Chapter 10

5K 403 18
                                    

Pertemuan dua saudara yang saling merindukan dan saling melindungi itu, kini entah Bagaimana terasa menyedihkan, sang adik yang terus menyebut nama sang kakak saat tidurnya kini tak mau menampakkan wajahnya pada sang kakak, tubuh bergetar dan air mata yang ia tunjukkan pada sang kakak yang berusaha mendekatinya.

"Tae..... geokjeongma..... igeo hyung... jimin hyung" Jimin sudah mulai meneteskan air matanya

"Noona....... hiks...... aku takut..... suruh ia pergi Noona, hiks...... hiks..... hiks...... uisa suruh dia pergi......"ucap Taehyung sambil terus memeluk Jiyeon dengan erat seakan tidak mau lepas dari perawat tersebut

Melihat Taehyung yang terus ketakutan Jimin merasa sangat bodoh dan bersalah, kenapa ia tak berani melawan hyungnya untuk taehyung, kenapa ia terlalu lemah untuk melindungi adiknya itu

"Taehyung ah......" Jimin terus mencoba untuk mendekat, namun Taehyung semakin terisak di pelukan Jiyeon

"Heomin ah........ dia tidak akan melukaimu, kau percaya pada Uisa kan?" Hoseok yang merasa iba pada sahabatnya itu, mencoba membantu membujuk Taehyung

"Sireo! Ka! Hiks.... hiks.... hiks.... ka!!!"

"Tuan sebaiknya jangan membuatnya takut,kau bisa kembali nanti saat ia mulai tenang!" Jiyeon memberi saran

"Siapa kau! Berani sekali kau memerintahku begitu!" Balas Jimin sarkas

"Yak kau!" Jiyeon ingin balas meneriaki Jimin jika saja suara Taehyung tidak mengganggunya

"Noona aku takut..... jangan marah....."

"Ah.. mianhae saeng.... noona tidak marah, kau lihat bocah bantet itu, dia ingin berteman denganmu saeng" Jiyeon berkata sambil menahan tawanya saat melihat wajah kesal Jimin

"Sireo! Dia jahat! Dia mengingatkan ku pada Seokjin hyung...." balas Taehyung dengan nada bergetar

"Jim ada baiknya kau panggil ia Heomin untuk saat ini" ucap Hoseok

"Tapi hyung...." Sebelum Jimin menyelesaikan ucapannya Jiyeon lebih dahulu menyela anak itu

"Jangan banyak bicara bantet! Kau ingin dekat dengannya atau tidak!"

"Aish...... dasar nenek lampir" maki Jimin

"Hihi..... noona dan hyung lucu" tak ada lagi rasa takut pada anak itu bahkan ia tertawa mendengar umpatan yang Jimin lontarkan pada Jiyeon

"Ei kalian tahu! Cinta itu sering datang setelah pertengkaran, benarkan heomin? Kau setuju jika hyung boncel itu jadi pacar noonamu?" Balas hoseok tidak mau kalah

"Eoh aku suka!" pekik Taehyung semangat

"Jadi maukah kau memeluk hyung" tanya Jimin dengan muka yang masih memerah malu

Taehyung melihat kearah Jiyeon, mencari keberanian dan keyakinan disana

"Gwenchana.... bukankah kau ingin ia menjadi pacarku.... jadi kau tidak boleh takut padanya saeng" jelas Jiyeon dengan wajah memerah

Perlahan Taehyung melepaskan pelukannya pada Jiyeon dan mulai menatap Jimin yang mendekat padanya
Melihat Taehyung yang mau menerimanya Jimin lansung memeluk sang adik dengan erat dan menangis segugukan

"Kenapa hyung menangis? Apa aku nakal?"

"Aniya saeng, perkenalkan aku Jimin Heomin ah, bisakah kau memanggilku hyung?"

"Chimie hyung, boleh aku panggil hyung begitu?"

"Tentu saja saeng, mulai saat ini kau adikku arachi!" balas Jimin sambil tersenyum

It's hurt hyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang