Cahaya matahari tidak terlalu terik saat itu, ketika Krist dan juga Singto melangkahkan kakinya menelusuri hutan, Krist mengajak Singto untuk pergi ke atas bukit yang berada di hutan itu, sebab dia bosan terkurung di dalam rumah terus-menerus, membuat Krist menjadi sangat jenuh.
Remaja itu melingkarkan tangannya di lengan Singto, dan memeluk nya dengan erat, tidak ingin melepaskan lengan suaminya, lebih tepatnya Krist takut karena itu dia sampai berbuat seperti itu.
Bagaimana tidak, keadaan ini sangat seram, meskipun Krist sudah biasa dengan hal-hal yang berbau mistis, tetapi tetap saja masih ada ketakutan yang dirasakannya saat ini.
Banyak pepohonan tua yang usianya mungkin bahkan jauh lebih tua daripada Krist, meskipun Krist tidak tahu pasti hal itu, namun dia yakin umur pohon itu pasti lebih tua darinya.
"P'Sing, aku lelah."
Rengek Krist, sambil menghentikan langkah kakinya, dia sudah malas untuk berjalan dan ingin beristirahat, kakinya terasa sakit, dan juga kram sekarang.
"Tadi kau yang mengajakku pergi."
Ingatkan Singto pada istrinya itu, tadi Krist yang merengek-rengek padanya, meminta Singto untuk ikut bersama dengannya, sampai akhirnya dia mengikuti kemauan Krist, sifat Krist yang keras kepala dan selalu memaksa orang lain memang tidak pernah hilang dari diri pria itu, Singto saja heran akan hal itu.
"Aku bosan."
"Kau sudah mengatakan hal itu tadi."
"Aku memang malas di rumah, aku bosan. Aku mau jalan-jalan."
"Jika seperti itu, ayo kita jalan saja."
"Tidak mau."
Krist memanyunkan bibirnya, sambil melirik ke arah Singto dengan kesal, lalu melipat kedua tangannya di dada, tidak mau melangkahkan kakinya sejengkal pun dari tempatnya berada saat ini.
"Apa yang kau mau?"
"Gendong aku."
Tangan Krist mengarah ke arah Singto, meminta suaminya itu menggendongnya, helaan nafas berat keluar dari mulut Singto, melihat kelakuan Krist yang tidak pernah bisa berubah itu, untung saja yang pergi hanya mereka berdua, tidak mengajak anak mereka. Meskipun sebenarnya tadi Krist ingin mengajak aneisha, tetapi plustor melarangnya, mengatakan jika lebih baik mereka pergi berdua saja, dan meninggalkan putri mereka pada plustor.
"Kemarilah."
"Aku mau gendong di belakang, bukan di depan."
"Sama saja, Krist."
"Tidak mau, itu berbeda."
"Kau ini...."
"Aku kenapa? Aku anak manis dan juga pintarkan?"
"Jangan bersikap seperti itu, ingat kau sudah punya seorang anak sekarang."
Bibir Krist mencebik mendengarnya, "Apa aku sekarang terlihat tua? Bagaimana ini, kau akan tetap sama, sementara aku nanti jadi tua. Aku tidak mau tua sendirian."
"Itu bukan masalah."
"Tapi aku takut, kau akan meninggalkan aku jika aku tua nanti," Krist mendekati Singto, dan naik ke punggung suaminya itu sebelum berpegangan dengan erat, pada bahu pria itu, "Bagaimana dengan Sha? Dia juga tumbuh sangat cepat."
"Kita akan mencari cara, untuk mengatasinya."
"Apakah kau yakin kita bisa mengatasinya?"
"Iya, jadi tidak perlu khawatir."
Krist mengganggukan kepalanya, dan meletakan dagunya di bahu Singto, menyandarkan kepalanya pada kepala suaminya itu, dia harap mereka akan bisa mengatasi hal itu, tidak ingin putri mereka hidup seperti itu, Krist hanya takut terjadi sesuatu pada putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[13]. Who Is You? [ The Mysterious Bodyguard ] [ Krist x Singto ]
Fiksi Penggemar[ COMPLETED ] Krist perawat, seorang putra kolongmerat ternama di Bangkok yang tiba-tiba saja mendapatkan seorang bodyguard dari ayahnya untuk menjaganya karena banyak orang-orang jahat yang mengincarnya. Cast : Perawat Sangpotirat [ Krist ] Pracha...