Mayang Sari

376 30 11
                                    

Pada saat itu usia ku masih sangat muda, bahkan bisa di bilang balita, entah benar atau tidak tapi sosok itu sangatlah nyata, ia seorang gadis berbaju kebaya hijau, berparas cantik, di kepalanya di hiasi mahkota, namun berbadan ular, dan ia menyebut namanya mayang sari. Entah benar atau tidak dengan apa yang ku lihat namun beberapa kali mamah menemuiku mengobrol sendiri di sudut tembok rumah.

" cha,,, lagi apa? " tanya mamah pada ku saat itu, aku yang masih sangat kecil menjawab dengan polos sesuai umur ku kala itu.
" lagi main mah " begitu kata ku pada mamah.
" main sama siapa? "
" sama temen icha mah "

Kemudian mamah pergi membiarkan kan ku bermain dengan teman ku itu.
Pada saat itu aku selalu merasa di ajak jalan-jalan ke pantai oleh nya, bermain air dan berlari-lari di pinggiran pantai, bahkan ia senang sekali mengajarkan ku bersolek dengan bunga, sepeti mengalungkan rangkaian bunga ke leher atau menyelipkan sekuncup bunga melati di telinga.
Bagiku saat itu sosok nya adalah sosok yang menyenangkan dia tidak pernah memperlihatkan kesedihan atau kemurungan, dia selalu menyuruh ku mencari bunga-bunga tujuh rupa dan memandikannya, pada saat itu ialah yang selalu membuat ku menjadi gemar berlama-lama di kamar mandi, hingga aku mulai memasuki bangku sekolah dasar dan mamah selalu memarahi ku karna kebiasaan ku yang gemar berlama-lama di kamar mandi.
Aku tidak tau sosok apa dia sebenarnya dan apa maksud serta tujuannya, hingga akhirnya dia pergi sendiri dan tak lagi menampakkan diri nya di hadapan ku lagi.

Mereka Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang