Chapter 9

4.8K 390 17
                                    

Mentari telah bersinar terang menggantikan sang bulan, cahaya nya mengusik tidur nyenyak seorang remaja tampan yang terbaring di ranjang pesakitan, perlahan ia membuka kedua matanya, ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan merasa asing dengan kamar yang ia huni saat ini.

"Uh...... dimana aku? Infus? Tapi siapa yang membawaku kesini" batin namja itu

"Apa mungkin hyung yang membawa ku ke sini? Tapi itu tak mungkin ia kan membenciku" monolog namja itu seorang diri

"woa yepudda!!!!" teriaknya kagum saat matanya tidak sengaja melihat pemandangan taman indah di belakang rumah sakit, matanya berbinar kagum, ia menarik kasar selimut yang menutupi tubuhnya, mencoba beranjak dari tempat tidurnya

"eungh pusing" namja itu mengeluh, namun ia masih memaksakan dirinya mengabaikan pusing yang mendera,
Saat kakinya menapak lantai ia terjatuh sambil memegang tangan kaki kirinya dan terus merintih kesakitan, sampai seorang perawat menghampiri namja itu membantunya bangun

"Anda tidak apa-apa? Ada yang sakit?" tanya sang suster dengan lembut

"Kaki ku sakit, ada apa dengan kakiku suster? "

"Tenang saja, kaki anda hanya sedikit retak karena tertimpa beban berat, apa anda ingat apa yang terjadi dengan anda tuan?

"aku tidak ingat suster, yang aku ingat aku sedang dikurung hyung ku di gudang"

"ah maaf kalau begitu, apa anda ingin sesuatu tuan? Kenapa anda beranjak dari tempat tidur tadi?

"Aku ingin kesana bolehkah? Dan jangan memangilku tuan suster, aku  17 tahun desember ini"

"Arasseo, mari kita pergi adik manis, pangil saja aku noona, jiyeon noona"

"jeongmalyo noona, gomawo noona"
Namja itu menampilkan senyum kotak yang menawan yang membuat suster di depannya gemas akan tingkahnya

Skip

Di lorong rumah sakit seorang namja tampan yang memakai jas dokter berjalan santai sambil sesekali menyapa beberapa orang yang lewat di depan nya, ia berhenti di salah satu ruang rawat vvip no 311

"Klek "suara pintu terbuka, pemuda yang memakai jas dokter itu terkejut pasien yang harusnya ada ruangan tersebut menghilang, ia mencari keseluruh ruangan hingga matanya tidak sengaja melihat 2 orang sedang bercanda di taman, dengan segera dokter tampan itu menyusul kedua orang tersebut

"Hei tae, kenapa kemari hum? Kau kan belum sembuh" dengan lembut dokter tersebut mendekati anak tersebut, namun tubuh anak itu terlihat bergetar

"Noona..... saeng takut.... dia jin hyung.... dia ingin memukulku noona... hiks.... hiks... hiks"

"Tae.... aku bukan jin hyung,  aku hobi hyung kau ingat?"

"Ania neo jin hyung! Noona suruh dia pergi, aku tidak ingin ikut dia noona! " anak itu berteriak histeris dan menangis

"Jung uisa sebaiknya anda pergi saja, biar saya yang menenangkan adik ini uisa"

"Eoh baiklah, mohon bantuannya Jiyeon sii"

"Ne uisa"

Jiyeon berusaha menenangkan taehyung yang kini masih menangis, mulai dari memeluk anak itu, mengimingi Taehyung dengan es criem, hingga menampilkan wajah konyol tidak ada satu pun yang berhasil untuk menenangkan Taehyung, hingga terbesit sebuah ide di otak Jiyeon

"Jika adik manisku ini masih menangis, noona tidak akan membawamu jalan-jalan lagi! " jiyeon beranjak pergi dari tempat itu

"Noona jangan pergi.... aku tidak ingin sendiri hiks..... hiks..... aku akan berhenti nangis sekarang"

It's hurt hyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang