Chapter 13

1.5K 173 48
                                    

Rumah tahanan Singhuan siang itu terlihat ricuh. Narapidana dan para sipir berhambur memenuhi lapangan olah raga di dalam sel itu. Seorang paruh baya yang menjadi pusat kerumunan mereka nampak berguling di tanah dan berteriak kesakitan.
Shim Chanjun –dokter di sel itu dengan panik mengecek keadaan napi itu dibantu beberapa sipir mengekang tubuhnya agar tak berontak.

“Siapkan ambulan,” teriaknya nyaring seketika membuat beberapa pergi melakukan perintahnya.

Brankar berisikan tubuh napi berinisial KJW itu berdecit cepat memasuki unit gawat darurat. Tubuhnya sudah diam tak bereaksi apapun sejak di perjalanan. Dokter Shim sudah melakukan CPR di dalam ambulan tetapi tidak juga menolong.

“Pasien mati otak. Hanya kemungkinan kecil ia bisa kembali bangun,” itulah yang dikatakan salah seorang dokter emergency pada Park Yoochun, kepala kepolisian yang datang bersama KJW.

“Kenapa seperti itu? Sebelumnya ia hanya sedang duduk sambil makan roti di lapangan,” tanya Yoochun.

“Ya, mungkin dia keracunan zat berbahaya,” Yoochun mengangguk paham saat ia pikir keracunan lah masalah utamanya.

“Ah ya, rumah sakit kami sedang membutuhkan cukup banyak organ dalam. Mungkin bisa anda tanyakan pada walinya apakah mereka bersedia mendonorkannya. Salah seorang staff transplantasi organ akan bersamamu untuk menjelaskan,”

“Kita bisa melakukan autopsi bersamaan dengan ekstrasi organ jika walinya menyetujui. Itu akan membantu pekerjaanmu juga,” lanjut dokter itu.

---

“Aku menyesal menolongmu,”

Degg

Kyuhyun tertegun mendengar pernyataan Ryeowook yang mampu menyayat perasaannya. Tanpa sadar kakinya mundur selangkah, menjauhkan diri dari hyung lembutnya yang kini berwajah menyeramkan.

“Hidup keluargaku hancur karena ibu datang ke Park Jungsoo dan meninggalkan appa. Ayahku sekarang berada di penjara karenamu. Dan sekarang ayah yang kau hormati itu memintaku memberikan ginjalku untukmu. Kalian keluarga jahat,” rentetan kalimat panjang Ryeowook mampu menghunus hati Kyuhyun yang memandangnya tidak percaya.

“Kalau saja dulu kau mendengarkanku dan segera berobat, ini semua tak akan terjadi. Setelah kau begitu mengabaikan kesehatanmu sekarang kau ingin sembuh dengan merenggut milikku?”

“Aku membencimu Park Kyuhyun,” cecar Ryeowook penuh kebencian.

Tubuh Kyuhyun luruh. Namja itu bersimpuh di kaki Ryeowook. Tangisnya pecah, bukan lagi isakan tetapi raungan penuh kalimat maaf. Ryeowook sendiri tak lagi mampu menopang beban tubuhnya sampai namja itu terhuyung dan terduduk kembali di ranjang. Air matanya pun ikut mengalir.

“Aku tidak mau meminta ginjalmu hyung, aku tidak mau. Aku tidak mau appa melakukannya,” rancauan Kyuhyun tak berhenti disana. Beriring isakannya yang beradu dengan milik Ryeowook yang semakin bersuara.

Ryeowook anak baik. Keadaan yang membuatnya lelah dan ingin berontak. Ia merasa tidak memiliki keluarga sudah cukup membuatnya sedih. Ia merasa menjaga Kyuhyun sampai mengorbankan ayahnya dan hampir mempertaruhkan nyawanya sendiri sudah cukup untuk membalas budi kebaikan keluarga yang merawatnya.

Tetapi Ryeowook merasa ia salah besar. Keluarga yang selama ini ia pikir dermawan begitu serakah mengharapkan hal besar dari anak sebatang kara itu. Ia sakit, melihat hidup orang yang ia jaga sejak kecil di ujung tanduk. Tapi ia merasa berhak lebih sakit, mengetahui keluarganya hancur karena mereka. Dan setelahnya meminta satu bagian tubuh pentingnya yang dititipkan Tuhan padanya. Apa Ryeowook salah jika merasa berhak kecewa dan marah?

IF YOU [Cho Kyuhyun]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang