2.mengapa harus bertemu lagi?

221 118 127
                                    

"Jika dulu kau tak mencampakan ku sedemikian rupanya mungkin tidak akan semenyedihkan ini pada akhirnya!"

"Jadi lo kerja dulu di perusahan orang lain Sla?" tanya sahabat ku antusias.

"Hmm...," jawab ku sambil menganggukan kepala.

"Dimana emangnya?" tanyanya lagi penasaran.

"Di perusahan apa ya namanya?" Titasla sedikit memutar otak untuk mengingat perusahan apa yang akan menjadi tempat bekerjanya nanti?

"Oo. Gue inget Alzwi Group!" ucap Titasla kemudia setelah beberapa saat berfikir.

"APA?" kaget Fisya sahabat Titasla heboh, "Itukan perusahan ternama yang lagi naik-naiknya," ucap Fisya kemudian dengan disertai kehebohanya.

"Terus?" tanya Titasla agak bingung dengan reaksi lebay sahabatnya ini.

"Kok cuman terus sih?" Fisya mendengus kesal mendengar ucapan yang Titasla katakan.

"Terus gue harus gimana?" Tanya Titasla lagi sedikit kesal.

"Ya harus seneng dong pake baget! Lo tau gak sih kalau yang jadi pimpinan direkturnya tuh anak sulung yang punya perusahan itu, terus gue denger-denger juga ya tuh pewarisnya cogan alias cowo ganteng, aduh kebayang dong Sla kalau lo udah kerja di sana walaupun cuman magang doang lo juga bisa cuci mata." jelas sudah penjelasan dari Fisya membuat Titasla memutar bola mata jengah mendengarkan penjelasan yang seharusnya dia juga sudah tau.

"Yaudah sih lagian gue disana jadi pegawai magang yang udah pasti bakalan jadi stafnya, jadi gak akan ada bedanya juga! Toh mungkin gue juga gak bakalan ketemu tuh!" Jawab Titasla polos.

****

Tiga jam yang lalu Mike Arga Alzwi telah sampai di Indonesia dan langsung pergi ke kantornya.


Dengan tatapan tajam dan dingin seakan telah menjadi ciri khas tersendiri dalam dirinya sejak dua tahun yang lalu.

Dia sebenarnya tidak ingin lagi menginjakan kaki di tanah kelahirannya ini karena luka yang luar biasa menyakitkan.

"Maaf tuan apa Anda tidak ingin terlebih dahulu makan malam?" Tanya salah satu stafnya dengan sopan dan tatapannya kebawah karena merasa segan.

"Tidak." jawaban singgat ini mampu membuat siapa saja merinding sendiri.

"Baiklah tuan." Staf tersebut akhirnya menyerah untuk menawari tuannya itu.

Akhirnya Mike sampai keruangan kerjanya dengan tatapan masih dengan dingin dia menatap ruangan yang telah ia tinggal selama hampir dua tahun lamanya.

"Tinggalkan saya!" perintahnya langsung diangguki patuh oleh para staf yang tadi mengantarkannya

Mike memang datang agak sore jadi saat sampai di kantornya sudah beranjak malam.

Mike diam dalam lamunannya mengingat masa-masa indah yang telah menjadi yang ia sekarang paling ia benci.

Mike merasa lapar karena dari tadi ia belum memakan apapun hanya minum air putih saja itu juga saat dia berada di pesawat.

sebatas luka (hiatus sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang