk kembali pada kenyataan. Mata Hyejin nampak gelagapan mencari jawaban yang tepat.
Dengan serempak sepasang bibir itu berucap,
"T-Tidak Eomma!"
"Iya Bibi!"Hyejin dan Jimin saling bertatapan kembali, mata keduanya melotot mengeluarkan sengatan listrik tak kasat mata, menanyakan maksud dari perbedaan jawaban yang mereka lontarkan masing-masing
Apa gadis ini gila? Jimin hanya mabuk, dia tidak buta. Memorinya belum terserang alzheimer. Masih mampu menyimpan rekaman dengan baik, bahwasannya seseorang yang berdiri gusar didepannya ini adalah gadis kemarin malam.
"Apa maksudmu, bukankah kau yang kemarin ada di Club-" pijakan kaki Hyejin tergerak oleh refleksa terancam.
Jimin mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Ini bukan injakan gadis, tapi hentakan kuda.
Sakit sekali, serasa telapak kakinya menyatu dengan ubin.Wajahnya nampak kesal setengah mati, namun Jimin berusaha menutupi, menyalurkan pada kepalan tangan menahan denyut. Matanya menatap tajam, seakan menanyakan apa yang dilakukan gadis bodoh ini dengan menginjak kakinya.
Manik Nyonya Han melotot ke arah Hyejin. "Kau mengatakan Club?! Hyejin apa ka-"
"A-ani eomma, maksudnya adalah Cleulabook (salah satu toko buku), kami pernah bertemu di sana. I-Iya benar," potong Hyejin cepat dengan senyum kikuk kepada ibunya.
Lanjut menjatuhkan tatap tajam memberikan kode etik kepada Jimin. Menggigit bibir bawahnya berharapa Jimin bersedia untuk bekerja sama.
Mengerti apa yang harus dilakukan, sudut bibir Jimin tertarik. Sedikit tidak tega melihat Hyejin ketar-ketir mencubiti ujung lengan jaketnya. Ah tidak, maksudnya menerima hutang budi itu tidak buruk. Mungkin bisa berguna nanti.
"Aah! iya Bibi, maksud Jimin, Jimin bertemu dengannya di toko buku dengan gadis itu," tutu Jimin tersenyum seraya menunjuk Mina yang masih mematung beberapa langkah membelakangi pintu.
Mina dengan wajah kikuk menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuk.
Sedangkan Taehyung? matanya sibuk melihat ke kanan dan kekiri dengan mulut tidak mengatup sempurna karena bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.Apakah ini semacam drama gagal tayang yang sedang mereka saksikan?
"Aaah, jadi begitu...syukurlah kalau kalian sudah pernah bertemu, semoga kalian bisa akur dengan cepat," Ucapnya tersenyum lega.
![](https://img.wattpad.com/cover/152436852-288-k335082.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Bittersweet Wife ✔️
Fanfiction[TERSEDIA DI GRAMEDIA DENGAN VERSI LEBIH BARU DENGAN BANYAK PART BONUS] Baca cerita ini terlebih dulu sebelum Hyoniverse lain 😊 ❝Pokoknya aku tidak mau menikah denganmu!❝-Han Hyejin ❝Bagaimanapun juga kau sudah menjadi milikku, maka jadilah gadis...