The Devil Shot! - Hee_nan

76 7 1
                                    

○Judul: The Devil Shot!○
Genre: Action
oleh Hee_nan

[●●●]

Siswi berseragam putih abu-abu itu langsung berjalan dengan cepat setelah turun dari sebuah mobil mewah berwarna hitam. Hari ini atasannya, menghubungi dan menyuruhnya ke markas setelah pulang sekolah.

Gadis berparas cantik, berkulit putih, bermata sipit, dengan rambut lurus sebahu itu mengeryitkan dahinya. Tidak biasanya atasannya menyuruhnya ke markas tanpa pemberitahuan sebelumnya. Tampaknya, kali ini ia akan mendapatkan misi khusus. Tanpa sadar ia menyunggingkan senyumannya, ia selalu menyukai apabila ditempatkan di pasukan khusus sebagai mata-mata.

Karena itu tandanya, ia dibutuhkan. Well, untuk anak seusianya yang baru berumur tujuh belas tahun, bisa bekerja sebagai mata-mata di badan intelijen pemerintah merupakan pencapaian yang sangat tinggi. Apalagi, sejak kecil ia memang bercita-cita sebagai mata-mata yang bisa menumpaskan kejahatan.

Dengan langkah tanpa suara ia masuk ke dalam ruangan utama. Di dalamnya terdapat sebuah ruangan kecil lagi. Di sanalah atasannya berada, atasan yang menyuruhnya agar ia cepat-cepat datang ke markas.

Tok... tok... tok...

Ia mengetuk pintu dengan agak kencang... Hingga akhirnya ada suara balasan yang berasal dari dalam ruangan.

"Siapa?" Tanya seseorang dari dalam ruangan.

"Siap! Saya The One, Pak!" Balas perempuan itu.

"The One? Silahkan masuk!"

"Baik, Pak!" Setelah menyahut, ia langsung membuka pintu dengan hati-hati, dan melangkah masuk ke dalam ruangan. Di sana, atasannya, seorang jenderal bernama Ardi sudah menunggunya.

"Nadine, apa kabar kamu?" Tanya Jenderal Ardi seraya tersenyum.

"Siap! Baik, Pak!" Ujar Nadine seraya memberi hormat kepada Jenderal Ardi.

Jenderal Ardi pun melakukan hal yang sama. Lalu, menyuruh Nadine untuk duduk.

"Silahkan duduk, Nadine. Saya tidak akan basa-basi lagi karena kasus ini benar-benar urgent." Jenderal Ardi menyerahkan sebuah foto kepada Nadine.

Nadine mengambilnya seraya menelaah wajah yang berada di foto tersebut dengan tatapan serius.

"Dia adalah Sonya, korban penculikan. Dia diculik sewaktu berada di kampusnya tiga hari yang lalu, tanggal dua puluh delapan mei dua ribu delapan belas dan sampai sekarang belum ditemukan. Anehnya, pelaku sama sekali tidak meminta tebusan kepada orang tua korban," ujar Jenderal Ardi.

"Sudah tiga hari korban diculik, dan kami belum mendapatkan informasi apa-apa. Korban adalah salah satu mahasiswi kedokteran, di sebuah perguruan tinggi terkenal di Jakarta. Orang tua korban, merupakan dekan dari fakultas kedokteran tersebut. Mereka meminta agar anaknya segera ditemukan," jelas dokter Ardi.

"Sudah mengintrogasi teman-teman korban, Pak? Atau mungkin, korban memiliki kekasih?" Tanya Nadine dengan tatapan penuh dengan tanda tanya.

"Sudah dan tidak ada informasi yang mengarah kepada penculikan korban. Saat korban diculik, teman-teman dan kekasihnya memiliki alibi karena tidak berada di tempat yang sama dengan korban. Untuk itu, saya meminta kamu untuk menyelidiki kasus ini," ucap Jenderal Ardi seraya menyeruput teh yang berada di mejanya.

Sedangkan Nadine hanya bisa membelalakkan matanya. Selama ini, ia adalah seorang mata-mata divisi penanganan narkoba. Tapi, mengapa Jenderal Ardi memintanya menangani kasus penculikan?

Writing Project #1: Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang