Suasana siang hari terasa damai cuacanya sangat nyaman sinar matahari yang hangat tidak membakar kulit, jadi Naruto memutuskan untuk berjalan disekitar taman dan berakhir disebuah pohon besar dan dengan santainya ia bersandar di pohon tersebut dan sambil mengingat kejadian yang baru saja terjadi
Flasback
"Jika apa yang benar dikatakan Hinata, kita mungkin harus menyelidiki ini" ucap Hiashi membuat seluruh ruangan menjadi sunyi bahkan Tsunade juga ikut terdiam
"Te...tetapi!" "Tou-sama!!!" seru mereka bertiga
"Tidak apa jika apa yang benar dikatakan Hinata kita tidak harus mengeluarkan Naruto-san dan semuanya bisa diselesaikan dengan damai" Ucap Hiashi menatap Naruto, melihatnya ditatap seperti itu ia tak tahu harus apa dan malah menatapnya balik
Setelah beberapa perdebatan akhirnya Sakura dan Ino mengakuinya karena takut terkena hukuman semuanya diselesaikan hanya dengan mendengar pendapat ketua klan Hyuuga, namun mereka berempat terpaksa harus diskors
Mendengar itu akhirnya mereka semua setuju, karena masalahnya sudah selesai Naruto berdiri dan pamit, tapi sebelum itu ia berterima kasih kepada Hiashi dan Hinata. Melihatnya begitu Hinata ikut keluar dan sambil tertunduk meminta maaf pada Naruto
"Gomennassai Naruto-san seharusnya kau tidak perlu dihukum juga"
"Tidak apa aku juga berterima kasih pada Hyuuga-san karena sudah menolong seorang pembunuh sepertiku" ucap Naruto sambil tersenyum
"T..tapi" Hinata ingin menyanggah perkataan Naruto, namun suaranya tak kunjung keluar seolah ada sebuah kutukan yang melarangnya 'Naruto-san bukan seorang pembunuh' lanjutnya
Melihatnya seperti ingin menyanggah perkataanya, Naruto teringat dengan apa yang pernah ia lakukan untuk menenangkan Hinata. Ia pun mulai mendekat kearah Hinata yang masih tertunduk tidak menyadarinya. Ia pun mengangkat tangannya dan
Puk
Ia menepuk kepalanya dengan lembut. Lalu berkata dengan nada yang dulu ia gunakan"Yosh...yosh Hina-chan gadis baik, aku baik-baik saja jadi jangan menangis ne" sambil tersenyum ia mengusap kepala Hinata seperti seorang yang kakak yang menenangkan adiknya. Sesudah melakukan itu Naruto langsung berbalik lalu pergi karena Hinata mulai memandangnya dengan mata yang tidak percaya, saat ia sadar Naruto mulai menghilang dari pandangannya. Sambil memegang kepalanya yang masih hangat hinata "Naru-nee chan?" tanyanya dalam kesunyian
End
"1 minggu ya...tidak buruk" katanya malas, memandang langit yang bersih tanpa awan. Akan tetapi, anehnya tidak panas melainkan terasa hangat seolah ingin menghiburnya. Ia tersenyum sambil mengucapkan terima kasih pada langit seolah menjawab ucapan terima kasihnya semilir angin sejuk berhembus melewati rambut pirangnya yang ia biarkan tergerai berlambai-lambai.
"Sekarang aku tahu mengapa Mi-chan suka sekali tertidur" gumamnya sambil mencari posisi nyaman, setelah mendapatkannya ia merilekskan tubuhnya. Perlahan-lahan perasaan nyaman ini mulai menenggelamkannya membuat matanya terasa berat menguap kecil Naruto mulai lambat laun menutup matanya dengan terakhir meregangkan tubuhnya. Lalu, mulai tertidur dengan nyenyaknya
.
.
.
.
.
2 jam telah berlalu dan Naruto mulai membuka matanya yang terkena sinar matahari yang menembus pohon yang dinaunginya, menggeliat seperti seekor kucing malas ia mulai berdiri dan menuju kearah belakang pohon dimana seseorang yang mengikutinya sedari tadi tertidur lelap. Terpampang gambaran wajah pria dewasa yang sudah matang untuk usia pernikahan, nampak sangat lelah sepertinya ia di perintahkan mengawasinya, namun karena kebosanan ia pun juga ikut tertidur...
Tak
"Ittai"
Setelah Naruto menyentilnya pria itu pun bangun dan memandang Naruto dengan pandangan bingung, lalu diganti amarah. Seolah tidak peduli Naruto berdiri sambil memandang datar