○Judul: The Freedom Seekers○
○Genre: Mystery○
oleh yaboku0801[●●●]
Kota padat dalam hiruk pikuk orang-orang di jalanan. Bangunan dan gedung pencakar langit membalikkan cahaya terbenamnya mentari dari balik cakrawala sementara disepanjang jalan terputar rangkaian hal layaknya roda yang terus berputar. Setiap orang datang dan pergi dari sini setiap harinya. Berjumpa atau hanya sekedar berpapasan, pada akhirnya selalu berujung pada perpisahan. Hal ini sering terjadi dan berlaku bagi semua orang. Aku mengetahuinya sejak lama biarpun begitu tetap saja harapan selalu muncul.
Harapan bahwa apa pun yang terjadi aku ingin terus bersama dengan laki-laki itu, karena bersamanya aku merasakan petualangan yang menggugah hasrat. Dengannya, keseharianku tak lagi membosankan. Rasanya terbebas dari belenggu kehidupan normal. Semenjak bertemu dengannya aku tersadar betapa menakjubkan hidup yang dia jalani, dibandingkan denganku—orang biasa—hidupku tidak ada apa-apanya.
Dia adalah kunci bagiku untuk keluar dari roda keseharian yang membosankan, sebab itulah aku mengikutinya sampai sekarang. Orang itu adalah sahabatku—Tanaka Hiro.
Dalam perjalanan kali ini, dia memintaku agar bergabung dalam makan malam bersama dengan kakaknya, di restoran favoritnya. Aku tidak menolaknya. Lagipula aku sedang senggang jadi kurasa boleh saja menerima tawaran Hiro. Bicara tentang kakak Hiro, Tanaka Minami, dia adalah satu-satunya detektif wanita yang kukenal dari kepolisian dan sekarang ini Minami-san mengantar kami berdua dengan menggunakan mobil dinas. Wanita yang cantik, sungguh, bahkan ketika ia mengenakan atasan kemeja putih ditemani dengan blazer hitam dan bagian terbaiknya yaitu pencil skirt yang dikenakannya memperlihatkan lekuk serta jenjang kakinya yang indah.
Mobil terasa sunyi jadi kuputuskan untuk berbincang sedikit dengan Hiro, “Hei, kemarin sewaktu kelas renang di sekolah kulihat kau bersama dengan Ren di pinggir kolam. Apa yang yang kalian bicarakan?” Entah mengapa hal tersebut lantas terlintas dibenakku, hanya saja ada sesuatu dari dirinya yang terus membuatku penasaran.
“Kenapa tiba-tiba?” tanyanya.
“Tidak, hanya saja aku penasaran alih-alih berenang yang dia lakukan cuma duduk dan memakai jaket olahraga padahal saat ini musim panas.”
“Orang normal pasti berpikir bahwa dia sakit atau semacamnya,” timpal Hiro dengan culasnya.
“Awalnya aku juga berpikir seperti itu tapi yang kutahu. Dia itu anak yang bugar dan sehat, selain fakta jika Ren buta warna. Bahkan dia juga ikut olahraga lapangan, cuma kelas renang yang selalu dilewatkannya,” kataku. Hiro terdiam beberpa detik tapi kemudian dia berkata seraya melemparkan pandangan keluar jendela, “Itu karena dia punya luka di sekujur tubuhnya, beberapa sudah berbekas tapi masih ada satu atau dua luka yang kelihatan baru. cukup parah juga… bentuknya seperti bekas cambukan.”
Aku kaget bukan main tetapi perhatianku teralihkan ketika radio polisi menyala, “MPD kepada semua stasiun! Terjadi pembunuhan disebuah kediaman … di blok kelima kota Ikebukuro! Stasiun polisi dan para petugas yang sedang bekerja di area tersebut, dimohon agar segera ke TKP!” Minami-san ingin menurunkan kami kerena dia harus pergi. Namun, Hiro keberatan dan bersikeras agar ikut. Kurasa Minami-san tidak ingin ambil pusing jadi kami berdua diperbolehkan pergi ke lokasi kejadian tetapi mungkin saja itu karena Hiro sering kali membantu dalam penyelidikan dengan deduksinya yang cemerlang.
Tidak sampai beberapa menit, kami bertiga telah sampai di tempat kejadian perkara. Rumahnya sangat lah besar dan mewah. Kami disambut dengan dekorasi menawan, tetapi aku merasakan perasaan yang mengganjal ketika Hiro memperlihatkanku nama yang terukir di-hyosatsu(1) rumah ini. Tertulis marga Yamashita dalam kanji yang sama milik teman kami—Ren Yamashita—siswa teladan dari keluarga yang terpandang, seorang laki-laki yang ramah kepada semua orang. Manusia sempurna yang dianugrahi ketampanan, status, dan bakat sejak lahir, semua orang menyukai sosoknya baik guru maupun siswa di sekolah. Namun di jepang ada banyak keluarga yang menggunakan marga Yamashita jadi itu tidak bisa membuktikan bahwa ini adalah rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Writing Project #1: Short Story
Short StoryBerikut karya anggota yang diwajibkan mengikuti writing project dengan cara menulis short story (cerita pendek) bergenre bebas. Jumlah kata berkisar antara 1500 kata hingga 3000 kata. Batas waktu pengiriman dan pengumpulan: 3 Juni - 3 Juli 2018 pada...