20

30.7K 1.4K 1
                                    

Chelsea sudah mulai menjalani saat-saat dimana dia akan segera menikah. Sudah satu bulan berlalu dan hubungannya dengan Theodore hanya berjalan seperti biasa. Mereka bahkan jarang bertemu karena kesibukan pria itu dalam pekerjaannya. Saat-saat dimana Chelsea bisa melihat Theodore adalah ketika pria itu sedang menikmati kopinya di Tinez's Cafe. Selain itu, mereka tak pernah menyempatkan waktu berdua.

Mengenai hubungannya dengan Theodore, Chelsea sudah menceritakan pada ibunya bahwa dia dan Theodore sudah menjalani hubungan yang semakin serius. Ibunya itu sempat bertanya-tanya kenapa Chelsea tak pernah membawa Theodore datang ke rumah dan lain sebagainya. Tapi apa daya, memang belum ada waktu untuk melakukan hal itu. Ibunya juga bertanya, kenapa dia masih sering keluar bersama Eric, dan Chelsea berkata bahwa dia dan Eric hanyalah teman.

Hari ini sedikit berbeda dari biasanya karena Chelsea mendapat telepon dari Theodore.

Chelsea mengangkatnya, lalu mendengar suara pria itu.

"Hey, Chelsea."

"Yeah?"

"Hari ini kau sibuk?"

"Tidak juga. Sebentar lagi aku berangkat kerja lalu pulang ke rumah seperti biasa. Ada apa?"

"Bisakah kau pulang lebih pagi dari tempat kerja? Nanti sore ada pesta ulang tahun perusahaan keluargaku, dan tentu saja kau harus datang."

"Nanti sore? Kenapa sangat mendadak?"

"Aku lupa mengabarimu kemarin. Jadi, luangkan waktumu nanti sore, okay? Aku akan menjemputmu. Jangan lupa kirimkan alamatmu." Chelsea menghela napas sambil menahan kekesalannya. Bisa-bisanya pria itu mengajaknya bicara seolah-olah dia ini pegawainya. Chelsea bahkan belum berkata bisa atau tidak, tapi pria itu justru menuntutnya. Akhirnya Chelsea pun menyetujui karena dia tahu saatnya mulai memperkenalkan hubungannya dengan Theodore pada orang banyak.

"Baiklah." Setelah Chelsea menjawab, Theodore langsung memutus sambungan telepon mereka.

Chelsea hanya memutar bola matanya sambil melanjutkan kegiatan bersiap-siapnya untuk menuju ke tempat kerja.

Chelsea sudah mempertimbangkan berapa lama waktu yang dia butuhkan untuk bersiap-siap, dan saatnya untuk pulang. Chelsea harus bersyukur karena manajernya itu baik dan mau saja menukar shift Chelsea di hari yang lain sehingga Chelsea bisa pulang lebih pagi.

Sesampainya di rumah, Chelsea membuka pintu rumah dan melihat ibunya yang sedang sibuk merajut. Saat ini Chelsea memang tak mengijinkan ibunya untuk bekerja, dengan alasan ibunya masih dalam proses penyembuhan. Jadi Kelly hanya bisa menikmati waktunya di rumah dengan kegiatan favoritnya, yaitu merajut.

Saat melihat anaknya datang, Kelly langsung berucap.

"Chels? Kenapa pulang cepat?"

"Oh. Aku belum berkata pada Mom? Aku nanti akan pergi ke pesta perusahaan keluarga Theo. Mom tidak apa-apa ditinggal sendiri?"

"Oh. Baiklah. Yeah, Chelsea. Mom akan baik-baik saja." Chelsea menganggukkan kepalanya dan berencana akan masuk ke dalam kamar, tapi dicegah oleh suara ibunya.

"Chels, tadi ada yang mengantar sesuatu untukmu." Chelsea menatap ibunya dengan bertanya-tanya. Siapa yang mengirim dan barang apa yang dikirim? Setahu dirinya, dia tak memesan apa-apa.

"Mom juga tak tahu, Chels. Bagaimana jika kau buka sendiri saja? Mom meletakkannya di atas mejamu."

"Okay, Mom." Chelsea masuk ke dalam kamar dan melihat boks berwarna hitam terletak di atas mejanya.

Chelsea membuka pita yang mengikat rapat boks itu, lalu bisa melihat surat di atas barang yang ada dalam boks itu.

Chelsea membuka surat berwarna merah itu, lalu membacanya.

Fake Marriage [CFS #1] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang