Chapter 11

2K 377 111
                                    

Zyzy :

Maaf ya Zyzy menghilang cukup lama, karena ada beberapa alasan serta kondisi kesehatan yang sedikit menurun. Belum lagi ditambah family trip yang cukup melelahkan.

Tok... tok... tok....

"Mr. Kongpop buka pintu. Saya tahu anda dirumah."

Gawat itu suara anak pemilik kontrakan apartemen ini. Pikir Kongpop dalam hati.

"Kalian sembunyi." Kongpop berbicara pelan sambil menunjuk ke kamar mandi.

"Gak mau. Masa kita disuruh ke kamar mandi. Kan kita sudah mandi." Jawab Arthit. Dengan penuh perjuangan dia menjadi besar, masa harus mandi sekarang, mending makan enak.

"Benar. Mana ada orang ganteng sembunyi dikamar mandi." Seru Bright.

"Aduh... cepat ke kamar mandi." Kata Kongpoo sambil menarik Arthit dan Bright menuju kamar mandi. Namun dasar Bright bandel, malah ia mendorong Kongpop dan Arthit ke kamar mandi lalu menguncinya dari luar. Setelah itu dengan santainya dia membuka pintu.

"Hallo..." jawab Bright membuka pintu dan ternyata dihadapannya ada seorang peri imut. Ini hari keberuntunganku. Pikir Bright.

"Kau... siapa ? Dimana Kongpop ?" Tanya anak pemilik apartemen itu.

"Kau sendiri siapa ?" Tanya Bright balik.

"Ihh... mana Kongpop ?" Tanya anak itu tak sabaran.

"Kau belum menjawab pertanyaanku." Kata Bright tak mau kalah. Bright melihat anak pemilik apartemen itu dari atas ke bawah. Anak pemilik apartemen itu merasa tak enak dipandangi seperti itu.

"Kau pakai cd warna pink." Kata Bright yang membuat orang dihadapannya hampir terjungkal mendengarnya.

"Enak saja. Aku pakai warna hijau." Kata anak pemilik itu tanpa sadar.

"Aahhh hijau. Salam kenal Mr. Hijau." Bright mengulurkan tangannya tak tahu malu. Anak pemilik itu terdiam, tak mau menanggapi kegilaan Bright.

"Mr. Hijau..."

"Mr. Hijau..."

"Mr. Hijau..."

"Mr. Hijau..."

"Namaku Rome. Dan berhenti memanggilku Mr. Hijau." Kata Rome yang akhirnya menyerah menghadapi sikap abnormal dari Bright.

"Ooo.. Rome.. nama yang imut. Seperti orangnya. Kau peri dari mana ?" Tanya Bright yang masih yakin bahwa Rome adalah peri.

"Aku bukan peri." Jawab Rome kesal.

"Aku juga bukan." Kata Bright yang makin lama makin gak wajar.

"Dimana Kongpop ?" Tanya Rome.

"Kenapa mencari Kongpop ? Kan aku ada disini."

"Kongpop belum bayar sewa." Kata Rome makin pusing menghadapi Bright.

"Gratiskan saja."

"Mana bisa begitu ? Nanti aku dimarahi."

"Memang siapa yang memarahimu ?"

"Ibuku."

"Aahh... bisa gawat jika calon mertuaku marah. Ya sudah. Kongpop ada dikamar mandi." ( Zyzy : Bright.... 😑😑 ).

"Benar ?" Tanya Rome ragu.

"Benar.." kata Bright sambil menaik turunkan alisnya genit. Rome menjadi takut melihat orang didepannya mengoda dirinya. Entah dia berkata jujur atau tidak tapi jika dia masuk, bisa-bisa dia menjadi santapan empuk.

"Pokoknya Kongpop harus membayar sewa." Kata Rome lari menjauhi Bright.

"Kenapa dia lari ?" Tanya Bright bingung pada diri sendiri lalu pergi mengejar Rome dan melupakan ada dua orang yang dia kunci dikamar mandi.

***

KISAH DIKAMAR MANDI.

"Oi..hmph...." Kongpop membekap Arthit agar tak bersuara setelah mendengar Bright membuka pintu. Tak akan kuberikan makanan untuknya. Pikir Kongpop kesal.

Arthit malah meronta-ronta minta dibebaskan. Ia ingin memaki Bright yang menguncinya dikamar mandi, padahal ia ingin jalan-jalan. Toh badannya juga sudah besar, setara dengan Kongpop.

"Diam dulu Arthit..." bisik Kongpop ditelinga Arthit agar Arthit berhenti meronta. "Jika tak diam, maka tak ada makanan selama seminggu." Ancam Kongpop. Tak lama Arthitpun terdiam, menuruti perintah Kongpop.

Kongpop menempelkan kupingnya untuk mendengar pembicaraan Bright dengan Rome. Arthit juga melakukan hal yang sama.

Arthit berdiri didepan Kongpop dan menempelkan kupingnya seperti yang Kongpop lakukan. Tapi naas bagi Kongpop, dihadapannya ada bokong Arthit yang gemuk. Kongpop sudah tak tahu apa yang dibicarakan oleh Bright dan Rome, mata dan pikirannya terfokus pada bokong Arthit. Kongpop menelan ludahnya menahan keinginannya menyentuh Arthit.

"Arthit...." panggil Kongpop.

"Sttt...." kata Arthit yang masih fokus dengan kegiatan mengupingnya.

"Arthit...." panggil Kongpop sekali lagi namun masih dicuekin oleh Arthit.

"Panggilan putri kepada pangeran Arthit..." senjata rahasia Kongpop jika Arthit tak mau menjawab panggilannya.

"Ada apa ?" Kata Arthit kesal.

"Aku ingin jadi putri." Kata Kongpop dengan maksud tersembunyi.

"Sekarang ?" Tanya Arthit bingung, padahal dulu ia pernah mencobanya namun tak berhasil.

"Iya. Sekarang Arthit sudah besar." Bujuk Kongpop.

"Baiklah.." sudah tugas pangeran membahagiakan sang putri. Arthit maju dan mengecup singkat bibir Kongpop.

"Kurang lama..." kata Kongpop yang mengatakan dia masih seorang pria bukan putri.

Arthit hanya menempelkan bibirnya dengan lama membuat Kongpop menjadi geram akan tingkahnya.

"Sini, Kong ajari...." kata Kongpop yang langsung meraih tengkuk leher Arthit dan menciumnya.

"Tak mau. Aku ini pangeran bukan putri... jadi aku yang harus hmphmm... hmphmm...." ucapan Arthit terputus ketika bibirnya menjadi santapan bagi bibir Kongpop. Arthit meronta sambil memukuli dada Kongpop.

"Ini perintah sang putri." Kata Kongpop yang akhirnya Arthit pasrah dan mengikuti semua arahan Kongpop.

Sudah tugas pangeran menuruti sang putri - Arthit.

4. MY LITTLE SUN (BAHASA - COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang