#27

5.7K 194 0
                                    

-Bitter Sweet Cafe

"elu gapapa kan?" sambar dewi setelah melihatku datang.
"duduk dulu rin" ucap difa lembut.
"assalamualaikum.." sapaku dengan memaksakan senyum.
"jangan senyum rin, plis jangan sakitin gua dengan elu perlihatin senyum itu rin. Gua tau elu lagi rapuh. Pliss cerita rin, kita tuh sodara" ujar izah tertunduk.
"Waalaikum salam.." ucap difa lembut.

Kulihat hanya difa yang mampu mengendalikan emosi. Aku pun tidak tega dengan sahabatku. Dewi? Terlihat seperti mayat hidup yang kayaknya ga tidur semalem. Izah? Matanya membengkak, menandakan dia habis nangis lama. Difa? Iya, dia masih bisa menyunggingkan senyum menyemangati ku. Tapi aku tau sekali bahwa dia juga sangat terluka.

"kalian ga usah hawatir ya, aku gapapa kok" kataku membuka percakapan.
"gapapa? Setelah apa yang alva lakuin ke elu?" tanya dewi bersungut sungut.
"kamu sekarang tinggal dimana? Tadi kita ke rumah kamu, kata mbak sri kamu udah pergi" tanya difa.
"jangan sakitin kita dengan diem aja rin. Elu bisa ngelawan alva, plis jangan diem aja. Atau biar gua yang kasih pelajaran ke dia? Gua ga bisa liat elu kek gini terus" ucap izah sungguh sungguh.

"astagfirullah.. Bentar deh, mending kalian minum dulu. Biar adem tuh ati" ucapku.
"pertama, gua bener bener gapapa dew, insyaallah gua bisa jaga diri gua dan calon anak gua. Kedua, gua sekarang pulang kerumah bunda dif, jadi kalo kalian ada perlu sama gua, bisa langsung aja ke rumah bunda. Ketiga, jangan zah, jangan pernah nyakitin mas alva. Sesakit apapun mas alva nyakitin gua, dia tetep suami dan imam buat gua. Dan gua ga pernah diem aja zah, gua selalu Berdo'a. Minta bantuan sama Yang Maha Kuasa. Yang bisa membolak balikkan hati manusia. Allah. Di sepertiga malam gua, gua selalu curhat sama allah. Biar allah yang atur semuanya. Mungkin ini emang salah satu rencana terbaik allah buat gua, supaya gua bisa jadi sosok yang lebih baik, dan lebih kuat. Tolong buat selalu ada disamping gua ya? Dew? Zah? Dif?" lanjutku dengan penuh airmata.

Kulihat mereka juga sudah kebanjiran air mata. Tapi betapa bahagianya saat kulihat mereka mengangguk, meng "iya" kan permohonanku. Kupeluk mereka erat. Semoga kami bisa selamanya seperti ini ya rabb.. Aamiin..

***

~MUHAMMAD ALVARIZI

SAKIT.
Itulah rasanya saat melihat orang yang kita cintai menangis. Terlebih karna perbuatan kita.

Sudah sejak 2 jam lalu aku berada di kampus ini. Tempatku bertemu pertama kali dengannya, bidadari pilihanku, bidadari surgaku.

"va.. Ana mau pamit nih" ucap seseorang dibelakangku.
"eh, faiz? Kemana aja antum? Kayak ga pernah keliatan" tanyaku karna sudah lama aku tidak bertemu dengan sahabatku ini. Memang belum terlalu lama aku mengenalnya, tapi aku sudah menganggapnya seperti saudaraku sendiri.
"ana mau pamit, ana selama ini ngurusin beasiswa ke jordan. Dan alhamdulillah.. Keterima" jelasnya bahagia.
"ah masa?" tanyaku menggoda.
"dibilangin juga,, yaudah ya, nanti malem ana harus berangkat. Ana pamit dulu ya. Jangan lupain ana loh! Nanti kalo ana liburan, ana temuin antum" ucapnya seraya memelukku erat.

Apa lagi ini? Kenapa semua orang yang kucintai pergi? Abi? Umi? Karin? Faiz? Kenapa?

Kuteteskan air mataku. Semakin kueratkan pelukanku padanya.

"dah, jangan nangis. Kalo antum kangen kan bisa vidcall ana. Okay? Ana pergi dulu ya, assalamualaikum.." pamitnya.

"ati ati, semangat belajarnya. Waalaikum salam" jawabku menyemangatinya. Kini satu satunya sahabatku telah pergi meninggalkanku.

Kubulatkan tekadku untuk menemui karin. Membawanya kembali padaku. Aku tidak mau kehilangan orang yang amat kucintai untuk ke sekian kalinya. Kehilangan pelabuhan cinta terakhirku. Tapi kapan? Apa hari ini juga adalah waktu yang tepat? Sepertinya tidak. Apa besok? Lusa?

***

~KARIN NOVILDA PRAMATYA

"assalamualaikum bunda.. Karin pulang" ucapku seraya masuk kerumah.
"Waalaikum salam, eh udah pulang. Yaudah cepet istirahat sana. Nanti papa pulang cepet, katanya sih kangen kamu" ujar bunda terkekeh.

"yes, emang karin mah ngangenin" ucapku bersemangat.

"dasar kepedean" sindir bunda.

"biarin... Yaudah, karin keatas dulu ya, babai bundaaaaaaa" ucapku sambil lari lompat lompat kegirangan.

"jangan lari kar..... "

Buggghh..

"KARINNN!"

***

~

MUHAMMAD ALVARIZI

-RSI. SAKINAH

kulihat bunda didepan ruang UGD sedang menangis. Kutemui bunda segera.

"gimana keadaan karin bun?" tanyaku khawatir. Bunda tidak menjawab. Hanya menggeleng nggelengkan kepala.

Ya, tadi saat aku sedang makan siang, bunda menelfon. Mengatakan karin terpeleset di tangga. Betapa terkejutnya aku. Jika sampai karin kenapa napa, aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri. Suami macam apa aku ini?

"dengan keluarga ibu karin?" tanya seorang dokter yang keluar dari ruang UGD.
"aji?" tanyaku terkejut dengan apa yang kulihat.
"cepat ikut saya" jawabnya dingin. Aku pun mengikutinya menuju kedalam ruangan.

"kenapa kamu bisa disini?" tanyaku heran.
"saya dokter kandungan. Sebelumnya saya dinas di rumah sakit kota sebelah. Tapi satu minggu lalu, saya dipindahkan di rumah sakit ini" jawabnya datar.

"eh, istri saya baik baik aja kan?" tanyaku cepat.
"kenapa karin bisa seperti ini?" tanyanya dingin.
"saya.. Entahlah.." jawabku tertunduk.
"saya percayakan karin ke kamu, tapi apa? Suami macem apa yang lalai jagain istrinya. Apa lagi, karin itu hamil?" ujarnya dingin.
"maaf.." hanya itu yang mampu keluar dari mulutku. Sangat kelu rasanya.

"GUA SEBAGAI SAHABATNYA KARIN, KECEWA SAMA ELO! Dan saya sebagai dokter, MINTA MAAF" Ucapnya tegas.

"saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi takdir berkata lain.." lanjut aji menggantung.
"kenapa dengan istri saya? KENAPA?" tanyaku sesikit menaikkan oktaf suaraku, khawatir.
"maafkan saya.."

***

Ternyata Aji Al-ladzuni dokter ya guys😁 kuliah di yaman, jurusan kedokteran. Sekarang jadi dokter kandungan. Seminar kesehatan dimana mana. Hehehe, siapa sangka kan ya?

Hai readers! Maaf ya, lama update nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai readers!
Maaf ya, lama update nya. Soalnya lagi suntuk banget, hehehe..

Tunggu next chapter ya 😉

Jangan lupa Al-Qur'an nya 💕

Assalamualaikum..
@amaliauswatun_

Dear, Imam Pilihanku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang