Chapter 6

10.2K 852 55
                                    

"Sasuke menolak mu?" Sai memastikan apa yang didengarnya.

Sakura memberikan anggukan sebagai jawaban. Sai menatap bingung wajah Sakura yang masih merah sembab karena menangis. Setaunya normal untuk seorang Sasuke menolak Sakura. Ini juga bukan kali pertama Sakura gagal dalam percintaannya. Tapi melihatnya sampai menangis..

"Dia kasar saat-tidak, kau kan lebih kasar darinya," Sai membatalkan spekulasinya.

Sakura menatap Sai dengan wajah jengkelnya. "Jadi kau membela teman sialan mu itu!?"

"Sakura, Sasuke itu pria dewasa. Dia mencari wanita untuk dinikahi jadi-"

"Aku kan juga bisa dinikahi!" Protes Sakura semakin kesal. Sebenarnya Sai ini menganggapnya apa sih di otaknya.

Sai menghela nafas. "Ok tentu saja kau juga bisa menikah, tapi tidak secepat yang Sasuke harapkan. Lihatlah! Kau saja masih pakai seragam mu!"

"Bisa saja dia seorang pedofil yang suka anak dibawah umur!"

Sepertinya sepupunya ini benar-benar sangat ingin memaksakan diri untuk berpasangan dengan Sasuke. "Kau itu masih belum boleh berpacaran Sakura. Bagus Sasuke menolak mu. Berhenti lah bermain-main, apa kau sudah menentukan pilihan mu setelah lulus?"

Sakura memicing menatap Sai jengkel. "Kau menggeledah barang ku lagi?"

"Mau bagaimana lagi, jika tidak begitu pasti kau sudah memilih perusahaan 'Uchiha' bukan kantor ku." Sai membantu melepas dasi yang masih melingkari kerah leher Sakura.

Sakura mengernyit bingung. "Uchiha?"

"Yeah meskipun kau kesana juga tesnya pasti sangat sulit. Sasuke tidak akan mempermudah mu. Mandi lah dulu, akan ku buatkan makan malam." Sai beranjak keluar dari kamar meninggalkan Sakura yang kini masih terdiam mencerna apa yang Sai katakan.

Wajahnya kembali tersenyum sumringah. "Sai!" Teriaknya dari kamar.

"Ya? Ada yang kau inginkan?" Balas Sai yang ternyata sudah berada di lantai bawah. 

"Aku rasa aku mulai menyayangi mu!"

Sai mendengus pelan. "Kau kan memang harus menyayangi ku, dasar bodoh."

.
.

Dua bulan? Tidak, sepertinya ini sudah tiga bulan berlalu sejak terakhir ia melihat Sakura. Sai hanya meminta maaf, pria itu tau bahwa saudarinya telah mengusiknya. Dia bilang kini Sakura sudah baik-baik saja dan tidak akan mengganggunya. Gadis itu bahkan sudah mulai terlihat serius belajar. Itu artinya saat itu benar-benar yang terakhir.

Sasuke menatap gelombang kecil di dalam gelas yang ia pegang. Kalau ia tidak salah ingat, disini lah ia bertemu si merah muda.

Lagi-lagi ia mengingatnya. Sasuke membuang nafas kasar. Kira-kira apa pendapat Sai jika ia nekat mengambil langkah untuk menerima anak kecil itu? Pasti Sai juga berpikir bahwa dirinya adalah pria aneh yang berbahaya bagi bunga kecilnya.

"Apa ada masalah?" Sasuke melirik kearah pria yang mengajaknya berbicara. Shikamaru menatapnya dengan satu alis terangkat. "Kau terlihat seperti orang yang tidak tau dimana jalan keluar."

"Hnn,"

Shikamaru cukup dibuat kaget karena Sasuke tidak menyangkalnya. Pria jenius sepertinya ternyata mengalami masa sulit tanpa jalan keluar juga ya,

"Aku yakin kau tak akan menceritakan masalah mu pada ku, aku juga tak mau mendengar curhatan pria berbadan besar seperti mu. Itu menggelikan," Shikamaru menyesap rokoknya lalu menghempas asapnya begitu saja. "Carilah pasangan mu, menikahlah."

I'm not child Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang