#21

5.5K 210 0
                                    

~MUHAMMAD ALVARIZI

Hari ini rasanya sedikit berat meninggalkan karin dirumah dengan keadaan sedang hamil tua. Tapi mau bagaimana lagi? Melaksanakan konsultasi skirpsi hari ini juga kewajibanku.

Tokk.. Tok.. Tok..
Assalamualaikum..

Ku dengar suara salam dari luar,
"Waalaikum salam, masuk" jawabku. Dan ternyata nur sudah datang. Iya, hari ini aku akan melaksanakan konsul dengan nur.
"ini pak" ucapnya sambil memberikan map kepadaku untuk ku periksa. Lalu kuterima map itu dan mulai memeriksanya.

Kringg.. Kringg..
Suara handphone nur berbunyi.
"pak, saya angkat telfon ya" izinnya.
"iya.." jawabku.
Lantas ia mengangkat telfon. Dan aku fokus lagi dengan pekerjaanku. Sampai ku dengar suara nur sedikit bergetar. Kulihat dia meneteskan air mata. Kuperhatikan dia, dan dia semakin terisak. Setelah mematikan telfon, kuberanikan diri tuk bertanya.

"kamu nggak papa? Kenapa?" tanyaku hati hati.
"hisk hisk.. Papa mamaku.. Hisk" jawabnya terisak.
"tenang nur.. Ini minum dulu" kataku sambil memberikan segelas air padanya.
Kulihat dia sudah sedikit tenang.
"kalo mau cerita, cerita aja" ucapku perlahan.
"papa mamaku cerai hisk.. " jawabnya masih sesenggukan.

Aku masih memperhatikan nur prihatin. Menunggu dia meneruskan ceritanya.
"maaf pak alva, saya hari ini membatalkan konsul ya? Hisk" ucapnya kemudian.
"kenapa? Maksudku gapapa kamu membatalkan konsul, cuman sekarang kamu mau kemana?" tanyaku khawatir.
"maaf pak, saya butuh sendiri. Sekali lagi maaf.. Hisk" jawabnya sambil bangkit lalu berlari meninggalkan ruanganku.

Entah dorongan dari mana, aku mengejarnya. Aku hanya khawatir dia kenapa napa. Dia mahasiswaku bukan?
Setelah sampai diluar gerbang kampus kulihat dia sedang menyebrang tanpa melihat ke arah jalan, dan..

Brruuakkkk..
"Astaghfirulloh.. NUR!" teriakku kalap melihat dia tertabrak mobil. Kulihat dia sudah tak sadarkan diri. Langsung aku bawa dia menuju rumah sakit. Cemas sekali aku melihatnya, astagfirullah.. Tolong kuatkan nur ya rabb..

"keluarga pasien?" tanya dokter, keluar dari tempat pemeriksaan.
"saya temannya" jawabku cepat.
"mari mas, ikut dengan saya" ucap dokter itu.
"jadi begini mas, pasien tidak mengalami luka serius. Hanya lecet lecet saja, dan mungkin akan sedikit syok. Tunggu sampai pasien sudah sadarkan diri. Karna sementara saya kasih obat tidur dulu agar pasien tidak terlalu syok. Saya sarankan agar pasien rawat inap disini sampai besok" jelas dokter.
"oh, iya dok. Terimakasih" jawabku.

12.00
Ku dengar adzan sudah berkumandang. Aku sangat khawatir dengan keadaan nur saat ini. Karna kulihat dia belum juga sadarkan diri. Kuputuskan untuk pergi ke musholla rumah sakit untuk melaksanakan sholat, dan mampir ke kantin untuk membili beberapa makanan pengganjal perut.

Aku lihat, keadaan musholla lumayan ramai. Semua sudah beriap melaksanakan sholat dzuhur, tapi tidak ada imam. Aku di tunjuk beberapa orang untuk menjadi imam. Lantas kulaksanakan amanah itu.

Setelah selesai shalat, aku pergi ke kantin dan..karin? Iya aku melihat karin sedang makan. Makan bersama seorang pria Aji?  Astaghfirulloh..
Entah syetan mana yang sudah mengobarkan api cemburuku.

~KARIN NOVILDA PRAMATYA

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00. Kenapa mas alva belum juga pulang? Aku khawatir sekali. Tolong lindungi suamiku dimanapun dia berada ya rabb..

Tak lama kemudian, aku mendengan suara mobil memasuki garasi.
"assalamualaikum.." salam suamiku.
"Waalaikum salam.. Mas kenapa pulang malam sekali? Mas mau makan apa biar kumasakkan? Aku juga sudah menyiapkan air untukmu mandi" ucapku khawatir.
"aku pulang malam bukan urusanmu, aku sudah makan, dan terimakasih sudah menyiapkan air untukku mandi" jawabnya dingin sambil berlalu melewatiku yang ingin mencium tangannya. Astagfirullah.. Ada apa ini ya allah..

