Dentuman musik elektrik yang menggema menyambut langkahnya ketika Arka memasukin area sebuah club ternama di Jakarta. Ninety Cloud yang sedang mengadakan acara malam ini membuat tempat ini dipenuhi oleh orang-orang yang ingin melupakan kehidupannya sejenak menggunakan minuman beralkohol.
Tapi Arka kesini bukan untuk itu, dia hanya merasa perlu melakukan perayaan karena telah berhasil keluar dari permasalahannya. Masalah yang membuat karirnya berada diujung tanduk.
Maka disinilah mereka semua. Arka dengan teman artis seperjuangannya.
Terduduk disofa dipinggir ruangan yang memisahkan dirinya dance floor yang mulai dipenuhi oleh orang-orang yang berjoget dengan alunan musik yang dimainkan sang disc jokey.
"Arka! Lo seriusan dijodohin sama Bunda lo?"
Itu pertanyaan dari Dimas. Membuat Arka mengangguk kecil. Menurut Samuel, siapapun yang bertanya mengenai perjodohannya, mau dia orang dekat atau orang jauh, Arka harus menjawabnya dengan anggukan. Tidak boleh mengelak lalu berpotensi menghancurkan rencana yang sudah disusun sedemikian apiknya.
"Cantik nggak ceweknya?" Kini, Anggara yang bertanya.
Lalu bayang-bayang wajah Sara yang beberapa hari lalu ditemui diminimarket membuatnya bersemu malu. Dia juga teringat kepada tangan nakalnya yang mengusap puncak kepala perempuan itu, padahal baru pertama kali bertemu. Bahkan, peretemuan itu hanya dihiasi oleh pertengkaran.
"Cantik. Manis." Kata Arka tanpa sadar mengucapkan dua kata yang berakibat mendapat sorak riang dari lingkaran pertemanannya.
"Coba liat fotonya dong, Ka! Habisnya gue cari-cari instagramnya nggak ada." Celetuk Alatas yang disambut rentetan celetukan lainnya.
"Tahu! Cewek lo kayaknya secret banget yak!"
"Liat dong, Ka. Liat!"
Ah, Arka saja tidak punya fotonya. "Nggak! Apaan lo liat-liat! Nanti diembat lagi sama lo. Gak! Pokoknya nggak ada liat-liat muka tunangan gue!"
"Pelit banget sih lo!" Seru Rizky, salah satu temannya yang lain.
"Emang! Yakali kita bakal ngerebut tuh cewek."
"Ya siapa tahu. Kan emang lo semua tuh cowok yang haus akan cewek cakep! Cakep dikit diembat!" Kata Arka tidak kalah heboh dengan nada yang sedikit meninggi tapi bukan dalam artian marah.
Dia hanya butuh mengelak. Agar teman-temannya tidak lagi memaksa meminta melihat wajah Sara. Gimana mau memberi tahu teman-temannya soal bagaimana wajah dari perempuan bernama Sara yang dijodohkan dengannya, foto Sara saja dia tidak punya.
Ah, lelaki itu akhirnya menyesal karena tidak mengajak Sara berfoto bareng dengannya.
"Intinya nggak ada liat-liat foto tunangan gue!" Kata Arka mengakhiri keingintahuan teman-temannya tentang Sara.
Tapi bukan sampai disini sajalah teman-temannya itu menanyakan soal pertunangannya kepadanya. Buktinya Dimas sudah memulai pertanyaan yang membuat Arka harus memutar otak. Mengingat-ngingat pernyataan apa yang dia lontarkan kepada awak media tentang asal mula pertunangan palsunya dengan Sara.
"Lo serius banget? Mau dijodohin gitu aja sama Bunda lo? Nggak mau nyoba pacaran sama cewek sebulan sekali lagi?" Kali ini Anggara bersuara.
Anggara itu satu tipe dengan Arka. Suka main perempuan.
Arka tersenyum simpul lalu menggeleng halus, "Sekampret-kampretnya gue, kalo Bunda udah nyuruh kayak gitu, artinya gue harus mengikutin apa kemauan Bunda. Lagian, Sara lebih menggoda daripada cewek-cewek lain, apalagi tuh cewek lo, Ga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkasara
Teen FictionHighest Rank: 491 in Chicklit 13/06/18 22.38 432 in Chicklit 26/06/18 356 in Chicklit 08/07/18 Bagaimana bisa seseorang tidak menyukai keramaian dan hanya diam saja mengurung diri di dalam kamar? Sara Rossane misalnya, sejak kepergian kedua orang tu...