Chapter 1

17.7K 1K 33
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : Sasuke × Sakura
Author : Amannachan
Genre : Humor, romance,
Rating : M (for save)

(warning : bagi yang belum 17 tahun diharap jangan baca dulu :'3 disini banyak kalimat yang belum pantas dicerna anak dibawah umur. anna udh ngingetin loh ya :* )

selamat membaca :)
.
.
.

Malam yang penuh dengan gemerlap cahaya benda langit menjadi malam yang menyenangkan bagi para muda-mudi untuk melepaskan rasa penat setelah terbelenggu oleh sesaknya aktivitas sepanjang hari. Malam memang selalu dijadikan sebagai waktu untuk merefresh kerja tubuh agar lebih optimal keesokannya.

Tak terkecuali dengan si tampan bungsu Uchiha. Pengusaha muda yang tengah naik daun dalam dunia bisnis ini juga sedang berusaha untuk melupakan segala hal yang membebani otak jeniusnya. Diteguknya segelas wine dengan gerakan yang amat pelan. Ia terlihat begitu menikmati waktunya sendiri diantara kebisingan sekitarnya. Dirinya yang hanya duduk menikmati minumannya saja sudah terlihat begitu menggoda. Pakaian formal yang acak-acakan dengan beberapa kancing baju terbuka serta dasi yang telah longgar minta di lepas semakin memberikan kesan sensual. Para wanita bahkan sudah menggigit jari mereka menahan diri untuk tidak menyerang pria terhormat itu.

"Kau yakin tidak butuh sesuatu yang lain selain minuman yang ku hidangkan?" Tawar bartender muda di depannya berbaik hati, mengingat pelanggan kehormatannya kali ini adalah teman semasa kuliahnya dulu. "Kau tau, sekali kau merasakan kelembutan yang menyelimuti kejantanan mu maka kau akan lupa segalanya."

Adik tunggal dari Itachi ini mendengus pelan. "Sejak kapan kau memiliki otak selangkangan seperti si kuning nyentrik itu?" Ejeknya dengan angkuh.

Jujur saja Sai merasa tersinggung namun ia sudah terbiasa dengan kalimat sarkatis milik Sasuke. Jika tidak, tidak mungkin mereka masih berhubungan baik hingga saat ini. "Huff, Apa ada yang salah?" Tanya Sai heran mengingat ia belum menemukan letak kesalahan dari sarannya hingga Sasuke harus menyamakannya dengan si penggila dada besar dan ramen seperti Naruto.

Sasuke menggoyangkan dengan pelan gelas minumannya sehingga gelombang kecil mampu terbentuk pada cairan yang akhirnya akan ia telan habis. "Jika aku menancapkan milikku pada vagina wanita, meski dia adalah jalang yang mudah mengangkang, aku yakin mereka akan memaksa ku mempertanggung jawabkan perbuatan ku mengingat aku adalah Uchiha." Bukan berniat sombong namun itulah kenyataanya. Siapa yang tidak tergiur pada posisi nyonya muda Uchiha. "Mengurus hal bodoh seperti itu adalah hal yang memuakkan disaat aku memiliki banyak pekerjaan penting lainnya. Dan lagi, siapa yang ingin menikah dengan wanita murahan yang selalu dimasuki."

"Ah.. aku mengerti, jadi kau hanya akan memuaskan tubuhmu dengan istri mu yang entah kapan akan kau gandeng." Sai menarik kesimpulan dengan nada mengejeknya. "Siapa sangka kau pria yang baik?"

Sasuke tak berniat menanggapi lagi dan memilih kembali menikmati minumannya.

"Sai beri aku wine kali ini saja ku mohon, aku benar-benar membutuhkannya sekarang juga!" Suara dengan nada lembut namun terdengar frustasi itu menarik perhatian sang oniks. Seorang gadis dengan warna rambut merah muda kini sudah menduduki tempat yang berjarak dua kursi darinya. Warna yang cukup nyentrik tapi entah mengapa, itu cocok. Sasuke cukup terkejut mengetahui Sai memiliki selera yang unik.

Gadis dibawah umur ya, yeah meskipun dapat ia akui gadis didekatnya ini cukup cantik.

"Tidak Saki, kau bahkan tak seharusnya ada disini. Apa yang kau pikirkan hingga berani kemari huh!?" Pria berkulit pucat yang terbiasa dengan pribadi ramahnya kini terdengar jauh lebih tegas dari biasanya dan itu bukan lelucon, pria itu serius. "Tetap disini, aku akan mengantar mu pulang."

Sasuke segera mengalihkan pandangan. Ia tak mau ikut campur dengan hal-hal yang merepotkan.

Sakura dengan susah payah menahan lengan Sai agar pria itu tak meninggalkannya. "Tidak Sai, aku butuh disini dan alkohol yang membasahi tenggorokan ku! Aku baru saja dicampakkan tau!"

Bukan kekasih Sai ya. Sasuke menuang kembali wine ke dalam gelasnya yang telah kosong.

"Kau bahkan berani berkencan tanpa sepengetahuan ku? Kau pikir ini akan selesai dengan mudah nona muda Haruno?"

"Kami hanya berpacaran selama tiga hari," ia lepas cengkeramannya pada lengan Sai sembari bersungut sebal. "Kau benar-benar tidak bisa menjadi kakak yang baik! Kau bahkan tidak peka sama sekali! Aku itu tidak butuh omelan mu!"

"Sakura!"

Sakura balas menatap Sai sengit. Ia menggertak kesal. "Benar-benar sangat sia-sia aku berbicara dengan mu!" Sudut matanya tak sengaja menangkap keberadaan lain di dekatnya. Ia tersenyum miring. "Sepertinya pelanggan mu kesepian," ujarnya sebelum akhirnya turun dari kursinya pergi dari hadapan sepupunya.

Sai menghela napas lelah. "Jangan mengganggu teman ku Sakura." Sai tetap memperingatkan meskipun dirinya tau ucapannya itu pasti akan diabaikan. Lihatlah, bocah itu bahkan sudah berdiri tepat di samping Sasuke. Kenapa tidak dihentikan secara tegas? Yeah itu karena ia yakin sekali bahwa Sasuke, akan mengabaikan Sakura.

"Jadi Anda teman Sai? Jika setampan ini," Sakura mengamati dengan intens tampilan pria di depannya. Ia tersenyum lebar. "Tidak mungkin aku melupakannya, apa kau tak pernah berkunjung ke rumah?"

"Singkirkan mahluk ini dari ku Sai." Ujar Sasuke acuh. Pria itu bahkan tak sedikitpun menatap Sakura yang tengah mengajaknya berbicara.

"Angkuh," celetuk Sakura pelan. Namun komentarnya itu ternyata berhasil membuat Sasuke meliriknya meski hanya dari sudut matanya. Lirikan yang tajam. Sakura merasa seperti, ia sedang dihadapkan dengan hewan buas yang sedang kelaparan. Tentu saja ia takut tapi, entah kenapa ada rasa berdebar dalam dirinya seolah menanti-nanti kapan ia akan diterkam oleh mahluk buas ini.

"Aku akan segera membawanya pulang. Tolong jaga sebentar, akan ku minta Kiba untuk menggantikan ku." Pamit Sai.

"Cepat." Hanya itu yang keluar dari mulut si Uchiha. Meskipun terdengar acuh namun ia yakin Sasuke bisa Sai percaya. Dengan segera Sai pun meninggalkan tempatnya.

Sakura dudukan dirinya di kursi kosong dekat Sasuke. "Bukankah kau terus menatap ku ketika aku datang?"

Sasuke berhenti meminum minumannya.

Sakura tersenyum miring. Ia yakin dugaannya benar. Tatapan yang begitu menusuk itu, mana mungkin Sakura tak menyadarinya. "Masih ada sepuluh menit lagi sebelum sepupu ku datang, bagaimana jika kita pergi mencari kamar kosong? Seingat ku disini menyediakan. Tertarik?"

"..."

Padahal Sakura yakin pria ini tidak akan mengecewakannya. Jangan lupakan otot-otot dada yang terus mengintip dibalik celah baju yang terbuka itu! Mana mungkin Sakura akan melewatkan kesempatan ini. "Bagaimana jika bertukar-"

"Aku tidak memiliki penyimpangan seksual terhadap anak kecil." Sasuke bersuara dengan tegas. Kini ia mau menatap lawan bicaranya secara penuh. "Jadi berhentilah mengganggu ku."

Sakura menggigit bibirnya pelan. Pria ini, menyebalkan.

"Anak kecil? Aku?" Sakura tersenyum mengejek. "Kau tidak akan bisa bicara seperti itu juga kau sudah berada di bawah ku Tuan."

Sasuke tersenyum miring menatap Sakura dengan pandangan mengejek. "Kau bahkan masih perawan,"

Sakura tersentak pelan.

"Sebaiknya kau berhenti disini bocah,"Sasuke condong kan kepalanya kearah Sakura. Ia dekatkan mulutnya di samping telinga kanan si merah muda. "Sebelum," Sasuke tersenyum puas melihat Sakura mengepal erat tangannya sendiri. "Aku membuat mu menangis." Ancam Sasuke dengan suara bariton khasnya.

.
.
.

TBC

Untuk pembaca lama, harusnya tau sih perubahannya🤭 menurut kalian ini lebih bagus atau tidak?
Btw ini aku rubah semua ya, semoga bisa sesuai harapan kalian. Apa lagi bagi yang terus minta versi lama😆🙏 memang tidak persis seperti yang lama, tapi jalan ceritanya sama.

Tolong kasih nilai setelah kalian baca semua ya😃 Terimakasih yang sudah membaca!!!!❤️❤️❤️

I'm not child Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang