#25

5.4K 209 2
                                    

"Wanita, jadilah putri kesayangan seperti FATIMAH. Tumbuh remaja se-suci MARYAM. Dan menjadi istri setia seperti KHADIJAH.
Jadilah wanita yang sulit didapat, namun beruntung jika bisa dimiliki"

***

Benar benar tak habis fikir aku dengan nur. Bagaiman bisa dia melakukan perbuatan haram ini. Siapa lelaki itu?

"aku menunggu penjelasanmu nur" ucapku dingin.
"aku.. aku melakukan ini karna aku cinta kamu mas.. hisk" jawab nur terisak.

"mencintai ku? Hahaha.. Jangan bercanda. Jika kamu mencintaiku, tidak mungkin saat itu kau pergi. Saat aku benar benar menjatuhkan pilihanku padamu. Oh shit, Lantas hubungan mencintaiku dengan perbuatan harammu ini apa?"

"aku pergi karna aku cinta kamu. Aku tidak ingin kamu tahu! Karna aku tahu, kamu hanya menganggapku sebagai seorang sahabat. Tidak lebih. Maka dari itu aku mencoba menghilangkan perasaanku padamu. Tapi nihil mas, aku sangat mencintaimu. Bahkan sampai detik ini. Hatiku sakit mas, saat tau kau sudah menikah. Dan terlebih, kau menikah dengan temanku karin! Aku mencintaimu mas.. Aku sayang kamu mas alvaaa... Tunggu, dulu kau juga mencintaiku?"

"aku harus pergi, assalamualaikum" pamitku.
"jangan pergi, aku sudah tidak punya siapa siapa mas alva.. Mama dan kakakku membuangku. Aku sampah" tangisnya semakin pecah.
"aku harus pergi sekarang, nanti aku akan kembali. Assalamualaikum" pamitku sekali lagi.
"Waalaikum salam"

Aku berjalan gontai menuju parkiran. Masih terfikir ucapan nur yang mencintaiku. Aku harus bersikap bagaimana? Aku..
"pak alva?" aku medengar seseorang memanggil namaku. Lantas ku balikkan badanku dan
"izah? Difa? Kenapa kalian disini?" tanyaku melihat izah dan difa. Untung tidak ada dewi, karna aku masih belum siap melihatnya.
"tadi aku disuruh karin kesini" jawab difa sopan.
"karin? Kenapa karin disini?" tanyaku khawatir.
"elu suaminya aja gatau kalo dia lagi cek kandungan. sebenernya elu niat ga sih jadi suaminya karin. Hah?" nyinyir izah.
"cek kandungan? Astagfirullah.. Saya lupa. Ah iya, dia sudah izin kepada saya untuk cek kandungan hari ini. Dengan kak rasya kan?" ujarku masih mencoba untuk tersenyum.
"kata karin elu lagi sibuk. Ngapain lu disini? Gua yakin elu ga lagi nyamperin karin" tanya izah curiga.
"saya.. Emm.. Jengukin temen" jawabku tergagap.
"elu ga pinter bohong. Dan inget, kalo elu berani berani sakitin karin, awas aja lo!" ketus izah.
"zahhh.. yang sopan.." tegur difa lembut.
"diem dif! Elu masih sopan sama cowo berengsek kaya nih orang" ketus izah lagi.
"apa maksud kamu?" tanyaku. Kulihat difa hanya menghela nafas pasrah. Aku tau, jika izah orang yang sangat keras kepala.
"pikirin aja sendiri!" jawab izah cepat. Lalu mereka pergi meninggalkan ku.

Ah, hari ini adalah hari yang sangat melelahkan.

~KARIN NOVILDA PRAMATYA

-taman rumah sakit
Aku.. Aku melihat semuanya. Mas alva masuk kedalam ruangan itu. Sebagai apa? Suami nur? Kenapa mas alva tega padaku? Aku tidak bisa, aku ga cukup berani melihat kelanjutannya. Tapi cukup, semua sudah cukup jelas. Mas alva suami nur? Menikah tanpa meminta persetujuanku? Akuu? Apakah aku hanya sebagai sampah baginya? Hiks.. Hiks.. Hiks..

"karin? Kak rasya cari, ternyata kamu disi.. Eh? Kenapa nangis?"

"aku ga nangis, kelilipan" jawabku dengan mengusap kasar air mataku.
"btw, udah sampek antrian berapa?" tanyaku.
"udah nomer 117, kurang satu lagi, baru giliran kamu" terang kak rasya.

"ohh.."

"kenapa nangis?" Tanya kak rasya curiga.
"aku ga nangis kak" elak ku.
"kamu ga pandai bohong karin" tegas kak rasya.
"yuk ah, ntar keduluan orang" ucapku sambil menarik kak rasya kembali ke ruang pemeriksaan.

Kulihat ada difa dan izah disana.
"assalamualaikum.. Udah lama disini?" tanyaku.
"Waalaikum salam.. Kemana aja sih lu? Gua cari juga" semprot izah.
"dari toilet" jawabku asal.
"udah selesai kontrol rin?" tanya difa.
"belum, habis ini giliranku. Habis aku kontrol, aku main kerumah kalian ya?" tanyaku.
"eh,, emang boleh?" tanya izah.

Aku pun melirik kak rasya dengan jurus puppy eyes andalanku.
"boleh ya kak" tanyaku.
"iya dahh.. Terserah. Tapi ntar pulangnya biar dijemput alva ya, kakak ada urusan habis ini"
"hemm.. " jawabku malas.

-21.00 (izah house)

"elu kagak pulang?" tanya izah.
"lu ngusir?" tanyaku sewot.
"bukannya ngusir rin, tapi ini udah jam sembilan malem. Difa aja udah dari tadi pulang" tutur izah.
"biarin" jawabku acuh.
"setidaknya kabarin suami lo, dari tadi tuh hp lo matiin terus" cecar izah.
"biarin zah. Gua nginep disini ya?" tanyaku.

"ga boleh. Suami lu pasti khawatir rin"

"biarin. Gua udah ga peduli sama dia. Dia ga bakal khawatir sama gua zah.. Mas alva nikah lagi.. hiks.. Gua nomer dua buat dia.. hiks.. Gua ga bisa liat dia berbagi kasih sayangnya.. hiks.." jelasku terisak.

"Jika aku menghilang, itu bukan karna aku ingin tuk dicari. Hanya saja saat ini aku merasa tak berarti. " -karin N.P

"ha? Pak alva nikah lagi? Ga mungkin rin" ucap izah syok.
"gua butuh ketenangan zah, gua nginep disini plis. Gua ga bisa pulang kerumah orang tua gua. Gua ga mau mereka kepikiran sama keadaan gua. Dan tolong, jangan kasih tau siapapun" kataku memohon.
"oke, elu boleh nginep sini. Tapi besok, elu harus pulang. Tanyain baik baik rin. Selesaikan semuanya. Gua percaya, elu cewek hebat. Elu pasti bisa rin. Gua, dewi, difa selalu ada buat elu" ujar izah menyemangati.
"makasih zah" jawabku sambil memeluknya erat.

Terimakasih ya rabb, engkau telah memberiku sahabat yang teramat baik. Semoga persahabatan kami bertahan sampai maut memisahkan. Aamin.

~MUHAMMAD ALVARIZI

Aku benar benar sedang di uji. Apa lagi ini ya allah? Pertama, masalah nur. Sekarang, dimana istri hamba? Sudah kucari kemana mana tapi tetap saja tidak kutemukan. Rumah orang tua karin? Sudah, tapi tidak ada. Rumah tante? Juga sudah.

"kemana kamu sayang?" rintihku. Ku usap kepalaku kasar. Sungguh aku frustasi untuk saat ini.
Kata mbak sri-pembantuku, sejak keluar dengan kak rasya karin belum pulang. Kata kak rasya ke rumah temennya. Tapi siapa? Dewi? Difa? Izah? Aku tidak tau dimana rumah mereka. Kuhubungi karin juga tidak bisa, hpnya mati. Itu membuatku semakin khawatir padanya.
Maka kuputuskan untuk mencarinya besok. Semoga saja.

***

Hallow readers setia!
Giama nih? Maap ya, kalo rada gajelas. Maklum aja masih amatir hehehe.
Kritik saran dibutuhkan, supaya ceritanya bisa lebih bagus
kedepannya 😉
Tunggu next chapter..

Jangan lupa Al-Qur'an nya 💕

Assalamualaikum..
@amaliauswatun_

Dear, Imam Pilihanku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang