14 | Love Maze

113K 8.1K 1.6K
                                    


Like the moon always rising after the sun
Like nails growing
Like trees shedding their leaves when winter comes
You're the one to turn my recollections into memories
Before I knew you
My heart was only in linear motion

-Trivia:Love (RM BTS)


Terbebas dari jeratan bangku berkolong dan hadangan papan tulis selama beberapa hari memang menyenangkan bagi Hyejin. Dia menikmati ini, tidak harus memikirkan bilangan logaritma dan aljabar yang bisa membuat isi kepalanya terburai. Walaupun sejatinya otaknya mampu mengatasi itu semua.

Lagi pula formula rumus itu tidak dia gunakan ketika meminta uang saku ataupun membeli baju. Benarkan?

Terlebih hari ini begitu cerah, sinar matari juga berusaha mengambil alih kehangatan melalui jendela kaca ditengah rendahnya suhu.

Sayangnya kebahagiaan Hyejin tidak sesempurna yang dia bayangkan. Terjebak di dalam rumah bersama Jimin dalam intensitas waktu yang belum bisa diketahui membuat dia berpikir lebih baik bersekolah dengan bantuan kursi roda.

Secara resmi, hari ini adalah hari pertama dimana Jimin dan Hyejin 'berdamai'. Jika dilihat dari sudut pandang Hyejin, Jimin nampak bersungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan kemarin malam kepadanya. Buktinya perilaku Jimin sedikit banyak mulai berubah.

Sejak dua puluh menit yang lalu keduanya sudah heboh. Bukan keduanya, lebih tepatnya Hyejin. Hanya Hyejin sendiri yang heboh.

Jimin bersikeras untuk menggendong dirinya, hanya karena suaminya ini tidak memperbolehkan Hyejin berjalan sejauh lima meter dari tempat tidur kekamar mandi. Takut-takut kalau cideranya semakin parah. Menyiapkan kursi dan memaksa Hyejin menanggalkan pakaian dalam posisi duduk sebelum masuk kedalam bathup.

Dia ini hanya cidera kaki, bukan sakit yang sampai tak bisa apa-apa, dan dia juga belum berubah menjadi lansia.

Bukannya luluh dan bertekuk lutut dengan perlakuan Jimin, hal itu malah membuat Hyejin semakin uring-uringan tidak jelas. Dimana-mana orang sibuk dan menghalalkan segala cara untuk mencari perhatian, sedangkan Hyejin malah ripuh mengabaikannya.

Kesimpulannya, kata-kata memabukkan Jimin hanya bertahan sampai sebelum dia membuka mata pagi ini.

"Sudah?" tanya Jimin dengan intonasi sedikit cemas.

Pintu kayu dengan desain simpel berwarna coklat tua menjadi penghalang keduanya. Jimin sedikit mencondongkan torso hampir menempelkan telinga hanya untuk memperjelas apa yang Hyejin katakan. Berdiri dengan menyarangkan sebelah tangan kedalam saku celana. Sedangkan Hyejin masih bertarung dengan baju tidur yang tidak kunjung terlepas dari tubuhnya

Hyejin merotasikan kedua maniknya. Sungguh Jimin yang sekarang tak kalah menyebalkan di bandingkan kemarin-kemarin. Bukan, tapi Jimin yang sekarang
sangat
sangat
menyebalkan bagi Hyejin.

"Aku masih melepaskan pakaianku," seru Hyejin bersamaan meloloskan atasan melalui kepalanya, "Dan berhentilah bertanya setiap tiga detik sekali!" protesnya kesal.

Meleset, ini lebih menguras tenaga dari yang dia kira. Ingin sekali tangannya menarik satu hentakan tetapi rasa nyeri ini tak memberikan keberanian padanya.

My Little Bittersweet Wife ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang