"Haah tiga bulan, apa yang akan kukatakan pada mereka" Ucap seorang gadis sambil mengingat kata sang dokter
"Maaf, menurut pemeriksaan sepertinya nona sudah memasuki kanker otak stadium 3"
"Berapa lama lagi sisa waktu saya dok?"
"Tiga bulan"
"Cih, apa yang kauharapkan Naruto, mereka tentu tak akan peduli bahkan jika aku mati dihadapan mereka, mereka tak akan peduli tak akan peduli" Ucap ulang gadis yang diketahui bernama Naruto sambil membuka pintu rumah atau bisa disebut neraka baginya
"Tadai-"
Tap tap tap
PLAK
"ma" Belum sempat ia menyelesaikan perkataannya ia sudah dulu disambut dengan tamparan ibunya yang bukannya mendapatkan salam hangat dari ibunya, ia hanya bisa terpaku sambil memegang pipinya dan juga dapat dirasakan cairan yang keluar melalui lubang hidungnya, tapi bukan itu masalahnya yang jadi masalah adalah hatinya. Hatinya sakit walau sudah sering menerimanya tetapi tetap saja ia merasa perih di bagian dadanya
"Apa yang sudah kaulakukan pada Naruko?" Tanya kushina marah pelaku yang menampar Naruto tanpa mempedulikan darah yang keluar dari hidung putrinya itu
"Aku tidak melakukan apapun" Jawabnya setelah terdiam cukup lama
"Tidak melakukan apapun hah katamu, lalu mengapa Naruko pulang dengan tangan yang patah yang katanya kau mendorongnya hingga jatuh dari tangga" Ucap Kushina sambil menarik rambut pirang Naruto yang mulai menipis
"Sakit aku sungguh benar-benar tidak tahu kaa-san"
"Dia pasti berbohong kaa-san, mana mungkin kalo bukan dia, dia pasti iri terhadap Naruko karena kita selalu memperhatikannya" Tuduh seorang perempuan yang mirip dengan Kushina atau bisa kita sebut Kyuubi kakak kedua Naruto
"Tidak hiks sungguh kaa-san aku tidak tahu"
"Sudahlah mangaku saja kau mana ada maling mau ngaku" Ucap seorang pria berambut oranye alias Kurama kakak pertama Naruto
"Hiks sumpah kaa-san aku bahkan tidak tahu apa-apa"
PLAK
"Diam kau gara-gara kau Naruko masuk rumah sakit" Ucap Kushina sambil menarik kencang rambut Naruto
"Ugh sakit"
"Hentikan Kushina" ucap seorang pria yang mirip dengan Naruto hanya saja berbeda gender
"Cih, tapi aku belum puas Minato untuk menghukum anak ini"
"Cukup hentikan Kushina aku punya pengumuman untukmu dan kalian terutama kau Namikaze Naruto mulai hari ini kau bukanlah lagi Namikaze" ucap pria tadi atau yang tak lain tak bukan adalah ayah Naruto atau bisa kita sebut sang pemilik Namikaze corp
Deg
"Eh t .t..tapi kena..pa tou..-san?" Ucap Naruto seakan tak percaya bahwa dia akan dibuang oleh keluarganya
"Bukankah sudah jelas kau sudah melukai adikmu apa tidak cukup dia yang sudah kau bunuh, ayo kita pergi menjenguk Naruko dan untuk kalian semua yang ada disini jangan ada yang membantunya atau kalian akan tau akibatnya" Ancam Minato terhadap para maid yang ada di rumah tersebut setelah ia menutup pintu
Sedangkan Naruto masih membeku ditempatnya ia benar-benar tidak percaya bahwa hari itu akan tiba, hari dimana semua akhir baginya, ia benar-benar tidak peduli lagi jika itu mau mereka maka ia akan mengabulkannya
Naruto mencoba untuk berdiri dengan berjalan dengan tertatih-tatih menuju kamarnya setelah membersihkan tubuhnya ia pun mengambil barang-barang yang sudah ia siapkan sejak lama dengan berderai air mata ia pun meninggalkan bangunan yang ia sebut sebagai rumah Yap rumah yang asing baginya, saat sampai diambang pintu salah satu maid memanggilnya kalau tidak salah namanya Amaru gadis yatim piatu yang pernah ia selamatkan
"Naruto-sama tunggu"
"Ada apa Amaru-chan?"
"Ini kunci apartemen peninggalan orang tuaku, jika nona berkenan tolong ambillah" ucap Umaru sambil membungkuk memberikan kuncinya pada Naruto
"Aku tidak bisa menerimanya bukankah ini adalah peninggalan berharga dari orang tuamu" tolak Naruto halus
"Tidak apa-apa mengingat Anda sudah banyak menolong saya anda juga pasti tidak memiliki rumah saat ini"
Skat Mat
"B..benar sih t..tapi aku bisa bekerja kok jadi kau tak perlu memberikannya ne"
"Akan lebih baik kalau Naruto-sama menerimanya, aku pun juga ingin memberi uang ini untuk nona semoga bermanfaat" ucap Yugito salah satu maid yang juga ditolong oleh Naruto
"Eh Yugito kau tak perlu memberiku uang bagaimana jika nanti kalian dilaporkan karena sudah membantuku" ucap Naruto khawatir biar bagaimanapun ancaman ayahnya bukan main-main
"Tak apa seluruh maid yang ada di rumah ini tak akan ada melaporkannya karena bagi kami semua sudah menganggap nona sebagai keluarga kami" bukan Yugito yang menjawab tapi Yuki sang kepala maid
"Yuki-san" Naruto terharu ternyata masih ada yang mempedulikannya
"Bagaimana kalau anda makan malam terlebih dahulu aku yakin tuan dan nyonya menginap malam ini"
"Minna hiks arigatou" Untuk kali ini saja Naruto merasa ingin waktu berhenti
.
.
.
.
.
"Jane Minna, arigatou""Hati-hati di jalan Naruto-sama"
Setelah taksi yang membawanya cukup jauh ia meminta supir taksi tersebut mengantarnya ke tempat dimana dia biasa melepas semua rasa sakitnya walau sudah beberapa kali ditolak oleh sang supir, tapi karena tatapan mautnya akhirnya Naruto menang
"Sudah seminggu lebih aku tidak kesini bagaimana kabarmu?" Tanyanya kepada gundukan tanah didepannya ia seperti orang gila yang sedang bicara sendiri untungnya saat ini adalah malam hari jadi ia tidak terlalu memusingkannya
"..."
"Hahaha kau tau saat ini aku bukanlah Namikaze" kali ini saja ia berharap gundukan tanah didepannya adalah orang yang disayanginya ada disini untuknya
"..."
"Aku benar-benar hiks kacau hari ini, kenapa hiks malaikat maut tidak cepat mengambil nyawaku hiks sekarang juga agar kita bersama" katanya frustasi
"..."
"Aku merindukanmu" Ucapnya terakhir kali sebelum kegelapan menyelimutinya namun sebelum itu ia melihat sekilas seseorang yang begitu mirip orang itu
'aku juga merindukanmu Nee-chan'
TBC
