Lisa 11 : Menempatkan Hati

138 10 0
                                    

Lisa berjalan lambat di koridor sekolah. Karna Alice sedang dalam keadaan yang tidak baik. Lisa, memilih pulang sendiri. Sally? kini dia sering menghabiskan waktu bersama Gary. 

Lisa membulatkan matanya saat ia melihat David berdiri di depan pos sekolah. Tidak seperti biasanya, ini kali pertama melihat David pulang terlambat.

"Lisa!"

Lisa memejamkan matanya saat David memanggilnya. Baru saja ia hendak ingin kabur. Kalau ia sampai bertemu David, ia pasti akan terus berbicara. Dan itu membuat Lisa cukup lelah.

Lisa membalikan badan dan memasang senyum palsu. "Hehe, hai David."

"Jangan fake smile gitu ah, ketahuan tau."

Lisa memudarkan senyumnya,. "Yaudah apa?"

"Gak apa-apa sih fake smile, asal jangan fake love aja kaya lagu BTS." David tertawa.

Kan mulai deh gak jelasnya. Batin Lisa.

"Mau balik bareng gak? supir gue lagi mau jemput," ucap David.

"Emang gak ngerepotin?" tanya Lisa.

David menggeleng. "Bawa penumpang cantik gini masa ngerepotin."

"Makasih, gue tau kok gue cantik. Kok lo gak sama Gary?"

David menyesal memujinya. "Hari ini gue sama dia naik bis sekolah karna Gary bareng Sally pulangnya.

Lisa mengangguk. "Oh."

"Jadi mau bareng gak?"

"Boleh deh. Dimana dia jemputnya?" tanya Lisa.

"Di starbucks depan sekolah," jawab David.

Lisa mengangguk. "Oke, yuk." Lalu Lisa berjalan lebih dulu.

David menggelengkan kepalanya. "Perasaan yang dijemput gue, tapi doi yang sok tau jalan duluan."

*

David menghembuskan nafas lelah saat mendapat pesan dari supirnya kalau ban mobilnya bocor. Ia melihat Lisa yang sedang asyik memakan cake pesanannya.

David berdeham. "Lis, supir gue bilang ban mobilnya bocor."

Lisa mengangguk mengerti. David menatap Lisa aneh. Wanita ini mood-nya cepat sekali berubah. Terkadang sangat ganas terkadang juga sangat lembut.

"Yaudah kita naik taksi aja," ucap Lisa seraya meminum caramel lattenya. David mengangguk. Lalu Lisa bangkit dari duduknya.

"Sini," ucap David.

Lisa menoleh dan mengangkat satu alisnya seraya memasang ekspresi bertanya dengan wajahnya yang lucu.

David terpaku, lalu semenit setelahnya ia mencubit pipi Lisa. "Aigooo imut sekali."

Lisa mengaduh sakit. "Apaan sih, Vid. Gue cakar nih! sakit tau." Lisa memanyunkan bibirnya.

"Rawr!" David meniru suara kucing yang marah lalu Lisa tertawa.

David tersenyum. Ia senang sekali melihat senyum Lisa. Kalau Ace bilang, katanya adem.

"Sini gue bawain tasnya. Hari ini bawa buku paket banyak kan?" David tersenyum. Karna senyum Lisa, David jadi menghangat.

Lisa menggeleng cepat. "Gak usah, tas gue ini berat banget. Warnanya pink lagi. Nanti cewek-cewek yang liat lo pada bingung loh."

"Gak apa-apa. Bukannya malah bagus kalo cewek mandang gue aneh? Biar gak ada yang ganggu gue sama lo," ucap David.

Beauty Popular Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang