“chat nggak ya.. hmm.” Aku memikirkan hal ini dari siang tadi,besok lebaran,kirim ucapan selamat hari raya tidak ya?
aku bingung sekali saat itu.Walau satu toko dan tetanggaan. Aku tak pernah saling sapa bahkan chatting.
Kami hanya bicara saat di toko, itu pun jika ada perlu yang sangat penting, barulah dia bicara.Malam itu aku ingat sekali, tepatnya habis isya’.Aku mulai mengetik beberapa kata untuk dirangkai sebagai ucapan selamat lebaran untuk dikirim ke kak Faisal.
*Andai tangan tak sempat berjabat
Jika raga tak sempat bertemu
Bila ada kata membekas luka
Semoga pintu maaf masih terbuka
Selamat hari raya idul fitri
Minal’aidzin wal faidzin
Mohohn maaf lahir batin*Kata-kata seperti itu, dan kalimat itu aku menjiplak dari internet.
Hahaha, aku tidak pandai membuat untaian kata.Jadi aku cari saja di internet.
Aku salin kalimat itu dari internet kemudian ingin ku kirimkan kepada kak Faisal.
Tapi seketika aku berfikir; jika aku mengirimkan ini kepadanya, apa yang akan dia pikirkan lagi tentangku.Akhirnya aku mengirimkan ucapan selamat itu ke seluruk kontak yang ada di watsapp ku.Pikirku agar dia tidak berpikir yang aneh-aneh, hehe.
Saat itu aku menunggu jawaban darinya.Lama. Ternyata dia membalas pesanku saat hamper jam sepuluh malam. Untungnya aku belum tidur.
“Mohon maaf lahir batin juga.”Jawabnya seperti itu.Lalu aku mengirimkan emotikon tangan memohon, seperti ingin meminta maaf itu. Ku kira tidak akan dibalas tapi ternyata.
“Katanya tadi bikin sate?” Tanya kak Faisal ketika ku kira dia tidak akan membalas pesanku lagi.
Dan darimana dia tahu aku tadi nyate sama temen-temen.
“Iya nih.” Jawabku.
“Mana... kok nggak sampai rumahku?”
“Yahh... kenapa nggak ngajak tadi?”. Ha? Ngajak!, mimpi apa aku semalam. Mengajakmu. Hahaha, aku pikir lima kali nanti. Lagi pula aku juga tidak begitu mengenal dirimu kan.Tapi dia cukup asik, dapat dilihat dari respon ketika aku membalas pesan-pesan yang aku kirimkan.
“Hehehe.Kok jadi ngajak?”
“Iyalah, tadinya ngajak aku... nanti dagingnya bisa nambah, hehe.”
“Hehehe.”
“Kok belum tidur?” dia bertanya padaku.
“Belum ini kak.”
“Nunggu siapa?”
“Nunggu nyamuk, biar tidur dulu mereka, hehe.”
“Yaudah, aku tidur dulu yaa....”
Tadi itu lanjutan percakapan kami di whattsapp, sampai tengah malam.
Dari jam sepuluh kurang lebih sampai tengah malam, kira-kira dua jam. Percakapan pertama kami dimulai dari ucapan selamat hari raya. Kemudian mulai tanya-tanya , dan akhirnya dia ingin tidur.
Cukup singkat untuk sebuah perkenalan menuju gerbang cinta sesungguhnya.
Cukup indah pula awal perbincangan kita diluar urusan kerja.
Dan cukup tragis juga, akhir dari pesan singkat yang dulu dirimu lontarkan kepada hatiku, yang masih juga kamu, walau sudah kau beri sejuta kekecewaan di setiap ruangnya.