"Move on itu bukan perihal tentang melupakan, tetapi perihal mengikhlaskan!"
***
Titasla merasakan perasaan yang luar biasa sakit saat melihat Mike dan perempuan lain bermesraan di depan matanya seakan kejadian dua tahun silam terulang kembali.
Seperti deja vu!
Saat dengan mudahnya Mike memcium pipi wanita lain, ralat bukan Mike yang menciumnya tapi wanita yang entah berasal dari mana itu lansung mencium pipi Mike dengan tak tahu malunya.
"Hai, Honey I really miss you," kata gadis itu manja,
"Oh aku juga merindukan mu sayang, kapan kamu pulang?" Mike memeluk gadis itu dengan sayang
What sayang?
Bahkan dulu panggilan itulah yang selalu membuat Titasla bersemu merah, dan berbunga-bunga.
Tapi sekarang...
Ah sudahlah, apa yang sekarang Titasla harapkan dari seorang mantan kekasih, yang benar saja. Mike berhak melakukan itu dengan siapa saja.
Berpegangan!
Berpelukan!
Berciuman!
Terserah!!!
Tapi apa harus didepan matanya baget? Kesannya kaya manas manasin gitu.
Dikira Titasla bakalan panas gitu?
Jelas baget dia biasa ajah gak kepanasan! Cuman rada gerah dikit!Bahkan sepertinya Mike lupa akan hal yang telah dia ucapkan!
"Bisakah aku memperbaikinya?"
Bulshit nyatanya kata kata itu hanya sekedar kebohongan yang menyakiti hati!
Baiklah Titasla sudah tidak tahan lagi berada satu ruagan dengan orang-orang yang membuatnya muak.
Titasla bangkit dari duduknya, dan melangkahkan kaki menuju pintu keluar.
"Mau kemana kamu Sla?" tanya Mike, saat melihat Titasla hendak menuju pintu luar.
"Mau ngasihin berkas revisi keuagan Pak, ke Mba Tata!" jawab Titasla datar.
"Oh."
Oke fiks! Titasla bete sebete betenya orang bete. Persetanan dengan jam kerjanya yang masih tersisa tiga jam lagi, setelah memberikan berkas revisi keuangan kepada Mba Tata, Titasla tidak kembali lagi keruangan kerjanya, dia malah sudah tongkrong di Kafe sebrang kantornya yang baru saja dibuka.
"Salala!" seru seseorang dibalik penggungnya.
Titasla menengok ke belakang "Hih, ngapain lo disini?"
"Jodoh emang ga kemana sih ya, Salala!" Titasla hanya memutar bola matanya jengah.
"Pale lo, jodoh!"
Ya dia Varell, laki-laki gila kurang kerjaan.
Catat kurang kerjaan!
Kalau dia ada kerjaan gak mungkinkan jam kantor gini bisa ada didepan dia ditambah cengegesannya!
Huft! Niatnya menghindari masalah malah bertemu lagi masalah lebih pelik kalau udah ketemu dedemit satu ini.
"Lah,lo juga lagi apa dong Salala?"
"Kepo!"
"Ih judes, padahal pas kemarin ketemu hawanya gak panas cem sekearang deh!" Varell menaikkan jarinya keatas kepala seolah olah sedang berfikir!
"Bodo!" Titasla menjawab dengan nada menyebalkan.
***
Titasla kembali lagi ke kantornya saat jam makan siang usai.
Titasla bahkan sudah berkutat dengan pekerjaan yang sempat ia tinggal. Ia Sudah tidak memperdulikan lagi atasannya yang sekarang entah dimana.
Oke bohong kalau dia tidak perduli nyatanya dia tidak bisa konsentrasi terhadap perkerjaanya sendiri!
Ah sial!!
Titasla tidak bisa terus seperti ini. Dia benci keadaan yang membuatnya tidak nyaman seperti ini.
Hanya ada dua pilihan bertanya pada sekertaris Mike, atau diam dan meneruskan pekerjaan!.
***
Mon maaf kebanyakan narasi
Dan terimakasih banyak untuk cover yg sangat bagus dari kak Redfile
KAMU SEDANG MEMBACA
sebatas luka (hiatus sementara)
RomanceRasa yang pernah ada, yang tak akan usai meski waktu terus bergulir sembari mengejar agan dalam gelap malam. *** Mulai : 26 Maret 2k19