11

32.1K 1.5K 3
                                    

Kini keluarga Carsson sedang duduk di meja makan, bersama-sama mengobrol. Terkadang Theodore tak siap untuk masa-masa ini karena biasanya dia akan ditanyai seputar... Jodoh atau wanita, yang tentu saja membuat telinganya terasa mau tuli saja.

"Bagaimana, Theo? Apa Marissa cocok denganmu?" Pertanyaan dari ibunya membuat Theodore langsung mempertajam telinganya. Dia harus memberi kepastian pada ibunya bahwa dia tak tertarik sama sekali pada Marissa. Sama sekali!

"Tidak. Aku tidak cocok dengannya, Mom."

"Oh, iya? Kenapa? Ibu Marissa berkata pada Mom bahwa Marissa merasa cocok denganmu." Theodore berasa ingin merobek mulut wanita itu saja. Tentu saja Marissa yang Theodore maksud. Bukan ibunya.

Theodore tertawa hambar, lalu mulai berkata.

"Mom, bisa ijinkan aku mencari wanita untukku sendiri? Aku berjanji akan menemukannya."

"Tapi kapan?" Entah bagaimana bisa, Terrence dan Sherly sama-sama mengatakan itu. Bisa dibilang dari satu keluarga Carsson, yang benar-benar mengidamkan agar dia cepat menikah adalah ibunya dan adiknya, Terrence.

"Segera, okay?" Theodore memberikan sinyal melalui tatapan matanya agar Terrence menutup mulutnya.

Kini suasana di meja makan menjadi sepi karena semua sibuk menyantap makanan mereka masing-masing.

Entah kenapa kepala Theodore hanya diisi oleh wanita itu. Wanita yang ada di Tinez's Cafe. Wanita yang begitu familiar baginya, tapi tak bisa diingatnya. Theodore bisa merasakan harapan dalam hatinya agar dia bisa menjadikan wanita itu istrinya, walaupun hanya kontrak yang tentu saja dalam beberapa bulan kemudian akan dia akhiri.

Theodore sedikit menggelengkan kepalanya, berusaha kembali ke dunia nyata. Dia merasa sudah mulai tak normal karena berpikir mengada-ada. Berkenalan saja belum. Tapi dia sudah berpikir yang aneh-aneh.

"Psstt..." Theodore menolehkan kepalanya ke samping kanan, melihat Terrence yang memanggilnya dengan berbisik.

Theodore mengalihkan perhatiannya ke sekeliling, bisa melihat ayah dan ibunya serta Tiffany sedang duduk di ruang tengah dan melihat TV. Travis sedang sibuk bermain smartphone miliknya, dan Timothy entah hilang kemana.

"Kau belum menemukan wanita kontrakmu?" Terrence berbisik, merasa lebih baik jika sedikit saja yang tahu. Cukup dirinya, Theodore, dan juga Tiffany yang saat itu ikut mendengarkan.

Theodore menghela napas, lalu menggelengkan kepalanya.

"Apa sudah ada kandidat?" Theodore terdiam sejenak. Wanita itu kembali muncul di kepalanya.

"Ad... Aku tidak tahu, okay?"

"Kau hampir bilang 'ada'!" Suara Terrence terdengar agak keras, membuat Travis langsung menolehkan kepalanya, dan juga orang tuanya pun ikut melihat Theodore dan Terrence dengan bertanya-tanya.

"Maksudku, ada apel di atas meja. Iya, apel!" Terrence mengangkat apel yang ada di atas meja tinggi-tinggi sambil tertawa canggung, sedangkan Travis hanya menatap kakaknya itu dengan aneh.

"Alasan yang bagus." Theodore terkekeh kecil, lalu Terrence kembali mengarahkan percakapan ke topik utama mereka.

"Siapa wanita itu? Cerita padaku!" Theodore yang tadi sudah terlanjur keceplosan, kini terpaksa menceritakan semuanya pada Terrence.

"Dia hanya wanita yang bekerja di kafe langgananku, okay?"

"Siapa dia? Manager? Barista? Koki?" Entah kenapa Terrence menyebutkan profesi yang dipandangnya cukup tinggi. Memang apa salahnya dengan waitress?

Fake Marriage [CFS #1] (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang