14. Jadi siapa perempuan itu?

40 12 3
                                    

"Semua orang tidak akan pernah sampai pada titik masa sekarang atau masa depan, jika tidak melewati fase masa lalu."

"Slaa, kamu tau gak?"

"Gak tau pak!" jawab Titasla sambil ngegas persis kaya di tanjakan.

"Lah saya aja belum selesai ngomong Sla, kamu kok bawaanya sensi ya?" Mike bertanya bingung.

Karena setelah kejadian dia yang kemarin saat bersama Selin, sikap Titasla tambah menjadi, "Kamu lagi ada masalah sama saya Sla?"

"Gak ada tuh." Titasla menjawab dingin.

"Oke kalau gak ada, saya cuman mau kamu profesional." Mike menjawab lembut. Tapi entah kenapa Titasla mendengar nada mencemooh.

"Emang saya kurang profesional apa Pak?" Titasla bertanya sopan dengan senyum tersunging di bibirnya, manis sekali.

Tapi di dalam benaknya sedang mengumpat dengan segala jenis umpatan yang ada di dunia ini terkhusus untuk orang yang sedang menatapnya.

"Gak ada sih." acuh Mike begitu saja, dan sukses membuat Titasla darah tinggi saat itu juga.

***

Fahri berjalan dengan tergesa disepanjang jalan trotoar, keringat bahkan sudah mengucur deras dikedua sudut pelipisnya, tapi ia tak kenal lelah terus berlari seperti orang kesetanan.

Dia berhenti di depan gedung pencakar langit.

"Titasla." yang merasa namanya disebut menoleh kesumber suara.

Titasla membulatkan matanya tidak percaya. "Fahri," oke ini emang aga drama. Tapi ya yang terjadi selanjutnya mereka saling berlalik dan berpelukan.

"Gila, lo kok bisa ada disini sih?" Titasla bertanya bingung setelah selesai acara pelukan teletubbiesnya.

Fahri menyeringai, "Kan sengaja pen ketemu sama bidadari!"

Titasla mencibir sambil berjalan kesisi lain yang berlawanan dengan Fahri.

"Mau kemana deh mermaid anatartika, ini abang ganteng baru aja nyampe udah ditinggal aja, emang kamu gak kangen sayang?" Fahri menyeringai saat Titasla membalikan badan dengan mata melotot jijik.

"Gak suka ya gue, lo panggil sayang-sayang najis baget ih, alay!" Fahri hanya terbahak untuk respons yang diberikan Titasla.

***

Mike menajamkan penglihatanya saat melihat seseorang yang masih ia sayangi sedang bersendagurau dengan laki laki lain,

Mike panas bukan main saat melihat Titasla menyuapkan makanan pada sosok laki laki yang ada dihadapanya sambil tersenyum.

Kenapa?!

Kenapa rasanya masih sesakit ini, padahal Titasla pernah membuatnya terpuruk sedemikian rupanya.

Bahkan lebih dari ini!

Cinta kah?

Masih cinta kah Mike pada perempuan itu? Padahal jelas jelas dia sudah menyakitanya sebegitu dalam.

sebatas luka (hiatus sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang