Park Family - Menikmati Luka

1.7K 169 41
                                    

Donghae Park

Dia telah pergi meninggalkan
Dan aku tak bisa melakukan apa-apa
Seperti orang bodoh, aku berdiri di sini kosong.

Dia melempar map penting ke sembarang meja. Menghempaskan tubuhnya di kursi kebesaran yang biasanya terasa nyaman.

Wakil direktur perusahaan besar itu nampak tak semangat melakoni pekerjaannya pagi ini. Maniknya berputar menelusuri seisi ruangan besarnya yang sungguh tidak menarik.

Kepalanya menengadah. Menatap langit-langit ruangan dalam diam. Sesekali hembusan nafas berat mengalun dari bibirnya.

Dalam sekali hentak tubuhnya kembali tegak. Tangannya terulur meraih laci kedua bagian kanan meja kerjanya. Mengeluarkan sebuah perabot elektronik berbentuk persegi panjang.

Kyuhyun...

Ya. Itu adalah PSP milik satu-satunya adik tersayangnya. Milik Kyuhyun-nya.

Pandangannya berubah sayu, dengan senyum miris terpatri di bibir. Tangannya memencet tombol On, sekejap kemudian tampilan berubah dengan tulisan Start.

Jemari panjangnya mulai menari memainkan game itu. Namun belum ada semenit, tulisan Game Over terpampang dengan gambar pemain yang berkedip-kedip.

Ia letakkan benda itu perlahan. Mengubah atensinya pada pigura kecil di sudut meja yang berisikan tiga lelaki muda dan satu pria paruh baya.

"Aku memang selalu payah main game, Kyunnie," monolognya memandang sosok Kyuhyun dalam foto itu.

Ingatannya mengelana. Potret dimana Donghae tengah memakai toga, menunjukkan foto itu diambil saat dirinya wisuda. Dulu foto itu memang bukan apa-apa, tidak berharga. Namun sekarang, ia bersumpah akan menjaga foto itu hingga dirinya menua.

Sudah satu tahun Donghae hidup bagai menggantungkan semangatnya pada selembar foto. Foto langka yang menampakkan dirinya bersama ayah dan kedua saudaranya.

Lewat foto itulah ia mengobati rindu. Rindu yang selalu menghantuinya dan menyeruak hingga rasanya seperti melumpuhkan kinerja jantungnya. Karena rindu itu juga membawa penyesalan fatal.

Satu tahun lalu Donghae terlalu senang. Bergembira setelah mendengar Kyuhyun-nya akan segera di operasi. Tanpa sadar bahwa setelahnya ada badai besar.

Tubuhnya dibiarkan jatuh dengan keras beradu dengan meja kaca. Menelungkup menyembunyikan isakan yang membuat bahunya bergetar.

Ia tidak ingin menyalahkan Tuhan. Hanya saja, takdir terasa begitu kejam. Ketika harapan membumbung tinggi, ia justru di hempaskan dalam semalam.

Namja itu kehilangan. Ditinggalkan alasannya bahagia. Dan hanya bisa diam tanpa berbuat apapun.

Adiknya pergi. Meninggalkan semuanya.

Aku menatapnya, yang semakin menjauh
Dia menjadi sebuah titik kecil, dan kemudian menghilang.
Akankah perasaan ini menghilang setelah berjalannya waktu?

Donghae masih ingat dengan betul bagaimana perasaannya saat itu. Ketika mengangkat peti berisikan tubuh adiknya dan mengantarkannya ke peristirahatan.

Di hari itu ia merasa menjadi orang paling tersakiti di dunia. Merasa menjadi kakak terbodoh di dunia. Hatinya hanya bisa terus bersedih dan merutuk untuk dirinya sendiri.

Donghae terpuruk beberapa waktu. Setelah hari pemakaman itu yang sering ia lakukan hanyalah mengunjungi kamar Kyuhyun. Menyerap sisa-sisa keberadaan namja itu.

IF YOU [Cho Kyuhyun]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang