XI : Rencana

9 1 0
                                    


Trying hard not to fall

🍁🍁🍁

"Memang ya tuh anak memang ngajak berantem." Ucap Valen geram setelah mereka berdua sampai di kelas.

"Pokok nya kamu gak usah deket deket sama dia ya sayang. Kalo dia ngomong diemin aja anggap aja kamu bisu." Lanjut Valen.

"Ih nanti kalo bisu beneran gimana dong? Nanti kamu mutusin aku lagi." Ucap Arnesta

"Enggak lah sayang. Mau gimana pun keadaan kamu aku tetep cinta dan sayang sama kamu. Pokok nya ga ada yg bisa gantiin kamu di hati aku." Ucap Valen tersenyum sambil membelai halus rambut milik Arnesta.

"Bahkan Clarissa?" Tanya Arnesta dalam hati.

***

Mendung nya langit membuat Arnesta ragu untuk pulang ke rumah naik angkot. Ia takut jika di pertengahan perjalanan akan turun hujan sedangkan angkot tidak mengatar Arnesta turun tepat di depan pintu rumahnya.

Sore ini Valen tidak mengantar nya pulang karena ia ada latihan basket yg pulang nya malam sedangkan Arnesta sudah mebuat janji dengan bunda nya untuk membuat kue sore ini.

Dengan ragu Arnesta pun mencari angkot untuk mengantar nya pulang ke rumah karena taka ada pilihan lain. Tiba-tiba ada mobil yg berhenti di depannya.

Arnesta yg bingung pun berhenti dan si pemilik mobil membuka kaca mobilnya.

"Lo mau pulang ujan ujanan? Yuk bareng gue aja." Ternyata pemilik mobil itu adalah Putra.

"Nggak usah kak naik angkot aja." Ucap Arnesta karena mengingat pesan Valen padanya.

"Lo yakin mau demam gara gara ke ujanan? Langit nya udang mendung banget tuh."

Arnesta pun berfikir. Kalau ia deman karena kehujanan bisa bisa rencana nya gagal.

"Yaudah deh iya." Ucap Arnesta terpakssa menaiki mobil milik Putra.

"Nah gitu dong." Ucap Putra sambil tersenyum.

"Rumah lo masi yg lama kan?" Tanya Putra

"Iya kak." Jawab Arnesta

"Kan gue udah bilang manggil nama aja gausa pake kak."

"Eh iya kak."

"Tuh kan kak lagi. Lo lama lama ngeggemesin ya." Ucap Putra sambil tertawa.

"Apaan sih." Ucap Arnesta malu.

"Oh iya gue minta id line lo dong." Ucap Putra

"Lagi ga ada kuota kak hehe." Ucap Arnesta yg memberi arti ia tak mau memberi id lne nya pada putra.

"Nanti gue isiin deh kuota lo."

"Eh gausa kak biasa nya juga di isiin bunda awal bulan."

"Bilang aja lo gamau ngasi id line lo ke gue. Yaudah deh gak papa tapicepat atau lambat gue pasti dapetin id line lo." Ucap Putra

Arnesta pun bingung dengan kelakuan Putra. Rasanya ia ingin loncat saja dari mobil Putra dan jalan sampai ke rumah nya. Tapi ia tak mungkin melakukan nya, karena jika ia loncat bisa bisa semua badan nya luka luka dan rencana nya akan gagal.

"Kapan kapan kita harus ngomong bareng tau nes." Ucap putra

"Yak an ini udh ngomong kak." Jawab Arnesta heran.

"Ngomong serius. Tentang Valen."

"Mau ngomong apa coba tentang Valen."

"Tentang asli nya Valen."

When destiny say NoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang