I wish I didn't fall in love with you, but I did
🍁🍁🍁
Hari ini matahari sudah tampak cerah menandakan hari baru Arnesta telah datang. Arnesta dengan semangat berangkat ke sekolah pagi ini. Dengan memakai seragam sekolah nya dengan rapi dan membiarkan rambut hitamnya terurai bebas.
Untungnya mama Arnesta hari ini bisa mengantarnya ke sekolah hari ini. Sesampainya di gerbang ternyata Arnesta berjumpa dengan Valen. Mereka pun masuk ke kelas bersama.
“Eh ketemu sama Arnesta pagi-pagi ini. Ini yang dinamakan jodoh.” Ucap Valen dan menyinggungkan sebuah senyuman.
“Apaansih main jodoh-jodoh aja.” Ucap Arnesta malu.
“Jadi lo nggak mau jodoh sama gue?”
“Udah ah yuk ke kelas.” Ucap Arnesta langsung menarik tangan Arnesta.
Setelah sampai di kelas, Arnesta langsung menemui Nia. Dan bercerita banyak dengannya, dan Nia juga bercerita banyak juga dengan Arnesta tentang Rico.
Saat istirahat pun tiba, Arnesta dan Nia dengan cepat pergi ke kantin.Mereka langsung mengambil tempat langganan yang biasa mereka tempati. Nia memesan nasi goreng dengan tambahan telur mata sapi setengah matang dan Arnesta memesan nasi goreng dengan tambahan telur dadar.
“Haii nes, nia.” Suara Valen pun mengejutkan kami berdua.
“Ah elu ngaggetin aja.” Jawab Nia.
“Kayaknya enak banget nih makannya. Boleh gue gabung?” tanya Valen.
“Boleh aja kalo lo mau bayarin makanan gue.” Jawab Arnesta menantang.
“Bayarin? Oke. Apasih yang enggak buat lo nes.”
“Gue?” tanya nia pada Valen.
“Bukannya gue gak mau nih nia, tapi uang gue paspas an.”
“Ah lo bilang aja gak mau berkorban buat gue, lo Cuma mau berkorban buat arnest.”
“Hehe.” Kami semua pun tertawa.
“Ohiya nes, gue mau ngajakin lo ke taman yang kemarin. Lo mau kan?”
“Boleh, jam berapa?” jawab Arnesta mengiyakan.
“Jam 2”
Lonceng pertanda masuk setelah istirahat pun berbunyi. Arnesta, Valen, dan Nia bersama menuju ke kelas masing-masing. Saat itu Arnesta dan Nia yang berada dalam satu kelas akan belajar fisika, pelajaran yang paling Anesta dan Nia benci.
Lalu dengan gagahnya pak Wilson masuk ke ke kelas mereka, dengan dandanan super rapi lengkap dengan sepatu hitamnya yang kinclong.
Sesampainya di rumah, rumah Arnesta kelihatan sepi. Seperti biasa, jika rumah Arnesta kosong mama selalu menaruh kunci rumah di bawah pot bungga anggrek yang berada di atas pagar. Arnesta langsung mengambilnya dan masuk ke dalam rumah.
Arnesta pun langsung mengambil segelas susu putih dari dalam kulkas dan merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu.
Jam dirumah Arnesta sudah menunjukkan pukul 14.00, Arnesta bersiap akan pergi ke taman menepati janji nya kepada Valen.
Arnesta membongkar isi lemari memilih-milih apa yang cocok ia kenakan hari ini. Akhirnya pilihan Arnesta jatuh pada baju dress berwarna pink lengkap dengan sepatu kets berwarna putih. Arnesta dengan cepat menuju ke taman karna takut Valen akan menunggu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
When destiny say No
أدب المراهقين▪︎ Seorang Arnesta Novilda yg mendapatkan hati seorang Valen Fillaco salah satu most wanted di sekolah nya karena kecerobohannya dan kehilangan nya pun berkat kecerobohannya ▪︎