15

441 66 3
                                    

Bener dugaan gue dan sahabat-sahabat gue. Jam istirahat Luhan udah nungguin gue di depan kelas gue.

"Ayo ke kantin. Laper gue," kata gue sambil berdiri dari tempat duduk.

"Yakin, Gi? Itu di depan ada Luhan loh," tanya Wendy.

"Terus lo pikir gue takut sama dia?" tanya gue sarkas.

"Bukan gitu, Gi," kata Irene berusaha menjelaskan.

"Yaudah ayo," kata gue sambil narik tangan Irene dan Wendy.

Pas banget gue baru keluar pintu kelas Luhan langsung nyamperin gue dan narik tangan gue.

"Gi gue mohon dengerin dulu penjelasan gue," kata Luhan sambil terus berusaha ngehalangin jalan gue.
"Apaan sih, Lu! Jadi cowok maksa banget! Gue bilang gue gak mau denger apapun ya gak mau!" bales gue sambil berusaha ngelepasin cengkraman Luhan. Dan saat itu juga seseorang melepaskan cengkraman Luhan lalu menjauhkan Luhan dari gue.

"Siapa lo?!" tanya Luhan ke Chanyeol.

Ya, orang yang ngelepasin cengkraman Luhan itu Chanyeol aka Caplang.

"Lo lupa? Gue kan rival lo," jawab Chanyeol.

"Pergi lo! Urusan gue sama Seulgi, bukan sama lo!" balas Luhan sambil mendorong bahu Chanyeol yang gak berefek apapun pada Chanyeol.

Chanyeol tersenyum meremehkan sambil melirik bahunya sebentar.

"Cuma segitu doang tenaga lo?" tanya Chanyeol.

Luhan berdecak lalu berusaha menarik lengan gue lagi tapi ditepis sama Chanyeol.

"Urusan gue sama Seulgi!" bentak Luhan.

"Siapapun yang nyakitin Seulgi, urusannya sama gue juga. Ngerti?" ucap Chanyeol yang bikin gue sempet kaget.

Waow. Gentle juga si Caplang. Guman gue dalem hati.

"Shit!" gumam Luhan dan dia pun pergi meninggalkan gue yang masih dikerumuni banyak orang.

"Ngapain lo lo pada masih disini? Pertunjukkannya udah selesai! Sana pergi hus," usir Sehun ke semua siswa yang setia jadi penonton drama singkat tadi.

"Kenapa lo diem aja?" tanya Chanyeol ke gue yang bikin gue terbangun dari lamunan gue.

"Eh, iya kenapa?" tanya gue lagi.

"Lo laper ya?" tanya Chanyeol.

"Kepo banget sih lo!" jawab gue. Padahal dalem hati gue mengiyakan.

"Yeu, abis ditolongin bukannya bilang makasih kek!" kata Chanyeol mencibir.

"Makasih!" balas gue ogah ogahan.

"Yang ikhlas dong," balas Chanyeol.

"Nyebelin lo ya! Ayo ah cabut, Rene, Wen," ajak gue ke Irene dan Wendy.

Gue pun jalan melewati Chanyeol yang lagi disemangatin sama temen temennya. Dan diem diem pun gue tersenyum.

Caplang, lo sukses bikin gue merasa dilindungi.

"Eh, lo kenapa, Gi?" tanya Irene.

"Lah emang gue kenapa sih?" tanya gue balik.

"Yeh malah nanya balik. Tadi lo kenapa hah senyum senyum gak jelas gitu?" tanya Irene.

"Kepo dih!" jawab gue sambil nahan senyum.

"Lah beneran ini mah si Seulgi baper sama Chanyeol," bisik Wendy ke Irene yang masih terdengar sama gue.

"Heh! Gue denger loh ya!" ucap gue yang bikin mereka berdua cekikikan.

The Annoying Boy •pcy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang