"Jin hyung hentikan kegilaanmu itu, kau bisa membunuh nya" dengan nada suara amat datar, namja itu menghentikan seokjin yang terus mencambuk anak malang itu meski ia sudah tak sadarkan diri
"lepaskan aku jim, dan jangan ikut campur!!!"jimin pov
Sungguh ini sudah keterlaluan, anak iyu bahkan sudah tak sadarkan diri, dan jin hyung masih menyiksa nya
"geumanharago!!!! Dia bisa mati hyung!! kau ingin jadi pembunuh!!!"
"aish!!!! terserah kau saja" setelah mengatakan itu jin hyung pergi begitu saja meninggalkan aku dan anak ini berdua.
"aish!! kenapa ia meninggalkan anak ini disini, merepotkan saja!!" aku mencoba menggendong tubuh anak itu, sebenarnya aku malas melakukan nya, tapi mau bagaimana lagi, tak mungkin aku menyuruh hwang ajumma membawa anak ini ke kamar nya
"owh ringan sekali tubuhnya, apa kau tak makan dengan baik, atau memang tubuhmu yang tak mau bertambah gemuk" ah aku rasa aku agak sedikit gila, untuk apa aku bertanya pada orang yang sedang pingsan, dasar jimin baboAku segera membawa taehyung menuju kamarnya, dan membaringkannya di ranjang, dan saat ini aku sedang bingung haruskah aku merawatnya atau aku biarkan saja anak ini, ah molla lebih baik aku menyuruh hwang ajumma mengurus nya
Aku menuju dapur, untuk menyuruh hwang ajumma mengurus anak itu
"ajumma, bisakah ajumma mengobati Taehyung?"
"tapi saya sedang memasak untuk makan malam tuan muda" ucap hwang ajumma
"ya sudah saat selesai nanti, ajumma urus dia"
"Ne tuan muda" aku pergi meninggalkan hwang ajumma menuju kamarku, aku masih pusing akibat mabuk tadi, mabuk saat frustasi begini bukan gayaku, tapi tempatku berkeluh kesah sudah pergi, dan saat ini aku benar-benar merindukan mereka, kedua orang tua ku.
Apa kalian ingin mendengar ceritaku, baiklah akan ku ceritakan, semenjak ayah dn ibuku meninggal 5 tahun lalu sejujurnya keadaan keluarga ku tidak lagi sama seperti dulu, hyung sibuk dengan urusan kantornya, sedangkan adikku, kau tau bagaimana hubungan ku dengannya, tapi sejujurnya aku sedikit merindukannya, aku ingin kembali memeluk anak itu, tapi aku tak sanggup, karena anak itulah eomma dan appa meninggal, dan yang membuatku mabuk tadi adalah perkataan yoongi hyungjimin pov end
Flashback on
"hyung kenapa kau ingin bertemu denganku?" Yoongi memang menghubungi jimin untuk bertemu di kafe bangtan tadi
"aku ingin membicarakan masalah taehyung" jawab yoongi dengan nada datar
"Kau fikir aku peduli! , jika itu yang akan kau sampaikan aku pergi" jawab jimin dan segera beranjak dari tempat duduknya
"Aku menyuruh nya untuk mengikuti lomba dance di sekolah, dan aku yakin ia butuh persetujuanmu atau jin hyung" ucapnya dengan senyum remeh
"neo jeon yoongi!!! Apa yang kau katakan hah!!! Jika ia sampai mengikuti lomba sialan itu, aku pasatikan ia akan kehilangan fungsi kakinya!!!"
"jangan egois kim, kau calon psikolog kan? Aku rasa kau tak pernah tau keadaan adik yang kau benci itu, jadi sebelum terlambat buka hatimu dan terima kematian ayah dan ibumu itu sebagai takdir" ucap yoongi masih dengan nada dingin andalannya
"kau tak mengerti bagaimana perasaan ku sialan!!!!!! , jadi jangan coba mengajariku, aku tak peduli meskipun kau lebih tua dariku" ucap jimin dan berlalu dari tempat itu, sebelum ia mendengar
"kau akan menyesal jim, anak itu tak pernah tenang bahkan saat ia tidur sekalipun"
"aku tak peduli" ucap jimin dan berlalu dari tempat ituFlashback off
Jadi itulah yang menyebabkan jimin melampiaskan kekalutan nya pada alkohol, hatinya ingin berdamai, tapi ia juga terlalu egois untuk memulai.
Other side
"eugh....... appo...." keluh seorang namja yang baru saja tersadar dari pingsannya
"eoh siapa yng membawaku kesini?" ucapnya bingung
Namja itu melamun memikirkan apa yang baru saja ia alami, tatapannya terlihat kosong namun memancarkan kesedihan, dan kepedihan yang ia rasakan selama ini, hingga terucap dari bibir namja tersebut
"bukankah hyung menginginkan aku pergi, aku rasa ini saat yang tepat untuk pergi"Taehyung pov
Aku melangkahkan kaki menuju lemari mengambil sebuah benda tajam yang biasa aku gunakan untuk melukai diriku sendiri saat aku mendapat mimpi buruk, atau lelah dengan keadaanku.
Perlahan aku menggoreskan pisau tersebut ke tangan, rasanya sakit, tapi entah kenapa rasa sakit ini membuat ku tenang dan bahagia, hingga aku berani memperdalam luka itu, aku berharap bisa pergi dari sini secepatnya, aku melangkahkan kaki ku menuju ranjang, darah yang berceceran di sekitar kamarku tak aku pedulikan, lagi pula tak akan ada yang bersedih saat aku tiada, jadi untuk apa aku hidup saat hanya penderitaan yang aku hadapi, aku juga bisa merasa lelah dan ingin menyerah"saranghae hyungdeul...... annyeong....." ucapku sebelum kegelapan menelan kesadaran ku
Ceklek, suara pintu yang dibuka terdengar di malam yang sunyi itu, dan apa yang ada di balik pintu itu membuat wanita paruh baya itu berteriak kaget
"tuan muda?" ujarnya bergetar, ia mencoba menyadarkan tuan mudanya yang sudah pucat seperti mayat itu, matanya tertutup debgan damai, dan nafas yang lemah"tuan muda jangan bercanda! JIMIN!!! TUAN MUDA JIMIN DOWAJUSEYO!!!!" teriakan itu mengemparkan seisi rumah mewah tersebut
"ada apa bi kenapa.... ASTAGA TAEHYUNG!!!! SIAPKAN KUNCI MOBILKU PLALLI!!!!
"yak tae jangan bercanda, buka mata mu saeng, jebal bertahanlah" setelah menghentikan darah yang terus mengalir dari tangan taehyung jimin mengendong tubuh tak berdaya itu
"ada apa ini jim, kenapa anak itu" jin yang baru saja tiba di kamar Taehyung heran melihat anak yang tadi ia siksa berada di gendongan jimin
"minggir hyung, Taehyung sekarat jadi jangan tanya apapun"
"baguslah kalau ia sekarat, aku malah berharap ia mati" ucap jin yang tidak diacuhkan oleh jimin, ia berlari menuju Mobil nya untuk membawa taehyung menuju ke rumah sakitjimin pov
Kenapa lama sekali, rasanya jaln kerumah sakit tidak selama ini, ya tuhan aku mohon jangan ambil dia dari ku, biarkan aku menebus kesalahanku padanya, aku mohon....
Tae jebal bertahanlah saeng..... jebal jangan tinggalkan hyung
"tuan muda nafas tuan Taehyung sangat lemah tuan bagaimana ini?"
"jangan panik bi, ada alat bantu nafas di tas ku, baringkn Taehyung dan terus tekan alat itu, sebentar lagi kita sampai" aku berusaha memfokuskan fikiran ku saat ini, aku harus bisa membawa taehyung dengan selamat.Jimin pov end
Seoul hospital
Tim dokter sedang berusaha menyelamatkan taehyung saat ini, sudah satu jam anak itu berada di ruang ICU, dan belum ada tanda-tanda dokter yang menangani taehyung akan selesai.
"dok tekanan darahnya sangat rendah persediaan darahnya habis dok" ucap seorang perawat
"hubungi keluarganya, dan periksa golongan darah pasien, utamakan donor untuk pasien ini"
"ne uisanim"Ceklek, pintu ruang ICU terbuka,
"apakah ada keluarga pasien disini?"
"saya hyung nya suster, ada apa? Apa adik saya baik-baik saja?"
"pasien kekurangan darah dan stok darah rumah sakit tidak cukup untuk pasien, jadi kami butuh darah untuk pasien"
"saya akan mendonorkan darah saya sus, jadi tolong selamatkan adik saya suster"
"baiklah kita akan periksa apakah darah anda cocok dengan dengan adik anda"
Skip"ah darah anda cocok dengan adik anda tuan, dan kami akan berusaha menyelamatkan adik anda"
"gamsahamnida suster saya mohon selamatkan adik saya" tae hyung janji hyung akan membuat mu bahagia saeng, jadi bertahan lahTbc

KAMU SEDANG MEMBACA
It's hurt hyung
Fiksi PenggemarKim taehyung, remaja tampan yang selalu menampilkan senyum ceria seolah tak ada beban dalam hidupnya, namun dibalik semua itu, hidupnya penuh dengan penderitaan, ia dijauhi oleh kedua hyungnya karena satu hal yang bukan salahnya, ia juga menderita d...