"mas.." panggilku memberanikan diri. Kulihat mas alva sudah mulai memejamkan mata, tapi aku sedang ingin makan bubur ayam. Kulihat dia tidak merespon. Dia tidur memunggungiku? Apa salahku ya allah?
Kenapa sakit selali rasanya, saat suamiku bersikap dingin padaku?
"mas, aku sedang ngidam. Ingin bubur ayam" ucapku ragu ragu. Sebenarnya aku tidak ingin egois memaksakan keinginanku. Tapi aku tidak bisa tidur, ini bukan keinginanku, ini keinginan calon anakku.
"apa kamu tidak mengerti kalau aku sedang capek?!" jawab mas alva sedikit membentak. Astagfirullah.. Tak terasa, air mataku mulai meluncur bebas. Ada apa dengan mas alva? Apa salahku ya allah? Malam itu, aku merenungi apa salahku sehingga aku jatih tertidur.
___

Adzan subuh membangunkanku, kulihat mas alva sudah selesai wudhu. Aku pun bergegas wudhu dan memunaikan shalat berjamaah dengan mas alva. Setelah shalat, dia tidak berbalik untuk menjabat tanganku? Astaghfirulloh.. Lantas buberanikan diri untuk bertanya.

"mas.. Mas kenapa? Mas kenapa mendiamkan aku? Apa salahku mas? Hisk" tanyaku sambil terisak. Sungguh aku tidak kuat di diamkan seperti ini oleh suamiku sendiri.
"kamu tanya apa salahmu? Sekarang aku tanya, kemana kamu kemarin?" tanyanya sinis.
"hisk, aku ke rumah sakit mas. Hisk, ibunya izah masuk rumah sakit. Hisk, maaf aku tidak memberitahumu, hisk" jawabku sambil terisak.

~MUHAMMAD ALVARIZI

Sebenarnya aku tidak tega melihat karin seperti ini. Tapi sungguh, kemarin saat aku melihat dia sedang makan bersama aji, hatiku terasa sangat sakit.

"kenapa kamu kemarin berduaan dengan laki laki itu rin?" tanyaku dengan nada sinis.
"aji mas? Hisk Astagfirullah.. Aji sudah meminta maaf padaku. Aji menyesali semuanya mas, hisk. Aji adalah sahabat baikku mas, hisk. Dan yang perlu kau tahu mas, hisk aku tidak hanya berdua dengan aji, aku juga dengan difa, hisk. Tapi difa sedang membeli minum. Maafkan aku mas.. Hisk" terangnya masih terisak.

Astagfirullah.. Kenapa aku ini? Aku sudah berburuk sangka, dan menuduh istriku sendiri. Membiarkan dia menangis. Bahkan aku yang membuat dia menangis. Tidak menuruti keinginannya, padahal itu adalah keinginan dari calon anakku sendiri. Bersikap dingin padanya, sedangkan dia tetap melayaniku dengan baik. Membentaknya saat dia sedang mengandung calon penerusku. Astagfirullah.. Maafkan hamba ya allah..

Lalu ku rengkuh tubuh istriku kedalam pelukanku. Membiarkan dia menumpahkan semua kesedihannya.
"maafkan mas, karin.." ucapku merasa bersalah. Kucium pucuk kepala istriku penuh sayang.
"maafkan karin mas, hisk. Karin ga izin dulu ke mas, hisk" jawabnya masih sesenggukan.
"sudah, kita lupakan yang kemarin" ucapku sambil menghapus air matanya.
"habis ini, mas belikan kamu bubur ayam ya?" tawarku dengan senyum termanis.
"karin udah nggak pengen. Tapi karin pengen yang lain, boleh? " tanyanya ragu.
"boleh, hari ini mas masuknya siang" jawabku tersenyum.
"horeeee... Karin pengen.. Es dung dung" ucapnya dengan menampakkan puppy eyesnya. Mudah sekali moodnya berganti. Ah, dasar bumil.
"mana ada es dung dung pagi pagi begini?" tanyaku gemas sambil mecubit pipinya.
"ihh.. Sakit tau mas. Karin gamau tau, karin pengen es dung dung" jawabnya ketus.
"iya iya, nanti kita cari" jawabku.

Cupp..

Karin mencium pipiku singkat.
"makasih suamiku ganteng" ucapnya manis.
Lalu aku menunduk, meletakkan kepalaku didepan perutnya yang sudah semakin besar.
"dek, ini papa. Adek di dalam baik baik ya. Jangan nakal, jangan minta macem macem ya.. Kasihan papa sama bunda" kataku berbisik.
"ih mas.. Mana bisa dia denger.. Dasar" jawab karin sambil menepuk nepuk pipiku.

***

Hai hai teman!
Part kali ini rada panjang ya, sayang kalo di putus, hehehe..
Tunggu part selanjutnya ya..

Jangan lupa Al-Qur'an nya 💕

Assalamualaikum..
@amaliauswatun_

Dear, Imam Pilihanku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang