"Aku hanya merasa iri,"
Seperti yang sudah ia janjikan kepada Kyla, pada malam hari ini dia akan pergi ke toko kain untuk memilih bahan yang akan digunakan pada koleksi gaun terbarunya, sekaligus untuk pegelaran fesyen yang akan dilaksanakan dalam waktu sebulan kedepan.
Pak Amin sudah memanaskan mobil Sara dan Sara sudah bersiap pergi tanpa harus diantar oleh Pak Amin. Mobil merah Sara melaju membelah kesunyian Jakarta. Jakarta pada malam hari lebih enak dilihat ketimbang pada pagi sampai sore yang selalu dipenuhi kemacetan.
"Halo kawula muda, balik lagi sama gue Nindi dan tebak, ada cowok ganteng disebelah gue yang bakal nemenin gue sampe nanti acara ini selesai,"
"Coba tebak siapa! Dan...ya! Ada Arka yang bakal nemenin gue sampe acara radio gue malam ini. So, Arka! Apa kabar nih?"
"Baik, baik banget kok."
Si pembawa radio tertawa kecil, "Wah! Gak nyangka gue bisa liat lo secara deket gini, selama ini cuma liat di televisi dan gak nyangka kalo lo lebih ganteng aslinya daripada di televisi."
Sara sudah mengerti kemana arah pembicaraan pembawa acara dan bintang tamunya kali ini, Arka yang sok ganteng akan berbicara mengenai kekasih barunya. Sara jadi tahu semua tentang Arka karena Mbok Mina yang selalu membicarakan kegantengan Arka.
"Jadi gimana ceritanya nih bisa pacaran sama Agatha? Kayaknya pacaran sama Chelsea itu baru deh, kok udah putus aja yah."
Kini giliran Arka yang tertawa pelan karena pertanyaan si pembawa acara, "Kalau soal itu gue no comment karena jodoh gak ada yang tahu, Agatha hadir dan membuat gue jatuh sama pesonanya,"
Huh, Sara sudah sangat hafal dengan pernyataan yang akan diucapkan oleh lelaki itu. Kalau tidak salah, Arka itu ganti pacar sebulan sekali kan?
Karena terlalu asik mengomentari siaran yang dihadiri Arka, Sara sampai tidak sadar kalau mobilnya sudah sampai dipelantara parkir toko kain, dengan cepat dia keluar dari mobil dan masuk terburu-buru ke dalam toko.
Yang pertama Sara lihat adalah sepi. Karena memang inilah yang Sara pinta pada Kyla, semua karyawan toko kain memang sudah pulang karena Sara kesini ketika jam menunjukan pukul dua puluh tiga lewat lima belas.
Seorang lelaki menyambut kedatangan Sara, itu Sandy. Pemilik toko kain.
"Hai, Sandy." Sapa Sara ketika Sandy menghampirinya.
Sandy tersenyum manis kearah Sara, "Udah lama saya tidak melihat kamu kesini, Sara. Where you go?" Tanya lelaki itu.
Dan Sara menyinggungkan senyumnya, "Nope. Aku tidak pergi kemana-mana. Hanya saja, Kyla yang mengurus semua urusan butik."
Omong-omong soal Kyla, Sara melihat perempuan itu sedang menelepon dengan seseorang dan raut wajahnya terlihat serius.
"Kenapa, Ky? Kamu terlihat sangat serius," kata Sara ketika Kyla menghampirinya.
Kepala Kyla menggeleng pelan, "Tidak ada apa-apa, Bu. Hanya teman yang meminta ditemani malam ini." Jelasnya dan Sara mengangguk mengerti.
"Bagaimana dengan contoh kain? Kamu sudah menemukan yang cocok untuk gaun terbaru kita?" Tanya Sara dan Kyla lagi-lagi mengangguk.
Akhirnya mereka bertiga berjalan mengelilingi toko kain ini untuk mencari-cari kain yang cocok untuk gaun terbaru butik Sara. Semua kain disini selalu menarik perhatian Sara, warna dan modelnya sangat elegan.
***
"Gue bilang, gue gak mau ditanya soal Agatha. Kenapa ada pertanyaan itu sih?"
Itu suara Arka yang kesal dengan pertanyaan-pertanyaan dari pembawa acara radio malam ini, karena dia sudah berpesan kepada Manda--managernya--untuk tidak memberikan pertanyaan apapun soal hubungannya dengan Agatha. Arka terlalu malas untuk menjawabnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arkasara
Fiksi RemajaHighest Rank: 491 in Chicklit 13/06/18 22.38 432 in Chicklit 26/06/18 356 in Chicklit 08/07/18 Bagaimana bisa seseorang tidak menyukai keramaian dan hanya diam saja mengurung diri di dalam kamar? Sara Rossane misalnya, sejak kepergian kedua orang tu...