Perlahan-lahan Krist berjalan mengendap-endap mendekati Singto yang kini mendudukan dirinya sendirian di teras rumah itu, Krist mengagetkan Singto dari belakang, dengan cara tiba-tiba menegang bahu pria itu, tetapi Singto tidak kaget sama sekali, membuat krist mendengus kesal ke arah Singto,karena pria itu tidak asik sama sekali.
"Kenapa kau ada disini? Di luar dingin, lebih baik kau masuk saja."
Ujar Singto ketika melihat Krist keluar dari dalam rumah, padahal saat ini di luar tengah hujan lebat, membuat hawa dingin kini mulai terasa.
Krist menggelengkan kepalanya, dan mendudukkan dirinya di penyangga kursi yang Singto dudukki. Krist mengarahkan tangannya merangkul bahu Singto dan menyenderkan kepalanya pada kepala pria itu dengan lemas.
"Kenapa kau keras kepala sekali."
"Kenapa kau tidak masuk juga?"
"Aku hanya ingin menjernihkan pikiran ku."
"Memang pikiranmu, kenapa?"
"Tidak tahu."
Singto memindahkan tubuh Krist untuk duduk di atas pangkuannya, lalu melingkarkan tangannya di perut Krist, sambil meletakan dagunya di bahu milik remaja manis itu. Sedangkan Krist hanya diam saja, ekor mata krist menatap ke arah tetesan air hujan, mengikuti kemana air itu terus menetes-netes dengan tidak ada hentinya, sebab curah hujannya kini cukup lebat.
"P'Sing, aku bosan."
"Kau kau pergi kemana?"
"Tidak tahu, aku takut berkeliaran di hutan ini, aku takut ada singa yang nanti memakanku bagaimana?"
"Kata siapa di hutan ini ada singa?"
"P'Plustor."
"Dan kau percaya?"
Krist menganggukkan kepalanya, sambil mengarahkan tangannya memeluk tangan Singto yang kini melingkari perutnya. Tentu saja Krist percaya, bukankah memang di setiap hutan akan ada hewan buas di dalamnya.
"Tidak ada hewan buas disini."
"Benarkah?"
"Iya, dia menipumu."
Wajah Krist berubah menjadi cemberut ketika mendengarnya, jadi pria itu hanya menakut-nakutinya saja, disini tidak ada singa dan sebagainya yang plustor selalu ancamkan kepadanya.
"Apa disini ada rawa-rawa?"
"Tidak, kau harus keluar dari hutan terlarang ini baru bisa menemukan rawa-rawa. Di dekat sini hanya ada sebuah sungai."
Jelas Singto, yang semakin membuat Krist cemberut karena lagi-lagi ternyata dirinya di tipu oleh plustor, dasar ibu setan.
"P'Sing, geli."
Protes Krist saat singto menciumi tengkuknya, tangan Krist langsung terarah ke belakang dan menjauhkan wajah Singto dengannya, saat Krist ingin bangkit dari pangkuan pria itu, Singto memeluknya dengan erat tidak mau mau melepaskan Krist.
"Aku mau masuk, disini dingin."
"Tadi kau berkata ingin disini."
"Sekarang berbeda aku mau masuk saja."
"Ayo, aku akan menemanimu."
"Tidak mau aku bisa sendiri. Cukup lepaskan aku saja."
Tangan Krist mencoba melepaskan tangan Singto tetapi tidak bisa karena Singto memeganginya dengan erat, karena kesal akhirnya Krist mengigit tangan Singto, meskipun tidak ada efek apapun.
Krist sampai heran kulit Singto terbuat dari apa, sampai ketika Krist memukulnya bukan Singto yang kesakitan tetapi Krist. Tangan Krist menelusuri tangan Singto, dan memainkan jari-jari tangan pria itu, karena penasaran Krist mengambil salah satu jari Singto dan menggigitnya, tidak ada reaksi apapun yang keluar dari Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
[13]. Who Is You? [ The Mysterious Bodyguard ] [ Krist x Singto ]
Fiksi Penggemar[ COMPLETED ] Krist perawat, seorang putra kolongmerat ternama di Bangkok yang tiba-tiba saja mendapatkan seorang bodyguard dari ayahnya untuk menjaganya karena banyak orang-orang jahat yang mengincarnya. Cast : Perawat Sangpotirat [ Krist ] Pracha...