Singto berjalan kesana kemari seperti cacing kepanasan, dia sudah menunggu Krist di depan gerbang sekolahnya, tetapi remaja manis itu tidak kunjung keluar juga, membuat Singto jadi heran kemana perginya Krist, padahal sejak tadi Singto berada disini jadi tidak mungkin Krist bisa pergi tanpa sepengetahuannya.
Karena penasaran Singto masuk kedalam sekolah yang sepi itu, tidak ada satupun siswa atau siswi yang berjalan di area ini, membuat Singto menjadi khawatir, kemana perginya anak nakal itu.
Sampai tiba-tiba suara samar-samar orang berteriak minta tolong tertangkap oleh pendengarannya, Singto melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar mandi karena suara itu berasal dari sana.
Dan setelah mendekat itu adalah suara Krist, remaja manis itu sepertinya terjebak di salah satu bilik kamar mandi, dan ada yang mengunci pintu kamar mandinya dari luar.
"Krist..."
"P'Singto… hikss.. hikss.. tolong aku... Hikss.. hiks..."
"Jangan berada di belakang pintu, menjauh dari belakang pintu. Aku akan mendobrak pintu ini."
"Iya."
Setelah mendengarkan hal itu, Singto langsung berusaha menerjang pintu itu dengan tubuhnya, sebenarnya Singto bisa membuka pintu itu dengan mudah, tapi nanti Krist lagi-lagi bisa curiga padanya.
Dan saat pintu itu terbuka, hal yang pertama kali di lihat Singto membuatnya tercengang, Krist meringkuk ketakutan di ujung dinding sambil memeluk lututnya sendiri, dengan keadaan basah kuyup.
Membuat Singto bergegas mendekatinya, dan memeluk Krist yang gemetaran, remaja itu hanya menangis sesenggukan tidak mau mengatakan apapun pada Singto.
"Ada apa? Siapa yang berbuat seperti ini padamu?"
"Aku takut.. hikss.. hiks…"
"Krist, jawab aku."
"Tidak tahu, saat aku kekamar mandi tiba-tiba saja pintunya tidak bisa di buka, dan ada air dari atas sana yang menguyurku…"
"Kau tidak melihat siapa pelakunya?"
"Tidak."
"Kau yakin?"
"Iya."
"Ayo, kita pulang."
"Kakiku lemas."
Tangan Singto mengecek kondisi Krist, badan remaja itu sekarang sangat dingin sekali, dengan cepat Singto melepaskankan kemeja miliknya, membuatnya hanya mengenakan kaus berwarna hitam saja, pria itu memakaikan kemeja itu pada tubuh Krist, lalu menggendong Krist, untuk membawanya pergi dari sana.
Sedangkan Krist hanya melingkarkan tangannya ke leher Singto, dan meletakkan kepalanya di dada pria itu, sambil memejamkan matanya.
"Kenapa kau tidak menelepon ku?"
"Aku tidak tahu nomor ponselmu, lagi pula ponsel ku mati."
"Iya juga, aku lupa."
"P'Sing, kenapa badanmu sangat hangat?"
"Hah?"
"Aku jadi tidak kedinginan lagi."
"Benarkah?"
"Iya, boleh aku memeluk mu?"
"Tidak boleh, kau pikir aku apa? Enak saja minta peluk-peluk segala."
Krist menatap Singto dengan mata berkaca-kaca, dan memajukan bibirnya, bersiap-siap untuk menangis agar Singto mengijinkannya.
Sedangkan Singto hanya menatap Krist dengan tidak percaya, karena anak itu mulai mengeluarkan senjatanya lagi yaitu menangis di depan Singto, padahal Singto tidak suka melihat seseorang menangis, apalagi tepat di depan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[13]. Who Is You? [ The Mysterious Bodyguard ] [ Krist x Singto ]
Fanfic[ COMPLETED ] Krist perawat, seorang putra kolongmerat ternama di Bangkok yang tiba-tiba saja mendapatkan seorang bodyguard dari ayahnya untuk menjaganya karena banyak orang-orang jahat yang mengincarnya. Cast : Perawat Sangpotirat [ Krist ] Pracha...