03. Klub Malam dan Bulan
Senja membuka pintu apartemennya dengan perasaan yang kacau. Ia senang, tapi juga sedih dalam waktu yang sama.
Gadis itu sangat senang bisa mengenal Bulan lebih dalam hari ini, dan rasa senang itu membuatnya sedih. Ia tidak tahu hingga kapan semesta akan membiarkannya merasa senang. Ia tahu ia tidak akan siap untuk menghadapi hari sedih itu, meskipun ia paham benar hari itu akan datang.
Lalu gadis itu menggelengkan kepalanya dengan kuat secara tiba-tiba. "Nggak-nggak, gue harusnya bersyukur karena udah dibiarin seneng sama semesta. Meskipun cuma sementara," gumamnya mencoba menghibur dirinya sendiri.
Kemudian ia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, ia butuh istirahat karena terlalu lelah memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi kedepannya.
Sambil memandang langit-langit apartemennya, sebuah ide tiba-tiba terlintas begitu saja di kepalanya. "Apa nanti malam gue ikut anak-anak keluar aja, ya? Besok kan libur,"
Setelah menggumam seperti itu, ia kemudian mengambil ponselnya dan mencari sebuah nama dalam kontaknya.
Alle : Oy, lo nanti malem jd keluar g?
Beberapa detik setelah itu, Senja langsung mendapatkan respon.
Xander : Jd dong, Ting. Lo mau gabung?
Alle : Ting-ting lo pikir gue Ayu Ting-Ting!
Alle : Rencananya sih gt, ada siapa aja?Xander : Wkwkwk rambut lo kan keriting ya gue panggil Ting dong.
Xander : Ada Willy, Bastian, Verrel, sama anak2 basket inti jg kayaknya.Gadis itu mendengus ketika membaca balasan dari kawannya yang satu itu, untung saja dia sabar.
Alle : Emg bangsat ya lo. Panggil nama gue yg bener!
Alle : Lah cewek lo nggak ikut? Gue cewek sendirian dong.Xander : Alyssa lg di Bandung. Lo ajak Zoe, Kay sama Nanda aja, kan lumayan gue bs cuci mata hehehe. Ntar mereka gue yg jemput deh.
Alle : Lo kira temen gue apaan lo pake buat cuci mata?!
Xander : Ngegas bgt sih lo lg mens ya? Ya udah kl gitu gue aja yg bilang ke mereka. Bye!
Alle : Emg dasar guguk.
Alle : Jemput gue jg lah!Xander : Males, apart lo nggak sejalan. Coba lo tny Verrel aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan pada Senja
Fiksi RemajaIni cerita tentang senja yang tidak pernah sempurna dan tidak pernah cukup baik, senja yang bertanya apa tujuan keberadaannya, senja yang membenci dirinya sendiri, senja yang membenci kehidupannya, senja yang membenci semesta. Ah, ini juga tentang...