#26

5.7K 191 4
                                    

~KARIN NOVILDA PRAMATYA

-05.00

Iya, aku memutuskan untuk pulang kerumah mas alva pagi pagi. Setelah sholat subuh dirumah izah, aku pulang. Dan sekarang, disinilah aku. Tempat dimana cinta itu mulai tumbuh. Ya, sebelum dia merusak kepercayaanku padanya. Kulihat dia begitu lelap tertidur. Dan juga ada bekas sajadah yang menunjukkan bahwa dia telah menunaikan kewajibannya untuk sholat subuh. Kurasa, dia tidak begitu memikirkanku yang semalam menghilang. Atau memang CINTA itu hanya ada pada ku? Bertepuk sebelah tangan? Dan mas alva memang tidak pernah mencintaiku? Kuputuskan untuk segera memasukkan beberapa bajuku kedalam koper.

"karin?" ucap seseorang dari belakangku. Suara yang amat kurindukan, juga amat kubenci. Aku memilih untuk tetap bergeming tak menjawab. Meneruskan pekerjaanku mengemasi baju.

"kamu ngapain?" tanyanya sambil mencekal tanganku.
"lepasinn..." jawabku dengan nada selembut mungkin.

"tapi kenapa? Mau kemana kamu?"

"tolong anda lepaskan tangan saya" ucapku mulai menggunakan bahasa baku dengan nada datar.
"saya tidak akan pernah melepas kamu!" ucapnya dengan nada tinggi.

Tak terasa air mataku luruh. Jangan, jangan pernah membentakku. Aku tidak bisa. Tolong katakan dengan halus. Setidaknya dengan nada dingin pun tak apa. Asal jangan membentak.
"jangan nangis.. Maaf.." lirihnya lembut.

Aku pun menarik paksa tanganku. Lalu menutup koper, menatapnya tajam.
"jangan pergi.." rintihnya sambil meraih tubuhku dalam dekapannya.

"maaf, jangan sentuh saya. Jangan peluk saya. Karna tangan dan pelukanmu sudah menjadi bekas wanita lain yang bukan mahram mu" ucapku dingin sambil menarik tubuhku.
"maafkan aku.." lirihnya.
Aku tetap bergeming.
"kamu mau kemana? Jangan pernah tinggalkan aku" lirihnya lagi.

"Jika di istana hatimu terdapat dua bidadari, dan kamu mencintainya. Maka aku akan mundur dan menjauh dari istana mu. Karna aku hanyalah perempuan biasa yang tak mau membagi cinta miliknya"
-Karin N.P

"aku akan ke rumah bunda. Tolong jangan temui aku dulu. Aku bukan ingin pergi darimu. Tapi aku akan memberimu waktu untuk berpikir dan memilih. Siapa yang ingin kau jadikan bidadari surgamu. Jika sudah saatnya dan kau juga sudah memiliki pilihan itu, datanglah kerumah bunda. Sampaikan pilihanmu padaku. Aku akan menerima apapun keputusanmu. Bahkan jika aku harus pergi meninggalkanmu karna kau memilihnya. Tolong mas, aku tidak ingin menjadi benalu dalam hubungan kalian. Karna aku tau, kalian sama sama suka di masa lalu. Sekarang aku pamit. Assalamualaikum"

Aku bergegas meninggalkan rumah itu. Rumah yang menjadi saksi bisu perjalanan cintaku. Maaf mas, aku harus melakukan ini.

"Terkadang, saling menjauh bukan berarti saling membenci ataupun tak saling mencintai. Tapi untuk berhenti saling melukai"  -karin N.P

Ditemani mbak sri menuju kedepan rumah. Ya tak apa lah, kali ini aku di antar pak rizal-supir mas alva untuk kerumah bunda. Ya, tentu atas suruh an mas alva. Khawatir kah dia? Ah tidak, mungkin hanya kasihan:')

-rumah bunda

"assalamualaikum.."

"Waalaikum salam.. Eh ada anak bunda.." jawab bunda membukakan pintu.

Langsung ku sambar tubuh bunda. Menangis, menumpahkan semua yang telah kutahan sejak tadi. Hanya pada bunda, aku bisa merasa tenang.

"kamu kenapa nak? Mana nak alva?" tanya bunda.
"Hiks.. Hiks.. Hiks.." aku masih terisak.
"ayo masuk, kamu pasti capek"

Dear, Imam Pilihanku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang