Chapter 14

2.1K 367 106
                                    

Kongpop membawa segelas air putih hangat untuk menenangkan Rome yang habis pingsan melihat Arthit dan Prem asik makan kue mereka.

"Ini diminum dulu.." kata Kongpop sambil mengusap pelan punggung Rome. Rome meminumnya dengan tergesa-gesa.

"Pelan-pelan N'Rome." Kata Kongpop. Kongpop mengerti betapa terkejutnya Rome melihat duo makhluk mini itu. Siapapun akan terkejut melihat mereka. Mungkin hanya dirinya dan Wad yang santai menanggapi kemunculan mereka.

"Sudah..." tanya Kongpop setelah Rome mengatur nafasnya menjadi lebih tenang. Rome menanggukan keapalanya.

"N'Rome ada apa ?" Tanya Kongpop karena tadi Rome mengetuk-ngetuk minta tolong.

"Jika soal uang sewa, aku sudah membayarnya ke bibi." Jelas Kongpop.

"Bukan hah.. hah... bukan uang sewa, P tolong, ada orang mati di tempatku." Kata Rome.

"Apaa ?? Orang mati ?" Tanya Kongpop bingung.

"Apa kau membunuh seseorang ?" Tanya Wad sadis tanpa melihat kondisi Rome yang masih shock.

"Bukan P. Rome tak membunuh orang. Rome diikuti oleh seseorang sejak dari kamar P'Kong. Lalu tak sengaja Rome memukul kepala orang itu dan dia sampai sekarang sudah pingsan selama dua hari. Rencananya Rome mau membawa dia ke polisi setelah dia sadar tapi tiba-tiba dia memgecil seperti dua makhluk itu." Jelas Rome.

"Ooo..." kata Kongpop paham. Pasti dia di Bright.

"Boleh aku ke kamarmu N'Rome ?" Tanya Kongpop.

"Silakan P. Tolong bantu aku. Aku tak tahu kenapa dia jadi sekecil itu ? Apa dia kena kutuk ?" Kata Rome yang masih percaya ada penyihir di dunia ini. Ini jaman modern Rome.

"Arthit ikut aku..." ajak Kongpop yang mendapat delikan tajam dari Arthit. Ia sedang asik menikmati kuenya yang baru habis setengah lingkaran berdua dengan Prem.

"Kau ikut juga Prem. Ini tentang Bright." Lanjut Kongpop. Sontak Prem menarik Arthit bersamanya dan kuenya digeletakan begitu saja di pojokan.

"Kongg... Arthit capee..." kata Arthit minta digendong. ( Zyzy : bukannya tadi kamu lagi ngambek Arthit. ??)

Kongpop meraih Arthit dan meletakannya di atas kepala Kongpop sedangkan Prem masuk kembali ke tas Wad.

"Ayo kita pergi." Kata Kongpop yang menyuruh Rome jalan di depan dan menunjukkan kamarnya.

***

"BRIGHTT PLAKKK..." Prem menampar Bright agar bangun tapi Bright masih tak bergeming.

"KAU APAKAN DIA ??" Teriak Prem kesal ke arah Rome. Rome menjadi takut dan ingin menangis.

"Prem tenang..." kata Kongpop memcoba menenangkan Prem.

"Dia temanku. Kami adalah prajurit. Aku harus membalas dendam."

"Arthit bisa menyembuhkannya." Ucap Kongpop yang menurunkan Arthit di samping Bright.

"Janji jangan ambil sosisku ya....." kata Arthit mengacungkan jari kelingkingnya ke arah Bright yang masih tak sadar.

Arthit memejamkan mata dan tubuhnya mulai bersinar putih lalu sinar itu berpindah secara perlahan ke seluruh tubuh Bright. Dan Violaaa.... Brightpun tersadar dari pingsannya sedangkan Arthit terjatuh lemas.

"Kau tak apa-apa Arthit ?" Tanya Kongpop khawatir. Mungkin energi Arthit menurun - pikir Kongpop. Kongpop menaruh Arthit dengan hati-hati di lengannya yang sudah ia rapatkan dengan dadanya.

"Kong... Arthit lapar...." kata Arthit yang membuat Kongpop tersenyum. Syukurlah Arthit baik-baik saja.

"Brightt... kita ada misi penting ." Seru Prem.

"Misi penting ? Itu bukan tugasku. Itu tugas Knot." Jawab Bright asal.

"Heii... kau tak peduli dengab Toota." Kata Prem kesal.

"Tentu saja peduli. Buktinya nanti malam aku akan berdoa semoga Toota dapat diselamatkan oleh kamu dan Knot." Kata Bright santai.

"Dimana Knot ?" Tanya Bright yang menyadari Knot tak ada disini.

"Dia sedang melacak keberadaan Toota. Dan kau harus ikut misi ini. Ini perintah langsung dari kepala suku." Kata Prem. " Jika kau menolaknya maka kau akan diusir dari desa." Lanjut Prem memberitahukan ancaman dari kepala suku.

"ARGHH... Dasar si kepala botak, kenapa menyusahkan aku sih." Kata Bright kesal.

"Itu ayahmu tahu." Kata Prem. "Tunggu... aku mendengar sesuatu." Kata Prem yang menutup matanya memperjelas pendengarannya. Semua menatap takjub kepada Prem kecuali Bright yang sudah biasa melihat kemampuan Prem.

"Itu.. bunyi itu..." kata Prem ragu.

"Suara apa ?" Kata Rome bersemangat. Ini dunia fantasi yang ia selalu baca di buku atau nonton film.

"KRUCUKK... KRUCUK... Begitu bunyinya...." jelas Prem.

"Bunyi apa itu ??" Kata Rome bingung.

"Itu bunyi perut Arthit." Kata Kongpop sambil tertawa geli.

"KONGG.. KENAPA KAU BILANG MEREKA ??"

4. MY LITTLE SUN (BAHASA - COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang