' It's the maybes that will kill you '
🍁🍁Hari ini Arnesta harus piket dan datang lebih cepat. Arnesta berangkat dari rumah dengan cepat dan menaiki angkot. Untung saja ia sampai di sekolah tepat waktu, Arnesta langsung berlari menuju kelas.
Tetapi sebelum Arnesta masuk ke dalam kelas, ia bertemu dengan Valen yang sepertinya sudah lama menunggunya.
“Hei cantik, kamu kok datang ke sekolah naik angkot?” tanya Valen menghentikan langkah Arnesta.
“Iya aku ada piket hari ini, jadi harus buru-buru. Loh kok kamu datangnya cepet banget?” Arnesta merapikan baju dan rambutnya yang berantakan akibat menaiki angkot.
“Biar gak kelewatan sama kamu aku datangnya hari ini cepet.” Jawab Valen.
“Yaudah yuk masuk, nanti aku dimarahin lagi karena gak piket.”
“Yuk.” Jawab Valen sambil menggandeng tangan Arnesta.
Sesampainya di kelas ternyata Nia sudah sedari tadi memulai tugasnya, Arnestapun langsung memanggilnya. Sedangkan di kelas Valen belum ada seorangpun yang datang.
“Lohlohloh kok main pegang-pegang aja ni anak berdua. Lo kira mau nyebrang pake pegangan segala.” Teriak Nia sewot yang melihat kami berpegangan.
“Lo gak tau ya nay? Arnesta Novilda kan udah jadi milik Valen fillaco sekarang.” Jawab Arnesta sombong.
“ah lo sa ae dong nes. Gak bilang-bilang ya kalian, oke gue sih ckptw ajah.” Jawab Nia dengan bahasa alaynya.
“Iya kemaren Valen nembak gue di taman trus sangkin bahagianya gue jadi pengen cepet tidur trus mimpiin dia, gue lupa deh nelfon lo ngasih tau kabar gembira ini.” Jawab Arnesta dengan sombongnya lagi.
“Hem, gimana kalo nanti kita makan bareng di cafe baru di Jln.Mangga Raya?” tawar Valen.
“Oke boleh, Valen memang ngertiin apa mau gue. Gak kayak lo nes, temen macam apa lo?”Nia pun memulai aksi ngambeknya.
“Gue tadinya mau nawarin gitu juga sih nay, tapi udah kedeluan sama Valen aja.”
“Alesan duh alesan.” Cibir Nia pada Arnesta.
Sekarang semua terasa indah. Setiap detik dalam hari Arnesta sangat berharga karna terus bersama dengan Valen. Setelah pulang sekolah Arnesta, nia, dan Valen mengunjungi cafe tersebut.
Melihat banyaknya pengunjung di cafe tersebut, Arnesta dan nia pun segera mencari tempat yang kosong. Setelah menemukannya Arnesta dan nia langsung mendudukinya sementara Valen memsan makanan.
Setelah beberapa menit kemudian Valen datang dengan membawa pesanan kami. Valen menyuapi Arnesta sesendok icecream. Kami berdua tertawa. Dan Nia sudah sedari tadi memasang muka kesalnya.
Dengan kesal melihat kemesraan kami berdua, Nia langsung mengajak Arnesta pulang. Dengan terpaksa Arnesta harus mengiyakannya. Arnesta dan Nia pulang bersama sedangkan Valen pulang sendiri.
“Kalo tau gue cuma jadi nyamuk, gue gak bakalan ikut nes” Nia memulai dengan muka kesalnya.
Arnesta pun tertawa “Lah tadikan lo yang maksa.”
Tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh di atas kepala Arnesta. Ternyata itu air hujan. Arnesta mengajak Nia untuk bermain hujan, tapi dengan gayanya yang sok dewasa ia menolaknya.
Tetapi Arnesta tetap saja bermain hujan sementara Nia memakirkan keretanya di salah satu pondok.
Arnesta suka hujan. Tetes demi tetesnya menambah kebahagian Arnesta hari ini. Arnesta membentangkan tangannya dan berputar menikmati hujan. Arnesta tak perduli lagi jika nanti ia akan terkena demam ataupun flu. Semua mengalir bagaikan air. Arnesta bahagia.
Sesampainya dirumah Arnesta melihat sekeliling rumah dan untungnya Arnesta tak menemukan bunda. Jika saja bunda melihat nya bermain hujan dia akan marah bukan kepalang. Arnesta langsung mengambil handuk dan mandi agar demam tak mendatangi nya.
***
Keesokan hari nya matahari bersinar sangat terik, hari ini bunda pergi lebih awal karena ada pekerjaan yang harus dia selesaikan hari ini. Arnesta tak kuat jika harus berjalan ke sekolah dengan keadaan teriknya matahari.Arnesta berusaha menelfon Valen. Tetapi ia tak menjawab. Arnesta menelfon nya berulang kali tetapi hasilnya sama. Ia tak mengangkatnya. Arnesta mencoba chat Valen lewat Line, dan ia tak membacanya.
Untung saja Arnesta ingat masih ada Nia, Arnesta pun langsung menelfon nya karena tak mau mendapat hukuman karena terlambat sekolah hari ini. Sama saja seperti Valen, Nia juga tak mengangkat telfon nya. Apa yg sebenarnya terjadi?
Tak ada pilihan lain, Arnesta harus pergi ke sekolah jalan kaki. Sebenarnya lebih enak jika Arnesta pergi dengan angkot, tapi itu akan membuat nya terlambat karena jalanan yang sangat macet.
Lebih baik Arnesta jalan lewat jalan tikus, itu akan membuat nya cepat sampai sekolah.
Setelah sampai di sekolah pintu gerbang akan di tutup sedikit lagi, dengan cepat Arnesta berlari agar dapat masuk ke dalam sekolah. Tapi sayang, pak satpam dengan cepat menutup gerbang. Arnesta pun merayu pak satpam agar pintu gerbang di bukakakan untuk nya.
“Pak ayolah pak, tadi saya jalan loh pak ke sekolah. Liat ni keringat saya banyak banget kan pak.” Pinta Arnesta pada pak satpam
“Siapa suruh bangunnya lama” jawab pak satpam enteng
“Saya tadi gak terlambat bangun pak. Tadi saya nungguin yang nganter saya, eh rupanya nya gak dateng” jadi saya jalan pak.” Jawab Arnesta jujur.
“Ya sudah kamu boleh masuk, tapi ada syaratnya.”
“Semua saya jabanin deh pak.” Jawab Arnesta enteng.
“Kamu harus mengutip sampah organik di sekitar sekolah, dan harus penuh satu tongsampah yang besar itu.”
“Yaahhh pak. Banyak banget itu mah namanya.” Keluh Arnesta.
“Mau masuk nggak? Kalo enggak sih nggak papa juga” pak satpam pun menutup kembali pintu gerbangnnya
“eh.. iya..iya pak.”
Arnesta dengan kesal mengutip semua sampah itu. Untung saja semua kelas sudah masuk, jadi tak ada yang melihat nya saat ini.
Dengan segenap jiwa raga, akhirnya sampah itu terkumpul juga. Dan tugas nya selesai. Untung saja saat Arnesta selesai melakukan tugasnya, guru sudah keluar dari dalam kelas. Tapi Arnesta harus menanggung absennya pada jam pertama.
Nia pun mendatangi Arnesta yang baru saja datang.
“Lo telat nes?” tanya Nia.
“gatau. Lo liat aja tuh hape lo”
“Eh 10 panggilan tak terjawab? Lo nelfon gue tadi? Nes sorry nes. Gue tadi buru-buru banget sumpah.”
“Iya gue tau lo nggak peduli sama gue nay.” Jawab Arnesta.
“Ih nggk gitu nes. Gue tadi di antar sama bokap gue, gue gak bawa mobil hari ini karena nyokap sama bokap gue mau ada tour ke Bali. Sorry banget ya nes.”
Arnesta diam.
“Nes sorry nes”
“Arnesta Novilda gue minta maaf”
“Nanti di kantin gue traktir deh”
“Oke” jawab Arnesta cepat
“Ah lo soal makanan aja cepet.”gerutu Nia.
“Eh emang Valen gk jemput lo”
“iya gue kesel banget sama itu anak. Gue telfon gk ngangkat, gue line juga gk di read. Apa dia nggak sekolah hari ini?Apa dia...”
Arnesta mulai bertanya-tanya. Jangan-jangan dia jenguk Clarissa hari ini.
“Tapi perasaan gue tadi liat dia deh nes.”ucap Nia sambil berfikir.
***
Hay hay gaess!! Gimana nih part 5 nyaa??
Kalian pernah ngalamin kejadian telat kayak Arnesta ga nih??
Jgn lupa ninggalin vote dan comment nya ya gaaessss❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
When destiny say No
Teen Fiction▪︎ Seorang Arnesta Novilda yg mendapatkan hati seorang Valen Fillaco salah satu most wanted di sekolah nya karena kecerobohannya dan kehilangan nya pun berkat kecerobohannya ▪︎