Chapter 3

2.7K 427 54
                                    

"Arthit.... keluarr.... jangan sembunyi...." Kongpop mencari-cari Arthit kemana-mana. Arthit itu kecil, susah dicari. Bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami.

"Ayolah.... aku sudah membelikan baju untukmu...." Rayu Kongpop.

Sudah seminggu Arthit tinggal dengannya, dan ada beberapa fakta yang Kongpop ketahui tentang Arthit :

1. Arthit suka sekali makanan manis.
2. Tinggi Arthit bertambah setiap harinya, sekarang saja Arthit tingginya sudah mencapai 7 cm.
3. Arthit akan terluka jika ia memakan makanan pahit atau meminum yang pahit.

Pernah satu kali Arthit mencoba ice coffee Kongpop, tak lama dari Arthit minum badannya panas dan tubuhnya berubah warna dari putih hingga menjadi gelap.

FLASHBACK ON

"Arthit kenapa ? Badanmu panas dan tubuhmu menjadi coklat." Kongpop panik melihat perubahan Arthit, Kongpop tak tahu apa yang harus ia lakukan, Arthit bukan anak kecil yang ia bisa bawa ke dokter.

"MAE...HIK... MAE..." Arthit menangis, mungkin badannya kesakitan. Tapi Arthitkan punya kekuatan penyembuh, apa ia tak bisa menggunakan kekuatannya untuk diri sendiri.

"MAE.....HIK... KE MAE...." Sepertinya Arthit minta dibawa ke Maenya, sang bunga matahari. Kongpop membawa Arthit dan meletakannya di tengah bunga matahari. Tak ada salahnya kan dicoba, mungkin ini diluar logika tapi keberadaan Arthit sendiri tak bisa dijelaskan secara logika.

Bunga matahari bersinar mengelilingi tubuh Arthit, hanya dalam 5 detik Arthit kembali seperti semula dan mengadukanku sebagai orang jahat yang telah menyiksa dirinya. Padahal dirinya sendiri yang mau minum.

FLASHBACK OFF

"Arthit... kau harus pakai baju... nanti para pembaca berimajinasi yang tidak - tidak tentangmu..." Maaf ya para pembaca 😆😆😆.

"BAJU. JELEK.." Teriak Arthit entah darimana sumbernya.

Jika kalian penasaran apa yang dibelikan Kongpop, ini Kongpop akan kasih fotonya.

Dan Kongpop juga sudah membelikan tempat tidur untuk Arthit yang ia letakan di samping tempat tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan Kongpop juga sudah membelikan tempat tidur untuk Arthit yang ia letakan di samping tempat tidurnya.

Dan Kongpop juga sudah membelikan tempat tidur untuk Arthit yang ia letakan di samping tempat tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bajunya bagus kok." Bujuk Kongpop. Arthit maunya baju seperti pangeran di dongeng-dongeng tapi jarang sekali yang jual baju pangeran, lebih banyak baju putri. Apalagi untuk ukuran mini.

Tak ada jawaban dari Arthit.

"Oke, kalau kau tak mau keluar. Tak ada biskuit choco untukmu selama seminggu." Ancam Kongpop dan ternyata berhasil.

Arthit keluar dari tempat persembunyiannya, di dalam kotak pensil Kongpop.

"TAPI BAJUNYA JELEK. ITU BUKAN PANGERAN." Arthit masih berwajah manyun.

"Pakai dulu, nanti aku akan belikan yang baju pangeran jika kau sudah tambah besar." Kongpop berharap Arthit cepat besar, jadi tak perlu mencari keseluruh rumah jika ia menyembunyikan diri.

"CHOCO ?" Tanya Arthit.

"10 biskuit choco."

"OKE. 10." Arthit akhirnya mau memakai baju tersebut.

"AWAS SEMUT ITU DATANG LAGI." Arthit masih punya dendam tentang choco chipnya diambil sama semut.

"Kau perlu senjata melawannya." Kata Kongpop. Badan Arthit kecil, kalau ia ketemu binatang yang lebih besar darinya bisa berbahaya.

"SENJATA ?"

"Iya, senjata untuk melawan makhluk jelek itu."

"ARTHIT BISA JADI PUTIH." Hahahaha.... sepertinya kekuatanmu yang ini tak terlalu berguna. Tawa Kongpop dalam hati.

"Jadi putih saja belum bisa mengalahkannya."

"JADI BAGAIMANA ?"

"Ini..." Kongpop menbuat senjata mirip tombak dari tusuk sate yang disesuainya dengan tingginya Arthit.

"APA INI?"

"Tombak."

"CARANYA ?"

"Kalau makhluk jelek itu mendekat, Arthit tusuk badannya."

"OKE."

"Jangan lupa latihan kungfu." Kata Kongpop sambil tertawa karena Arthit mirip pendekar kungfu dengan tombak ditangannya.

***

Pulang kerja Kongpop disambut oleh pertunjukan kungfu Arthit. Kali ini dia melawan cicak. Entah darimana ia belajar menggunakan tombak itu. Arthit vs cicak, kira-kira siapa yang menang ya ?

"CIATT..." Arthit memasang kuda-kuda untuk menusuk sang cicak tapi hanya terkena buntutnya. Cicak itu melepaskan buntutnya lalu kabur dari Arthit.

"JANGAN PERNAH BALIK LAGI ATAU KU TUSUK."

"HAHAHAHA...." Arthit memasang pose kemenangannya. Dan ia tersenyum begitu melihat Kongpop.

"MENANG. MENANG." Kata Arthit membanggakan kemenangannya.

"Kau hebat." Kongpop mengacungkan jempolnya kepada Arthit.

"AKU HEBAT." Arthit tersenyum senang mendapat pujian dari Kongpop.

Aku tak keberatan jika seperti ini selamanya, seperti ini juga menyenangkan. - Kongpop.

***

Malamnya Kongpop terlelap tidur dan bermimpi ada sepasang tangan menyentuh wajahnya. Biasanya Kongpop mimpi buruk atas kematian orang tuanya karena kecelakaan waktu ia masih kecil sampai ia tak sadar menitikan airmata ketika tidur.

Selama ini Kongpop dirawat dipanti asuhan. Tak ada saudara yang mau merawat Kongpop. Kongpop juga tak tahu siapa kakek dan neneknya, karena orang tua Kongpop tak pernah cerita tentang hal itu.

"JANGAN SEDIH"

Kongpop mendengar suara yang ia kenal, suara yang membuatnya tenang dalam kesedihan, suara yang memberikan kehangatan. Dan suara itu berasal......

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dari Arthit.

4. MY LITTLE SUN (BAHASA - COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang