3.pura-pura

212 111 150
                                    

"tidak perlu merasa paling terluka disini karena apa? Karena aku juga sama menderita."

Terkadang omongan orang memang benar adanya dimana kita tersenyum hanya sekedar menutupi luka

Harusnya aku sadar bahwa kamu dan aku tidak akan pernah menjadi kita bila masih ada dia

Dan kamu memilih pergi tanpa pertanggung jawaban

Jika berapa sakit aku rasakan? Maka luasnya samudra pun tak mampu menampung luka ku.

****

Hari ini adalah hari pertama Titasla bekerja sebagai pegawai magang disalah satu perusahaan Ternama.

Dia tidak ada kesan takut atau nervous dia malah enjoy dan terkesan biasa saja.

Saat semua orang ribut merapikan make up, riasan rambut, pakian dan lain-lain Titasla malah sibuk chatingan dengan Fisya sahabatnya.

WhatsApp

Fisya : gimana uyy!!! hari pertama udah ketemu cogan belum??

Chat dari sahabatnya membuatku mengulum senyum jahil!

Me : ada dong!! Lo tau gak siapa cogannya!! Lo juga kenal Fir.

Balas ku dengan sedikit cekikikan hingga membuat orang disekitarku memandang dengan aneh kearah ku.

Tapi bodo amat!

Fisya : siapa sih siapa?? Masa gue kenall??😯😯

Jawabnya dalam hitungan detik.

Saat aku mau membalas chatnya tiba-tiba keluar seorang sekertaris cantik memanggilku,

Dia menyuruhku untuk masuk kedalam ruangan.

Sebenarnya ada beberapa yang aku bingung disini.

Pertama mengapa harus langsung bertemu dengan CEO (chief executive officer) .

Padahal kalau di pikir-pikir Titasla hanya seorang pegawai magang biasa sebenarnya Titasla sudah bukan mahasiswi kebanyakan yang magang untuk menyelesaikan tugas akhir mereka .

Tapi dia hanya di suruh oleh ayahanda tercinta untuk merasakan bagaimana suasana menjadi bawahan

Tujuannya untuk merasakan jadi bawahan sebelum menjadi atasan serta untuk melatih diri agar sesuatu itu tidak mulai dari atas namun dari bawah

Dan Titasla sangat menghormati keputusan ayahnya itu, biarlah sekarang dia menjadi pekerja keras dulu agar mendapatkan buah kesuksesan di masa depan

Back to topic

Titasla masuk kedalam ruangan dengan perasaan entahlah.

Sekertaris tersebut mengintrupsikan bahwa yang di suruh oleh atasannya itu sudah di lakukan setelah itu dia pamit undur diri.

"Duduk." suara berat itu mampu membuat Titasla diam membisu memantung dalam diam.

Ada kerinduan didalam tatapan mata teduh itu, ada sesuatu yang ingin disampaikan sampai sekarang

Titasla langsung membenahi perasaannya yang sudah amuradul oleh satu kata tersebut.

Titasla duduk dihapan seorang CEO muda yang dingin dan terkesan tak memiliki perasaan!

"kamu bekerja disini menjadi sekertaris pribadi saya!" bengong lah Titasla di situ.

Semua orang juga tahu Titasla hanya sekedar orang yang mau magang bukan cari pekerjaan yang lansung jadi sekertaris seorang chief executive officer

sebatas luka (hiatus sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang