Special Chapter

2.2K 348 23
                                    

"Jadi jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi ?" Tuntut Aim kepada Kongpop yang masih mengawasi Arthit sedang antri membeli choco matcha cake. Walau Kongpop mendengar pertanyaan Aim tapi Kongpop tak ingin melepaskan pandangannya sedikit pun karena sedikit saja terlepas, nanti Arthit hilang tak tahu kemana.

"Kong!!" Kata Aim kesal karena tak dijawab oleh Kongpop.

"Nanti Aim." Kongpop memberikan isyarat agar Aim menunggu hingga Arthit selesai.

"Kau berhutang banyak penjelasan kepadaku."

"Ok. Aku akan menjelaskan tapi nanti."

"Kenapa bukan kau yang antri membeli ? Biar aku bisa menjaga Arthit."

"Arthit ingin menjadi dewasa, menurutnya jika ia sudah bisa membeli kue sendiri maka ia menganggap dirinya sudah dewasa."

Pola pikir apa itu ?

Tak lama kemudian.

"Kongggg....." Teriak Arthit menghampiri Kongpop dan Aim dengan senang, sebuah bungkusan di tangannya di pegang erat agar tak hilang. Sudah bersusah payah, harus menikmati hasilnya kan.

"Arthit ingin hamburger, sosis, pink milk, pizza, ayam goreng...." kata-kata Arthit sukses membuat Aim melonggo.

"Stop! Stop! Kita pulang." Kata Aim yang tak ingin menarik perhatian, jika Arthit sudah bertingkah susah untuk tak menarik perhatian.

"Kong...... makanan Arthit...." ucap Arthit yang cemberut manja sambil memeluk Kongpop. Aim mengelengkan kepalanya melihat tingkah bocah Arthit. Badannya boleh membesar tapi jiwanya masih jiwa anak-anak.

"Kharp... Arthit bisa membelinya kok." Kongpop terlalu memanjakan Arthit pikir Aim.

"Kita pulang...." kata Aim menegaskan sekali lagi. " Dan semua makanan kita pesan online..." lanjut Aim sebelum Arthit sempat berbicara untuk menolaknya.

"Janji ya...." kata Arthit. "Kalau bohong, akan Arthit adukan pada raja kodok." Ancamnya dan Kongpop menahan tawanya melihat muka shock Aim.

***

Di rumah Aim.

"Jadi sekarang kau sudah bisa ceritakan apa yang terjadi?" Tanya Aim kedua kalinya hari ini.

"Arthit makan pelan-pelan..." kata Kongpop yang melihat Arthit makan seperti orang belun makan 2 minggu.

"Tak ada yang ambil makananmu. Makan yang pelan. Atau makanannya aku kasih kucing." Ancam Aim yang mustahil untuk orang dewasa tapi berhasil untuk Arthit. Kongpop tertawa kecil melihat interaksi antara Arthit dan Aim.

"Seminggu setelah mimpi itu, aku mendengar suara kembali. Suara itu memberi petunjuk dan menyuruhku untuk pergi ke desa mini ilio. Jadi aku langsung pergi ke sana setelah bertemu denganmu." Kongpop memulai ceritanya sedangkan Arthit sibuk menyantap makanannya satu persatu.

"Setelah sampai di desa, aku disambut oleh nenek yang dulu memberi aku tanaman matahari itu dan merubahku menjadi kecil sementara untuk menemui kepala suku." Lanjut Kongpop.

FLASHBACK ON

"Jadi apa maksudmu datang kemari Kong ?" Tanya kepala suku. Kongpop terkejut, bagaimana kepala suku bisa mengetahui namanya sebelum ia memperkenalkan diri.

"Jangan heran kenapa aku mengetahui namamu." Kata kepala suku yang seolah membaca dengan tepat raut wajah bingung Kongpop. " Setiap hari Arthit memohon kepadaku untuk pergi menemuimu. Katanya rindu. Dia bisa datang memohon 10x dalam sehari hingga membuat kepalaku benar-benar pusing." Jelas kepala suku. Kongpop tersenyum mengetahui bahwa Arthit juga rindu padanya.

"Aku juga rindu Arthit." Kata Kongpop mantap.

"Lalu apa yang kau inginkan ?" Tanya kepala suku.

"Aku ingin hidup bersama Arthit selamanya."

"Permintaan yang berat. Apa kau tahu bahwa kami ini berbeda denganmu ?"

"Aku tahu. Tapi aku ingin mencoba sekecil apapun kemungkinannya untuk aku hidup bersama dengan Arthit."

"Apa kau mencintai anakku ?" Tanya seorang wanita cantik yang seperti mahasiswi tahun pertama bukan sebagai seorang ibu. Kongpop hanya menatap dengan bingung.

"Dia ibu Arthit dan aku neneknya." Jelas nenek yang duduk disebelah wanita cantik tadi.

"Maaf jika aku lancang, tapi aku mencintai Arthit. Arthit adalah hidupku. Seperti nenek bilang dia adalah penerang jalan hidupku. Aku bersedia membuang semuanya agar bisa bersmaa Arthit." Kongpop tak main-main dengan semua perkataanya saat ini.

"Ikutlah denganku." Kata kepala suku menuju ke luar. Kami berjalan menuju lapangan terbuka dimana aku mengenali beberapa wajah. Arthit, Bright, Prem, Knot dan Toota.

"Kau harus berdiri disini selama 20 hari tanpa makan dan minum. Berdoalah agar dewa matahari menerimamu menjadi anaknya." Jelas kepala suku yang menunjuk gambar lingkaran di tanah. Hanya di lingkaran itu yang langsung terkena sinar matahari tanpa ada pepohonan atau daun yang menghalangi.

"Baiklah."

"Jika kau gagal, maka kami akan menghapus ingatanmu dan mengembalikanmu ke dunia manusia."

Hari demi hari Kongpop menjalani cobaan itu, Arthit dan teman-temannya setiap hari datang melihat Kongpop yang dijemur. Arthit ingin sekali berlari membebaskan Kongpop tapi teman-temannya menghalangi.

3 hari perama Kongpop masih bisa menahannya. 10 hari kemudian Kongpop kesadaran Kongpop mulai menipis, badannya terasa panas terbakar, kulitnya mengelupas. Bahkan Arthit berteriak-teriak agar ada yang menolong Kongpop namun tak digubris oleh para penduduk. Hari ke 15 Kongpop makin kurus, ia sendiri tak tahu bagaimana ia dapat menjalani ini hari demi hari.

Sampai hari ke 19, Kongpop sudah tak berdaya. Arthit menangis meminta tolong agar kepala suku dapat menyelamatkan Kongpop.

"Aku menyetujuinya." Seru ibu Arthit yang memecah tangisan histeris Arthit. " aku menerima Kongpop sebagai menantuku."

"Aku juga menyetujuinya. Aku menerimanya sebagai teman kami." Ucap Bright.

Satu persatu penduduk menyatakan setuju setelah melihat perjuangan Kongpop. Kepala suku terlihat puas dengan reaksi penduduknya.

"Kumpulkan mini ilio healing dan sembuhkan dia." Perintah kepala suku.
Nyanyian dan sinar healing mengema dan menyilaukan mata, sinar itu mengelilingi Kongpop.

FLASHBACK OFF

"Dan aku sudah berada dirumah Arthit ketika sadar. Jadi sejak itu aku berubah dari seorang manusia menjadi seorang mini ilio." Kata Kongpoo yang mengakhiri ceritanya.

"Lalu bagaimana kalian menjadi besar ?" Tanya Aim.

"Ini kekuatan nenek. Nenek hanya mengabulkan keinginan Arthit yang ingin makan kue."

"Kalian sudah menikah ?"

"Sudah..." jawab Arthit disela-sela acara makannya.

"Memangnya kau mengerti arti kata menikah ?" Sindir Aim.

"Ishhh... Aim merendahkan Arthit. Arthit tahu apa itu menikah. Tinggal bersama, makan bersama, mandi bersama sampai tidurpun bersama tapi kadang Kong suka jahil, tangan Kong suka ke bawah..." perkataan Arthit yang terpotong akibat tangan Kongpop menutup mulutnya.

"Jangan terlalu detail.." kata Kongpop memperingatkan Arthit.

"Kenapa ? Aim kan teman Kong. Jadi boleh bercerita. Kata Bright sebagai teman tak boleh ada rahasia."

"Kau cerita pada Bright ?" Tanya Kongpop kaget dengan pengakuan Arthit. Arthit mengangguk.

"Jadi boleh donk cerita padaku Arthit."

"AAAIMMMM!!!"

4. MY LITTLE SUN (BAHASA - COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang