He doesn't even know I exist
🍁🍁🍁
Arnesta dan Nia meninggalkan kantin dan beranjak kembali ke kelas. Ketika sampai di kelas ternyata Mrs.Diany sudah sedari tadi memasuki ke dalam kelas, ini gara-gara kelamaan ngomong sama Valen tadi.
Arnesta dan Nia berencana akan membolos pelajaran Mrs.Diany agar selamat dari auman mautnya itu. Tetapi ketika mereka akan beranjak pergi, datang lah Mrs.Diany ke luar kelas dan menemukan mereka berdua.
"Kalian ini ya! Sudah berapa jam saya memberi ilmu kepada kelas ini dengan semua ilmu yang telah saya terima di Cambridge University, dan kalian berdua menyianyiakan semua nya dengan menyenangkan perut kalian di kantin? Sudah hebat kalian, nak? Sudah bisa jadi kepala yayasan? Sudah bisa buat peraturan sekolah seenaknya?. Sudah nanti kalian datang ke meja saya sehabis jam pelajaran ini." Dan dimulailah aumannya.
"Baik mrs." Jawab mereka berdua dengan malu.
Arnesta dan Nia dengan senang hati menunggu jam pelajaran Mrs.Diany untuk 'Cuci mata' dengan berjalan-jalan ke kelas-kelas lain.
Setelah menunggu akhirnya jam pelajaran Mrs.Diany pun berakhir. Mereka langsung menuju ke ruangan Mrs.Diany.
"Oke. Saya punya pekerjaan yang bagus untuk kalian."
"Apa Mrs?" tanya Arnesta dan Nia to the point.
"Membersihkan lapangan basket dan lapangan sepakbola, harus sampai kinclong karena nanti akan ada pertandingan basket." Jawab Mrs.Diany.
"Aduh mrs, gak bisa hukuman yang lain apa?" celoteh Nia.
"Ooh, hukuman lainnya di panggil orang tua. Mau?"
"Enggak deh mrs, yang ini aja. Kami akan membersihkan dengan segenap jiwa raga kami." jawab ku.
"Udah deh Arnesta, kamu nggak usah lebay. Oke saya tunggu sampai jam pulang sudah harus bersih semua nya." Jawab Mrs.Diany dan langsung beranjak pergi meninggalkan ruangannya.
Dengan tugas yang lumayan diberikan oleh Mrs.Diany, Arnesta memikirkan strategi yang akan mereka lakukan. Ia memberikan bagian lapangan bola yang lebar nya 2 kali lipat daripada lapangan basket. Sedangkan Arnesta mendapat bagian lapangan basket.
"Ah licik lo nes, masa gue nyapu lapangan bola? Kan lapangan bola lebih besar dari lapangan basket. Nanti gue pingsan gimana? Lo mau nganterin gue ke rumah gebetan gue?" keluh Nia.
"Lo kan perempuan tangguh nay, bukti nya gebetan lo udah punya pacar lo masih berjuang. Nanti kalo gue cepet kelarnya gue bantuin lo deh." Jawab Arnesta enteng.
"Ah lo mah gitu, kan gaada hubungannnya seeh. Yaudah gue pegang janji lo."
"Oh iya, kalo ada Valen datang ke sini kasih tau gue ya nay. Gue gatau muka gue mau taro dimana. Nanti gue traktirin lo deh pulang sekolah ini." Pinta Arnesta pada Nia dengan wajah puppy eyes nya.
"Oke kalo ada sangkut pautnya sama makanan gue sih setuju aja." Jawab Nia mengiyakan.
Setelah 30 menit berlalu akhirnya aku dapat membersihkan lapangan bola basket dengan 'kinclong' sesuai dengan permintaan Mrs.Diany. Tetapi Nia belum menyelesaikan tugasnya, aku pun aku pun menepati janji ku dengan membantunya membersihkan lapangan bola itu.
"Nes, nes ada Valen tu. Cepetan sini." Teriak Nia tiba-tiba.
"Mana? Mana? Aduh gimana ni?" ucap Arnesta kalang kabut.
"Udah sembunyiin aja dulu peralataannya. Ayo cepetan."
Setelah Arnesta dan Nia menyembunyikan peralatan untuk membersihkan lapangan, merekapun berlagak seperti tidak sedang melakukan apa-apa. Lalu berusaha mendahului Valen. Tapi ternyata Valen melihat kami berdua dan menghampiri kami.
"Hai Nia, nes. Kalian mau kemana?" tanya Valen.
"eee.. ini mau ke kantin." jawab Nia.
"Ooh. Jangan lupa ya nanti dateng."
"Siiip" jawab Nia dengan mengacungkan kedua jempolnya.
"Oh iya lo sendiri mau kemana? Mau latihan di lapangan?" tanya Arnesta was-was agar bisa mengatur strategi agar kami berdua tidak ketahuan kami sedang di hukum.
"Enggak. Kami mau briefing dulu di ruangan basket. Kenapa lo mau liatin gue latihan?" tanya Valen menggoda Arnesta.
"Ih siapa juga yang mau liatin lo latihan. Gaada bagus-bagusnya juga." jawab Arnesta sok jutek.
"Ah lo nes, padahal pengen banget tu kan?" goda Nia pada Arnesta. Mereka berdua pun tertawa.
"Ih apaaan sih kalian , gue pergi ke kantin sendiri nih. Biar aja gue jadi tukang jaga kantin." jawab Arnesta cemberut.
"Ah bilang aja lo mau jadi tukang jaga kantin biar liatin gue tiap hari latihan kan."goda valen lagi lagi dan lagi. Mereka pun kembali tertawa.
"Udah ah lo di panggil sama Pak Basyir tu." Ucap Arnesta mengakhiri pembicaraan mereka.
"Oh iya. Yaudah gue pergi dulu ya. Byee Arnesta Novilda." Ucap Arnesta sambil memberikan senyuman maut nya yang pastinya bikin semua cewe klepek-klepek. Termasuk dirinya sendiri.
"Ciee dia tau nama lengkap lo." goda Nia.
"Kemaren kan kami kenalan gue bilang nama lengkap gue sih nay."
"Oh iya ya. Yaudah yuk cepetan kita kelarin nih lapangan bola." Ajak Nia.
Akhirnya lapangan bola itu pun 'kinclong' dan mereka langsung beristirahat. Ketika hendak melepas lelah bel menandakan waktunya untuk pulang pun berbunyi.
Mrs.Diany yang telah selesai mengajar pun keluar dari kelas dan melihat setiap sudut lapangan. Lalu dia mendatangi Arnesta dan Nia yang sedang mengipas-ngipas diri mereka.
"Oke Goodjob. Lain kali awas ya kalian berdua kalo sampe telat lagi pada jam pelajaran saya." Ucap Mrs.Diany
"Baik Mrs." Jawab Arnesta dan Nia serentak.
"Udah boleh pulang kan Mrs?" ucap Arnesta langsung.
"Boleh silahkan kalian ambil tas di kelas dan pulang."
"Ok makasih Mrs." jawab mereka lalu menyalam Mrs.Diany dan dengan cepat mengambil tas ke kelas.
Setelah sampai di depan gerbang sekolah. Nia langsung menaiki motor pink nya lengkap dengan perpapaduan helm yang berwarna pink dan putih.
"Lo pulang sama siapa nes?" tanya Nia pada Arnesta.
"Gak tau nih nay. Bokap gue gak bisa di telfon-telfon." jawab Arnesta.
"Yaudah gue anterin. Oh iya gue masih inget janji lo nes, kebetulan banget perut gue udah bunyi bel." ucap Nia.
"Iya iya kita nanti mampir di cafe biasa. Gue traktirin lo." jawab Arnesta.
***
Heh heyhooo gaess!! Gimana nih part kedua nya?? Udah berasa greget belom?
Jangan lupa utk kasi vote dan comment nya ya gaesss. Jangan cuman jadi readers😉 karena haram hukum nya seorang reader tdk memberi vote dan comment *ah apasih😆😆
Kalo mau kasi saran dan kritik bole juga di comment ya gaess❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
When destiny say No
Teen Fiction▪︎ Seorang Arnesta Novilda yg mendapatkan hati seorang Valen Fillaco salah satu most wanted di sekolah nya karena kecerobohannya dan kehilangan nya pun berkat kecerobohannya ▪︎