I'm scared of you. Not because you want to hurt me. But because of how much you can hurt me without even trying.
🍁🍁🍁Lonceng tanda istirahat pun berbunyi, Arnesta dan Nia pun dengan cepat pergi ke kantin. Arnesta menagih janji Nia yang akan menraktir nya hari ini, kalau Arnesta menagih nya besok pasti dia akan mencari alasan untuk pergi.
“Lo pesan apa nes?” tanya Nia dengan malas.
“Gue mie ayam sama milshake strawberry deh nay.”
“Oke. Jangan nambah porsi ya”
“Kalo gue masih laper gimana? Lo tega liat sahabat lo yg imut ini kelaperan?” jawab Arnesta dengan puppy eyes.
“Biarin aja, biar mati lo sekalian” Nia pun tertawa dengan keras.
“Oke. Masalah yang tadi gk bakal gue maaafin, dan gue bakal nyimpen dendam sama lo sampe gue mati karna kelaperan. Biar aja lo gk tenang.”
“eh iya iya. Iya pesan apa aja yang lo suka deh nes, biar lo kenyang dan gak mati kelaperan.” Jawab Nia dengan senyum terpaksa.
Nia pun pergi untuk memesan pesananan Arnesta. Arnesta duduk di salah satu meja yang kebetulan kosong. Arnesta memainkan ponsel nya.
Tiba-tiba ada panggilan dari Valen, Arnesta sengaja tak mengetahui nya dan tak mengangkatnya. Arnesta masih kesal dengan kejadian tadi pagi.
“Kamu kenapa gk ngangkat telfon aku?” tanya Valen dengan tiba-tiba menghampiri meja Arnesta.
“Sekarang gue tanya balik. Kenapa lo gk ngangkat telfon gue tadi pagi Valen Fillaco?” tanya Arnesta dengan jutek, lalu pergi meninggalkannya.
Valen pun mengejar Arnesta dan menarik tangan nya. Dengan senyum yang mengembang dia menatap mata Arnesta. Jujur Arnesta tak kuat jika harus marah pada saat ini.
“Maafin aku nes, tadi itu aku di telfon sama mama gue soal Clarissa yang udah bisa keluar dari rumah sakit hari ini. Dan dia minta aku untuk nganterin Clarissa dan ibu nya pulang ke rumah. Jujur sebenarnya aku gak mau, tapi ini karena mama aku yang minta, aku terpaksa nganterin mereka.” Jawab Valen panjang lebar.
“Oo gitu ya. Jadi Clarissa lebih penting dari pada gue? Jelas lah dia kan cinta pertama lo. Gue seharusnya sadar diri.” Anesta pun melepas tangan Valen dan segera pergi.
“Nes nggak gitu nes. Aku cuma gk mau durhaka karna nolak perintah mama .” Valen tetap mengejar Arnesta.“Iya gue gk nyuruh lo durhaka sama mama lo kok.” Jawab Arnesta dengan tersenyum. Lalu pergi lagi.
“Nes maafin aku, aku nyesel banget.” Teriak Valen.
Arnesta tetap saja jalan menuju kelas ku. Arnesta langsung menuju bangku ku dan menangis. Arnesta memang bodoh jika harus menangis hanya karna hal kecil seperti ini, tapi Arnesta tak tau harus melakukan apa lagi. Mendengar nama Clarissa kembali ke kehidupan Valen lagi itu sungguh menyakitkan.
***Pelajaran pun dimulai, Arnesta sungguh tidak bersemangat belajar hari ini. Arnesta meminta izin kepada Pak Hardi untuk ke toilet. Arnesta terus memikirkan tentang Clarissa.
Bagaimana jika hati Valen berbalik ke Clarissa lagi? Bagaimana dengan nya? Arnesta hanya bisa berharap jika itu semua tidak terjadi. Arnesta berharap mereka akan baik-baik saja.Arnesta memutuskan untuk menenangkan diri dulu di taman belakang sekolah. Menatap anak kelas 12 bermain basket. Sebenarnya itu menyenangkan, tetapi karena mood ku yang turun ini semuanya jadi sama sekali membosankan.
Tiba-tiba Valen datang duduk di samping Arnesta, dengan cepat Arnesta pergi walaupun dia menarik tangan nya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
When destiny say No
Teen Fiction▪︎ Seorang Arnesta Novilda yg mendapatkan hati seorang Valen Fillaco salah satu most wanted di sekolah nya karena kecerobohannya dan kehilangan nya pun berkat kecerobohannya ▪︎